Selasa, 09 Februari 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TONSILITIS



BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Masalah  kesehatan  dari  penyakit  pada  tonsil  dan  adenoid  termasuk penyakit yang paling banyak ditemukan pada populasiumum. Keluhan seperti nyeri tenggorokan, infeksi saluran pernapasan bagian atas yang sering disertai dengan masalah pada telinga, adalah jumlah terbesardari pasien  yang dating berkunjung ke pelayanan kesehatan terutama anak-anak. Keluhan-keluhan  infeksi  saluran  pernafasan  atas,  sakit  tenggorok  dan penyakit-penyakit  telinga  dapat  disebabkan  oleh  karena  gangguan  dari  tonsil dan  adenoid.  Cincin  Waldeyer  yang  tersusun  dari  jaringan  limfoid  berperan sebagai  daya  pertahanan  lokal  dan  surveilen  imun.  Seperti  halnya  jaringan limfoid  lain,  jaringan  limfoid  pada  cincin  Waldeyer menjadi  hipertrofi  pada masa kanak-kanak. Pada umur 5 tahun, anak mulai sekolah dan menjadi lebih terbuka kesempatan untuk mendapat infeksi dari anakyang lain. Lokasi  tonsil  pada  saluran  pernafasan  dan  pencernaan  menyebabkan  ia tidak  jarang  terkena  infeksi/menjadi  sarang  (fokal) infeksi,  serta  bisa  juga membesar  dan  mengganggu  proses  menelan/pernafasan,  sehingga  tonsilitis kronis  tanpa  diragukan  merupakan  penyakit  yang  paling  sering  dari  semua penyakit tenggorokan yang berulang. Radang  kronis  yang  terjadi  pada  tonsil  ini  dapat  menimbulkan komplikasi-komplikasi baik komplikasi ke daerah sekitar atau pun komplikasi jauh. Pengobatan pasti untuk tonsilitis kronis adalah pembedahan pengangkatan tonsil.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI
Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. Radang tonsil pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis. ( Ngastiyah,1997 )
Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ). Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu : tonsil faringeal ( adenoid ), tonsil palatina ( tosil faucial), tonsil lingual ( tosil pangkal lidah ), tonsil tuba Eustachius ( lateral band dinding faring /Gerlach’s tonsil ) ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk, 2007 ).
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer,2000).
Kesimpulan kami berdasarakan beberapa pengertian diatas, tonsilitis merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan karena bakteri atau virus,prosesnya bisa akut atau kronis.
Tonsilektomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan mengambil atau mengangkat tonsil untuk mencegah infeksi selanjutnya ( Shelov, 2004 ).


B.       ANATOMI FISIOLOGIS
Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Tonsil terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Ia juga bagian dari struktur yang disebut Ring of Waldeyer ( cincin waldeyer ). Kedua
tonsil terdiri juga atas jaringan limfe, letaknya di antara lengkung langit-langit dan mendapat persediaan limfosit yang melimpah di dalam cairan yang ada pada permukaan dalam sel-sel tonsil.









Tonsil terdiri atas:
1.      Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan terletak di belakang koana
2.      Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
3.      Tonsil linguais, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan. Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu gangguan Telinga Hidung & Tenggorokan ( THT ). Kuman yang dimakan oleh imunitas seluler tonsil dan adenoid terkadang tidak mati dan tetap bersarang disana serta menyebabkan infeksi amandel yang kronis dan berulang (Tonsilitis kronis). Infeksi yang berulang ini akan menyebabkan tonsil dan adenoid bekerja terus dengan memproduksi sel-sel imun yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan membesar dengan cepat melebihi ukuran yang normal. (Pearce,2006 ; Syaifuddin, 2006)


C.    ETIOLOGI
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini yaitu :
1.       Streptokokus Beta Hemolitikus
2.       Streptokokus Viridans
3.       Streptokokus Piogenes
4.       Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah ( droplet infections )

D.    PATOFISIOLOGI
Bakteri dan virus masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia.











E.     PATHWAYS


 

























F.     MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala tonsilitis akut adalah :
1.      nyeri tenggorok
2.      nyeri telan
3.      sulit menelan
4.      demam
5.      mual
6.      anoreksia
7.      kelenjar limfa leher membengkak
8.      faring hiperemis
9.      edema faring
10.  pembesaran tonsil
11.  tonsil hiperemia
12.  mulut berbau
13.  otalgia ( sakit di telinga )
14.  malaise

G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1.       Leukosit : terjadi peningkatan
2.       Hemoglobin : terjadi penurunan
3.       Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

H.    KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani dengan baik adalah :
1.       tonsilitis kronis
2.       otitis media


I.       PENATALAKSANAAN
Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah :
1.       penatalaksanaan medis
·          antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin, eritromisin dll
·          antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
·          analgesik
2.       penatalaksanaan keperawatan
·          kompres dengan air hangat
·          istirahat yang cukup
·          pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
·          kumur dengan air hangat
·          pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien























ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN TONSILITIS
A.      PENGKAJIAN
1.    Identitas Pasien
2.    keluhan utama : sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll
3.    riwayat penyakit sekarang :
4.    riwayat kesehatan lalu
5.    pengkajian umum
6.    pernafasan
7.    nutrisi
8.    aktifitas / istirahat
9.    keamanan / kenyamanan

B.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada tonsilitis akut adalah :
            Diagnosa aktual
a.       nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
b.      hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil
Diagnosa resiko
c.       resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya anoreksia
Diagnosa potensial
d.      intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan







DAFTAR PUSTAKA

1.      Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.

2.      Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999

3.      Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001

4.      R. Sjamsuhidajat &Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta : EGC ; 1997

Tidak ada komentar:

Posting Komentar