Senin, 08 Februari 2016

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) DHF (Dengue Haemorraghic Fever)



PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering disebut sebagai demam berdarah.
Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit (terutama sering dijumpai pada anak) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama demam,nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti ; bintik merah pada kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara Tropis dan Subtropis.
Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara konvensional sudah berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis.

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan Asuhan Keperawatan Pada Klien An . ” N ” Dengan Gangguan SistemImunitas Kasus Demam Berdarah Dengue Di Instalasi Rawat Inap Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang?.


1.3      TUJUAN PENULISAN
1.3.1        Tujuan Umum
      Untuk mengembangkan dan membuat proses keperawatan yang telah didapat dari teori dan praktik secara tepat, akurat dan komprehensif dalam menanggulangi masalah-masalah yang ada dan dapat mengungkapkan pola pikir serta wawasan secara ilmiah dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
1.3.2        Tujuan Khusus
1.3.2.1  Dapat mengkaji, menganalisis pada klien Demam Berdarah Dengue
1.3.2.2  Dapat merumuskan, menentukan prioritas diagnose keperawatan pada klien Demam Berdarah Dengue
1.3.2.3  Dapat menentukan rencana tindakan pada klien Demam Berdarah Dengue
1.3.2.4  Dapat menerapkan apa yang telah disusun dalam bentuk pelaksanaan tindakan keperawatan
1.3.2.5  Dapat mengevaluasi proses keperawatan yang telah ditentukan






1.2. MANFAAT
1.4.1 Untuk Mahasiswa
      Untuk memenuhi persyaratan materi konsep medical bedah, dan selain itu untuk melaksanakan teori yang didapat selama mengikuti pendidikan keperawatan dan mengaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus Demam Berdarah Dengue
1.4.2 Untuk Rumah Sakit
      Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus Demam Berdarah Dengue
1.4.3 Untuk Perawat
      Merupakan umpan balik terhadap penerapan teori secara terpadu oleh mahasiswa yang diperoleh dari proses belajar di kelas dengan kasus nyata yang ditemui dalam pemberian asuhan keperawatan, sehingga diharapkan berguna untuk perbaikan dan meningkatkan mutu pendidikan.










BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Dengue
A. Definisi
                                                                

Demam  dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk aides aegypti dan aides albopictus. (Soegijanto, 2006 )
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, nyeri pada penggerakan bola mata, trombositopenia ringan dan bintik-bintik pendarahan (petekie) spontan. (Hendrawanto, 2004 )
Penyakit demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Dikenal bermacam-macam jenis virus penyebab penyakit demam berdarah, tetapi di Indonesia hanya terdapat 2 jenis virus penyebab demam berdarah yaitu virus dengue dan virus chikungunya. Diantara kedua jenis virus yang terdapat di negeri kita, virus dengue merupakan penyebab terpenting dari demam berdarah. Oleh karena itu, penyakit demam berdarah yang kita kenal tepatnya bernama demam berdarah dengue, sesuai dengan nama virus penyebabnya.Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk dan ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri pada tungkai,danruam(Brooker,2001)
Demam dengue/dengue fever adalah penyakit yang terutama pada anak, remaja, atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot, atau sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenophati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakkan bola mata, rasa menyecap yang terganggu, trombositopenia ringan, dan bintik-bintik perdarahan (ptekie) spontan(Noer,dkk, 1999).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti(Suriadi&Yuliani,2001).

B.       Etiologi
Virus dengue tergolong dalam family / suku / grup flaviviridae dan dikenal ada empat serotipe.
Dengue I dan H ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke-II, sedangkan dengue III dan IV ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat sensitif terhadap inaktivasi oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70°C.
Keempat serotipe telah ditemukan pada pasien-pasien di Indonesia. Dengue III merupakan serotipe yang banyak beredar. (Hendrawanto, 2004: 417)




C.    Patoflow

                                




Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya
perembesan plasma keruang ekstraseluler
Virus dengue masuk kedalam tubuh
Sehingga mengakibatkan demama, nyeri otot, mual, pegal seluruh badan,
di tenggorokan tinbul keram dan mungkin terjadi perembesan limfa
Demam Berdarah Dengue

D.    Tanda dan Gejala
Gejala klinis utama pada Demam Berdarah Dengue adalah demam dan manifestasi pendarahan baik yang timbul secara spontan maupun uji torniquet. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue berdasarkan pembagian derajat.
-          Derajat I
Demam dan uji torniquet
-          Derajat II
Demam pendarahan spontan, pada umumnya dikulit atau pendarahan lainnya.
-          Derajat III
Demam, pendarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai ekstremitas dingin dan anak gelisah.
-          Derajat IV
Demam, pendarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah tak terukur). (Soegianto, 2006: 85-87)

E.     Standar Laboratorium
a.       Haemoglobin   : 12-16 g %
b.      Leukosit          : 5-10 ribu
c.       Diffount :
- Eosinofil            : 1-3%
- Basofil   : 0-1%
- Segment            : 50-70%
- Limfosit : 20-40%
- Monosit : 2-8%
d.      Trombosit        : 200-400 Ribu
Hematokrit      : 37-48%
F.     Penatalaksanaan Medis
Berdasarkan kenyataan di masyarakat penatalaksanaan kasus Demam berdarah dengue dibagi sebagai berikut:
1.      Kasus Demam Berdarah Dengue  yang memungkinkan untuk berobat jalan
2.      Kasus Demam Berdarah Dengue yang dianjurkan rawat tinggal
a.       Kasus Demam Berdarah Dengue derajat I dan II
b.      Kasus Demam Berdarah Dengue derajat III dan IV
c.       Kasus Demam Berdarah Dengue dengan penyulit

1.      Kasus Demam Berdarah Dengue yang diperkenankan berobat jalan
Bila penderita hanya menyeluh panas, tetapi keinginan makan dan minum masih baik. Untuk mengatasi panas tinggi yang mendadak diperkenankan memberikan obat panas paracetamol 10-15 mg/kgBB setiap 3-4 jam diulang jika simkom panas masih nyata diatas 38,5 0C.

2.      Kasus Demam Berdarah Dengue yang dianjurkan rawat tinggal
a.    Kasus Demam Berdarah Dengue derajat I dan II
Pada hari ke 3, 4 dan 5 panas dianjurkan rawat inap karena penderita ini mempunyai risiko terjadinya syok. Untuk mengantisipasi kejadian syok tersebut, penderita ini disarankan di infus cairan kristaloid dengan tetesan berdasarkan 7, 5, 3. pada saat fase panas penderita dianjurkan banyak minum air buah atau oralit yang biasa di pakai untuk diare.
b.   Kasus Demam Berdarah Dengue derajat III dan IV
“Dengue Shock Syndrome” (Sindrom renjatan dengue) termasuk kasus kegawatan yang membutuhkan penanganan secara cepat dan perlu memperoleh cairan pengganti secara cepat. Biasanya dijumpai kelainan asam basa dan elektrolit (hiponatremi). Penggantian yang cepat plasma yang hilang digunakan larutan garam isotonik (ringer laktat, 5 % dektrose dalam larutan ringer laktat atau 5 % dektrose dalam larutan ringer asetat dan larutan normal garam faali) dengan jumlah 10-20 ml/kg/ 1 jam
c.    Kasus Demam Berdarah Dengue dengan penyulit
Misalnya terdapat kelainan ginjal
Dalam keadaan syok, harus yakin benar bahwa penggantian volume intravaskuler telah benar-benar terpenuhi dengan baik. Apabila diuresis belum mencukupi 2 ml/kgBB/jam. Sedangkan cairan yang diberikan sudah sudah sesuai kebutuhan, maka selanjutnya furasemid 1 mg/kgBB dapat diberikan. Pemantauan tetap dilakukan untuk jumlah diuresis, kadar ureum, dan kreatinin. Tetapi apabila diuresis tetap belum mencukupi, pada umumnya syok juga belum dapat dikoreksi dengan baik, maka pemasangan central venous pressure (CVP) perlu dilakukan untuk pedoman pemberian cairan selajutnya (Airlangga, 2006).

G.    Cara-cara Pencegahan dan Pengobatan
1.      Cara Pencegahan
Penyakit Demam Berdarah Dengue dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti) dengan cara PSN (pemberantasan sarang nyamuk). Upaya ini merupakan cara yang paling mudah, murah, ampuh, terbaik dan dapat dilakukan oleh masyarakat dengan cara sebagai berikut :
·         Membersihkan atau menguras tempat penyimpanan air seperti : bak mandi, drum, vas bunga, tempat minum burung, perangkat semut, dan lain-lain sekurang-kurangnya satu minggu sekali.
Tutuplah tempat penampungan air dengan rapat, agar supaya nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak di tempat itu.
·         Kuburlah atau buang pada tempatnya barang-barang bekas seperti : kaleng bekas, ban bekas, botol-botol pecah dan barang yang lainnya yang dapat menampung air hujan agar tidakmenjadi tempat berkembang biak nyamuk.
·         Tutuplah lubang-lubang pada pagar yang terbuat dari bambu dengan tanah atau adukan semen.
·         Lipatlah kain atau pakaian yang bergelantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap di situ.
·         Untuk tempat-tempat yang tidak mungkin atau sulit untuk dibersihkan dan dikuras, taburkanlah bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut yang fungsinya untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
·         Penyemprotan menggunakan zat kimia

2.      Cara-cara Pengobatan
Pengobatan penderita penyakit Demam Berdarah Dengue dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.    Untuk mengantisipasi demam dapat diberikan Paracetamol.
b.    Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter – 2 liter dalam 24 jam seperti : air teh, gula sirup, jus buah-buahan atau susu.
c.    Sebagai pertolongan pertama dapat diberi Oralit (garam elektrolit) kalau perlu 1 sendok makan tiap 3-5 menit.
d.   Apabila kadar hemotokrit turun sampai 40% muka harus diinfus Nacl atau ringer.
e.    Antibiotik boleh diberikan apabila terjadi infeksi sekunder.
f.     Pada saat penderita syok atau pingsan maka boleh diberikan oksigen.
g.    Transfusi darah boleh diberikan apabila penderita mengalami pendarahan yang signifikan.
h.    Penggantian cairan tubuh.
Hal yang perlu diperhatikan saat pemberian cairan pengganti tubuh atau infus, harus diawasi selama 24 jam sampai dengan ditandai jumlah urine cukup, denyut nadi yang kuat dan tekanan darah membaik. Apabila pemberian cairan intravena diteruskan setelah ada tanda-tanda tersebut maka akan terjadi over hidrasi yaitu dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah cairan dalam pembuluh darah, edema paru-paru dan gagal jantung.

H.   Pemeriksaan penunjang
 a.     Darah
 1)   Trombosit menurun.
2)   HB meningkat lebih 20 %.
3)   HT meningkat lebih 20 %.
4)   Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3.
5)   Protein darah rendah.
6)   Ureum PH bisa meningkat.
7)   NA dan CL rendah.
b.   Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
1)   Rontgen thorax : Efusi pleura.
2)   Uji test tourniket (+)


2.2         ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
1. pengkajian
  Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam melakukan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan klien tersebut. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu menentukan status kesehatan dan pola pertahanan klien serta memudahkan dalam perumusan diagnosa keperawatan. ( Doenges : 2000 ).
Tahap pengkajian adalah sebagai berikut :
a.       Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan informasi tentang kekuatan dan kelemahan klien dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik melalui keluarga, orang terdekat, masyarakat, maupun rekam medic.
b.      Identitas klien dan keluarga, terdiri dari :
1)      Nama klien, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, agama.
2)      Nama ayah, umur, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.
3)      Nama ibu, umur, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.
4)      Tanggal anak masuk rumah sakit, diagnose medis, dan segala sumber informasi yang diperoleh.
c.       Keluhan utama, yaitu alas an yang paling menonjol pada pasien dengan DHF untuk datang ke rumah sakit
d.      Riwayat kesehatan
1)      Riwayat penyakit sekarang
Ditemukan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dengan kesadaran kompos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan keadaan anak semakin lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, serta adanya manifestasi pendarahan pada kulit
2)      Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita klien, apa pernah mengalami serangan ulang DHF.
3)      Pemeriksaan fisik, terdiri dari :
Inspeksi, adalah pengamatan secara seksama terhadap status kesehatan klien ( inspeksi adanya lesi pada kulit ). Perkusi, adalah pemeriksaan fisik dengan jalan mengetukkan jari tengah ke jari tengah lainnya untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu organ tubuh. Palpasi, adalah jenis pemeriksaan fisik dengan meraba klien. Auskultasi, adalah dengan cara mendengarkan menggunakan stetoskop ( auskultasi dinding abdomen untuk mengetahu bising usus )
e.       Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindari
f.       Riwayat gizi
Status gii anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
g.      Pola kebiasaan
1)      Nutrisi dan metabolism : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang, dan nafsu makan menurun.
2)      Eliminasi alvi ( buang air besar ). Kadang-kadang anak mengalami diare/konstipasi. Sementara DHF pada grade III-IV bisa terjadi melena.
3)      Eliminasi urine perlu dikaji apakah sering buang air kecil, sedikit/banyak, sakit/tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria
4)      Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.
5)      Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk.
h.      Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah klien DHF akan dijumpai :
1)      Hb dan PCV meningkat ( ≥20%)
2)      Trambositopenia (≤100.000/ml)
3)      Leukopenia
4)      Ig.D. dengue positif
5)      Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hipokloremia, dan hiponatremia.
6)      Urium dan Ph darah mungkin meningkat
7)      Asidosis metabolic : Pco2<35-40 mmHg
8)      SGOT/SGPT mungkin meningkat

  Dengan menggunakan DDST 0-6 tahun meliputi :
-  Motorik kasar, aspek yang berhubungan dengan pergerakan       dan sikap tubuh.
-  Motorik halus, aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memiliki koordinasi yang cermat.
- Bahasa, kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
- Personal sosial, aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya


2.  Diagnosa keperawatan.
a.      Hipertermia berhubungan   dengan proses penyakit infeksi virus dengue
b       Nyeri berhubungan dengan proses patologi penyakit.
c.       Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas   dinding plasma, evaforasi, intake tidak adekuat
d.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake cairan dan anoreksia.
e.      Risiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
f.     Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet dan perawatan pasien demam hemoragik fever berhubungan dengan   kurangnya informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar