Senin, 08 Februari 2016

Makalah kebutuhan dasar manusia



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif.
1.2    Masalah
1.      Mahasiswa belum mengetahui tentang pengertian konsep psikososial.
2.      Mahasiswa belum mengetahui pengertian konsep diri.
3.      Mahasiswa belum mengetahui komponen konsep diri.
4.      Mahasiswa belum memahami tahap perkembangan konsep diri.
5.      Mahasiswa belum mengetahui faktor yang mempengaruhi konsep diri.



5

1.3    Tujuan
1.3.1     Tujuan Umum
Dengan memberikan materi ini diharapkan mahasiswa dapat memahami serta dapat menerapkan tentang konsep psikososial.
1.3.2        Tujuan  Khusus
Setelah memberikan materi tentang konsep psikososial diharapkan mahasiswa dapat :
a.       Memahami dan mengerti tentang konsep psikososial
b.      Memahami dan mengerti pengertian konsep diri
c.       Mengetahui dan memahami komponen konsep diri
d.      Memahami tahap perkembangan  konsep diri
e.        Memahami dan mengetahui faktor-faktor konsep diri
1.4    Metode
Pengambilan bahan materi ini menggunakan metode studi pustaka dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan dengan konsep psikososial dan dengan mencari melalui internet.




6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsep Psikososial
Pengertian konsep psikososial (self-concept) adalah bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang tidak didapat sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai hasil dari pengalaman seseorang terhadap dirinya. Secara umum konsep psikososial adalah semua tanda, keyakinan dan pendirian yang merupakan suatu pengetahuan individu tentang dirinya yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain termasuk karakteristik, kemampuan, nilai, ide, dan tujuan.
2.2   Status Emosi
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966) Merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, control dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapt berupa perasaan atau prilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti.
Kebutuhan interpersonal akan inklusi, control dan afeksi kadang saling tumpang tindih dan berkesinambungan. 


7
Kebutuhan akan inklusi :
Merupakan kebutuhan untuk menetapkan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang. Dalam lingkungan perawatan kesehatan, kebutuhan inklusi dapat dipenuhi dengan memberi informasi dan menjawab semua pertanyaan, menjelaskan tanggung jawab perawat dalm memberi perawatan dan mengenali kebutuhan serta kesukaan pasien.

    Kebutuhan akan kontrol :
Berhubungan dengan kebutuhan untuk menentukan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang lain dengan memperhatikan kekuasaan, pembuatan keputusan dan otoritas. Contoh: Saat orang melepaskan tanggung jawab pribadinya dan menjadi pasien yang sangat terikat dan tidak berdaya yang selalu meminta petunjuk dari semua orang mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dibalik prilaku itu tersembunyi ansietas, bermusuhan dan kurang percaya terhadap orang lain  atau diri sendiri. Intervensi keperawatan yang membantu pasien menerima tanggung jawab untum membuat keputusan mengenai perawatan pasien yang menunjang pemulihan Kontrol.




8
Kebutuhan Afeksi :
Seseorang membangun hubungan saling memberi dan saling menerima  berdasarkan saling menyukai. Afeksi diungkapkan dengan kata-kata cinta, suka, akrab secara emosional, pribadi, sahabat, dan intimasi.

Rentang Respon Emosional
Respons Adaptif : mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan.

Respons Maladaptif : mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kepekaan emosional
Reaksi berduka takterkomplikasi
Supresi emosi
Penundaan reaksi berduka
Depresi/mania
  
Pengertian:
a.       Kepekaan emosional
 Kepekaan emosional adalah Respons emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan eksternal sesorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaannya sendiri.

9
b.      Reaksi berduka takterkomplikasi
Terjadi sebagai respons terhadap kehilangan dan tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilngan yang nyata serta terbenam dalam proses berdukanya.
c.       Supresi emosi
Mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan sendiri, pelepasan dari keterikatandengan emosi atau penalaran terhadap semua aspek dari dunia afektif seseorang.
d.      Penundaan reaksi berkabung
Ketidakadaan yang persisten respons emosional terhadap kehilangan . ini dapat terjadi pada awal proses berkabung dan menjadi nyata pada kemunduran proses, mulai terjadi atau keduanya. Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun.
e.       Depresi atau melankolia
Suatu kesedihan atau perasaan berduka berkepanjangan. Dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi, penyakit atau klinik.
f.       Mania
Ditandai dengan elevasi alam perasaan berkepanjangan dan mudah tersinggung.

10
2.3 Konsep Diri

Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan, dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi melalui mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.

Pembentukan konsep diri ini sangat tergantung dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan lingkungannya.

            Konsep diri merupakan semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan memengaruhi hubungannya dengan orang lain(Stuart & Sundeen, 1998). Dengan kata lain, konsep diri merupakan suatu gagasan kompleks yang memengaruhi:
  • Cara seseorang dalam berpikir, berbicara, dan bertindak.
  • Cara seseorang dalam memandang dan memperlakukan orang lain.
  • Pilihan yang harus diambil seseorang.
  • Kemampuan untuk memberi dan menerima cinta.
  • Kemampuan untuk bertindak dan mengubah sesuatu.


2.4  Pembentukan Konsep Diri

Konsep diri tidak muncul dengan sendirinya, melainkan terbentuk sebagai hasil dari interaksi kita bersama orang lain. Menurut Erikson(1963), ada delapan tahap perkembangan yang harus dijalani individu di sepanjang hidupnya. Keberhasilan seseorang dalam menjalani tugas perkembangan tersebut akan sangat menentukan perkembangan konsep dirinya. Secara umum, ada tiga tahapan pada perkembangan konsep diri seseorang, yakni:
  • Bayi belajar bahwa diri mereka, secara fisik, terpisah dan berbeda dari lingkungan sekitar
  • Anak menginternalisasikan sikap-sikap yang ditunjukan orang lain ke dalam dirnya.
  • Anak dan dewasa menginternalisasikan sandar-standar yang ada di masyarakat.






11

2.5  Komponen Konsep Diri

2.4.1 Citra Tubuh
Citra tubuh adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.
2.4.2 Ideal Diri
Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar perilaku.Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.
2.4.3 Harga Diri
Harga diri adalah penilaian terhadap hasil pencaian yang dicapai dengan menganalisis sejauh mana perilaku yang sesuai dengan ideal diri. Jika individu selau sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan cenderung harga dirinya rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
2.4.4  Peran Diri
Peran diri adalah pola, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan fungsinya di dalam masyarakat.
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola sikap, perilaku, nilai, dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
2.4.5  Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Identitas diri adalah penilaian individu tentang dirinya sebagai suatu kesatuan yang utuh.
12
2.6   Tahap Perkembangan Konsep Diri
Menurut teori psikososial, perkembangan konsep diri dapat dibagi ke dalam beberapa tahap, yaitu :
1-2  Tahun
  • menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain.
  • Membedakan dirinya dari lingkungan
2-3 tahun
  • Mulai menyatakan apa yang disukai dan yang tidak disukai.
  • Menigkatnya kemandirian dalam berpikir dan bertindak.
  • Menghargai penampilan dan fungsi tubuh.
  • Mengembangkan diri dengan mencontoh orang yang dikagumi, meniru dan bersosialisasi.
3-6 tahun
  • Memiliki inisiatif.
  • Mengenali jenis kelamin
  • Meningkatnya kesadaran diri
  • Meningkatnya keterampilan bahasa, termasuk pengenalan akan perasaan seprti senang, kecewa, dan sebagainya
  • Sensitive terhadap umpan balik dari keluarga
6-12 tahun
  • Menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan guru, keluarga tidak lagi dominan
  • Meningkatnya harga diri dengan penguasaan keterampilan baru
  • Menguatnya identitas seksual
  • Menyadari kekuatan dan kelemahan


13
12-20 tahun
  • Menerima perubahan tubuh/dewasa
  • Belajar tentang sikap, nilai dan keyakinan; menentukan tujuan masa depan
  • Merasa positif atas berkembangnya konsep diri
  • Berinteraksi  dengan orang-orang yang menurutnya menarik secara seksual atau intelektual                                                                                                                                          
20-40 tahun
  • Memiliki hubungan yang intim dengan keluarga dan orang-orang lain
  • Memiliki perasaan yang stabil dan positif mengenai diri
  • Mengalami keberhasilan transisi peran dan meningkatnya tanggung jawab
40-60 tahun
  • Dapat menerima perubahan penampilan dan ketahanan fisik
  • Mengevaluasi ulang tujuan hidup
  • Merasa nyaman dengan proses penuaan.
Di atas 60 tahun
  • Merasa positif mengenai hidup dan makna kehidupan
  • Berkeinginan untuk meninggalkan warisan bagi generasi berikutnya

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

2.6.1. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik adalah segala sarana yang dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan lingkungan psikologis adalah segala lingkungan yang dapat menunjang kenyamanan dan perbaikan kejiwaan yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri.






14

2.6.2  Pengalaman masa lalu
Adanya umpan balik dari orang-orang penting, situasi stressor sebelumnya, penghargaan diri dan pengalaman sukses atau gagal, sebelumnya pengalaman penting dalam hidup atau factor yang berkaitan dengan masalah stressor, usia, sakit yang di derita. atau trauma semuanya dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri.

2.6.3 Tingkat Tumbuh Kembang
Adanya dukungan mental yang cukup akan membentuk konsep diri yang cukup baik. Sebaliknya, kegagalan selama masa tumbuh kembang akan membentuk konsep diri yang kurang memadai .



Faktor lain yang mempengaruhi konsep diri

1. Tingkat perkembangan dan kematangan
 Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.
2. Budaya
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
3. Sumber eksternal dan internal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya adanya dukungan dari masyarakat dan ekonominya kuat.






15
4. Pengalaman sukses dan gagal
Adanya kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.
5. Stesor
Stesor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diridan kecemasan.
6. Usia, keadaan sakit dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya.


2.8 Karakteristik Kepribadian yang Sehat

1. Citra tubuh positf dan akurat
Kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk persepsi saat ini dan masa lalu.
2. Ideal dan realitas
Individu mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai.
3. Konsep diri yang positif
Konsep diri yang positif menunjukkan bahwa individu akan sesuai dalam hidupnya.
4. Harga diri tinggi
Seseorang yang mempunyai harga diri yang tinggi. Ia memandang dirinya sama dengan orang lain.
16
5. Kepuasan penampilan peran
Individu yang mempunyai kepribadian sehat akan dapat berhubungan dengan orang lain secara intim dan mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai da terbuka pada orang lain serta membina hubungan interdependen.
6. Identitas jelas
Individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah kehidupan dalam mencapai tujuan.

2.9 Konsep Harga Diri Rendah
2.9.1 Definisi Konsep harga diri rendah
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjanganakibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.

2.9.2 Tanda-tanda harga diri rendah
a. mengkritik diri sendiri
b. perasaan tidak mampu
c. pandangan hidup yang pesimis
d. penurunan produktifitas
e. penolakan terhadap kemampuan diri

2.9.3 karakteristik konsep diri rendah
  1. Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu
  2. Tidak mau berkaca
  3. Menghindari diskusi tentang topik dirinya
  4. Menonlak rehabilitasi
  5. Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat
  6. Mengingkari perubahan pada dirinya
  7. Peningkatan ketergantungan pada orang lain
  8. Tanda dari keresahan seperti marah, keputusaan dan menangis
  9. Menolak berpartisipasi dalam perawatan dirinya
  10. Tingkah laku yang merusak seperti penggunaan obat-obatan dan alkohol
  11. Menghindari kontak sosial
  12. Kurang bertanggung jawab



2.9.4 Tindakan keperawatan harga diri rendah
a.       Membina hubungan saling percaya perawat dan klien
·         Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
·         Perkenalan diri dengan sopan
·         Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan klien
·         Jelaskan tujuan pertemuan
·         Jujur dan menepati janji
·         Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
·         Beri perhatian kebutuhan dasar klien

b.      Klien dapat mengidentifikasi aspek yang dimiliki klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
·         Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
·         Setiap bertemu klien hindarkan dari nilai negative
·         Utamakan member pujian yang baik

c.       Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
d.      Klien dapat menetapkan rencana sesuai kemampuan yang dimiliki
e.       Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi  sakit dan kemampuannya
f.       Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada

2.9.5 strategi pelaksanaan komunikasi klien dengan harga diri rendah
a.       Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b.      Melatih klien
2.10 Faktor Resiko Gamgguan Konsep Diri

1. Gangguan Identitas Diri
  • Perubahan perkembangan
  • Trauma
  • Jenis kelamin yang tidak sesuai
  • Budaya yang tidak sesuai

17

2. Gangguan Citra tubuh
  • Hilangnya bagian tubuh
  • Perubahan perkembangn
  • Kecacatan
3. Gangguan Harga Diri
  • Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
  • Kegagalan perkembangan
  • Kegagalan mencapai tujuan hidup
  • Kegagalan dalam mengikuti aturan moral
4. Gangguan Peran
  • Kehilangan peran
  • Peran ganda
  • Konflik peran
  • Ketidakmampuan menampilkan peran










18

BAB III
PENUTUPAN

  1. KESIMPULAN
Dari hasil pembelajaran yang kita pelajari maka kita dapat mengetahui pengertian dari:
Konsep psikososial adalah bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang tidak didapat sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai hasil dari pengalaman seseorang terhadap dirinya.
Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan, dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi melalui mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.
  1. SARAN
Dalam pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui tentang definisi, tujuan, faktor, dan tahap perkembangan konsep diri.







19
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. A. H, Kebutuhan Dasar Manusia, salemba medika ; 2007
Wahit Iqbal Mubarak, SKM, Kebutuhan Dasar Manusia : 2007
Ns. Nurul Chayatin, S.Kep, Kebutuhan Dasar Manusia : 2007
http://keperawatan-agung.blogspot.com(19 oktober 2011. Pukul 20.43 Wib)














20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar