Senin, 08 Februari 2016

konsep Nyeri dan Radang dalam ILmu Patologi



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.       Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.      Nyeri ......................................................................................................... 2
B.       Pengertian Radang....................................................................................7
BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 16









KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Patofisiologi tentang Nyeri dan Demam.
Makalah ini kami susun untuk mengetahui Nyeri dan Demam. Makalah ini juga kami susun untuk melengkapi tugas Patofisiologi. STIKes Muhammadiyah Palembang tahun Akademik 2014/2015
Dalam makalah ini, kami mendapat bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak yang tidak biasa kami sebutkan satu persatu. Atas bantuan dan dukungan kami ucapkan terima kasih kepada
·         dr.Santi Mismeriyanti
·         Aristoteles,M.Kes
·         Teman-teman maupun pihak lain yang telah memberikan bantuan, dorongan secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga dukungan dan bimbingan semua mendapat balasan yang berlipat ganda, serta makalah ini bermanfaat. Tak ada gading yang tak retak. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini lebih sempurna.

Palembang,   19 Mei 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau kondisi ari bagian tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan menganalisis jaringan,struktur atau organ sedangkan ahli patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologi tubuh dalam dunia kedokteran, patologi termasuk disiplin ilmu pre-klinis.
B.       Tujuan
-          Makalah ini dibuat untuk mengetahui tentang nyeri dan radang dan penyebabnya serta bagaimana cara penangananya .











BAB II
PEMBAHASAN
1.Nyeri dan Peradangan
A.Pengertian nyeri
Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP),nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Kerusakan jaringan yang nyata misalnya terjadi pada  nyeri akibat luka operasi.

Sedangkan menurut Albert Schweittzer seperi dkuti oleh Zuhri;
“Nyeri merupakan suatu penderitaan yang seringkali lebih mengerikan dari kematian itu sendiri.”
Nyeri sering dilukiskan sebagai suatu keadaan yang berbahaya atau tidak berbahaya seperti sentuhan ringan, kehangatan, tekanan ringan. Nyeri akan dirasakan apabila reseptor-reseptor nyeri spesifik teraktivasi. Nyeri dapat dijelaskan secara subjektif dan objektif berdasarkan lama atau
durasi, kecepatan sensasi dan letak.

B.Sifat-sifat nyeri
Antara lain sebagai berikut;
a Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
b.Nyeri bersifat subyektif dan individual
c.Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
d.Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
e.Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
f.Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
gNyeri mengawali ketidakmampuan
h.Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal

C.Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
 Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam menghadapi klien yang mengalami nyeri. Hal ini sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi nyeri yang baik.
a.       Usia
Menurut Potter & Perry (1993) usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anakanak kesulitan untuk memahami nyeri dan beranggapan kalau apa yang dilakukan perawat dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak yang belum mempunyai kosakata yang banyak, mempunyai kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada orang tua atau perawat. Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi (Tamsuri, 2007).
 Seorang perawat harus menggunakan teknik komunikasi yang sederhana dan tepat untuk membantu anak dalam memahami dan mendeskripsikan nyeri. Sebagai contoh, pertanyaan kepada anak, “ Beritahu saya dimana sakitnya?” atau “apa yang dapat saya lakukan untuk menghilangkan sakit kamu?”. Hal-hal diatas dapat membantu mengkaji nyeri dengan tepat. Perawat dapat menunjukkan serangkaian gambar yang melukiskan deskripsi wajah yang berbeda, seperti tersenyum, mengerutkan dahi atau menangis. Anak-anak dapat menunjukkan gambar yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan mereka.
b.Jenis kelamin
              Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama. Penelitian yang dilakukan Burn, dkk. (1989) dikutip dari Potter & Perry, 1993 mempelajari kebutuhan narkotik post operative pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria.
c.Budaya
               Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri (Calvillo & Flaskerud, 1991).
Nyeri memiliki makna tersendiri pada individu dipengaruhi oleh latar belakang budayanya (Davidhizar et all, 1997, Marrie, 2002) nyeri biasanya menghasilkan respon efektif yang diekspresikan berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu tenang dan emosi (Davidhizar et all, 1997, Marrie, 2002) pasien tenang umumnya akan diam berkenaan dengan nyeri, mereka memiliki sikap dapat menahan nyeri. Sedangkan pasien yang emosional akan berekspresi secara verbal dan akan menunjukkan tingkah laku nyeri dengan merintih dan menangis (Marrie, 2002). Nilai-nilai budaya perawat dapat berbeda dengan nilai-nilai budaya pasien dari budaya lain.Harapan dan nilai-nilai budaya perawat dapat mencakup menghindari ekspresi nyeri yang berlebihan, seperti menangis atau meringis yang berlebihan. Pasien dengan latar belakang budaya yang lain bisa berekspresi secara berbeda, seperti diam seribu bahasa ketimbang mengekspresikan nyeri klien dan bukan perilaku nyeri karena perilaku berbeda dari satu pasien ke pasien lain. Mengenali nilai-nilai budaya yang memiliki seseorang dan memahami mengapa nilai-nilai ini berbeda dari nilai-nilai kebudayaan lainnya membantu untuk menghindari mengevaluasi perilaku pasien berdasarkan harapan dan nilai budaya seseorang. Perawat yang mengetahui perbedaan budaya akan mempunyai pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam mengkaji nyeri dan respon-respon perilaku terhadap nyeri juga efektif dalam menghilangkan nyeri pasien (Smeltzer& Bare, 2003).
1.      Face Pain Rating Scale
              Menurut Wong dan Baker (1998) pengukuran skala nyeri untuk anak usia pra sekolah dan sekolah, pengukuran skala nyeri menggunakan Face Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6 wajah kartun mulai dari wajah yang tersenyum untuk “tidak ada nyeri” hingga wajah yang menangis untuk “nyeri berat”.

2.      Word Grapic Rating Scale
               Menggunakan deskripsi kata untuk menggambarkan intensitas nyeri, biasanya dipakai untuk anak 4-17 tahun (Testler & Other, 1993; Van Cleve & Savendra, 1993 dikutip dari Wong & Whaleys, 1996).


         0                  1          2                    3                           4                          5
Tidak nyeri     ringan             sedang             cukup             sangat nyeri    nyeri hebat

















2.Radang
A.Pengertian Radang 
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalanterhadap infeksi dan iritasi.

B.Terminologi Terkait Radang

a.Edema 
Edema adalah cairan yang berlebihan dalam jaringan interstisial atau rongga tubuh; dapat berupa eksudat ataupun transudat.
b.Eksudat 
adalah cairan radang ekstravaskular dengan kadar protein yang tinggi dan debris    seluler; berat jenisnya di atas 1,020.
c.Eksudasi 
adalah ekstravasasi cairan, protein, dan sel-sel darah dari pembuluh darah ke dalam jaringan interstisial atau rongga tubuh.
d.Pus 
adalah nanah; eksudat radang yang purulen & banyak mengandung sel-sel neutrofil serta debris.
e.Transudat 
adalah cairan ekstravaskular dengan kadar protein yang rendah dan berat jenis di bawah 1,012; pada hakekatnya, transudat merupakan ultrafiltrat plasma darah yang terbentuk karena kenaikan tekanan cairan atau penurunan tekanan osmotik di dalam plasma.

 C.   Fungsi
a.Melokalisasi dan mengisolasi jaringan yang mengalami jejas melindungi jaringan sekitar yang sehat
b.Menetralisasi dan inaktifasi zat-zat toksis  yang dihasilkan oleh faktor humoral dan enzim
c.Merusak dan membatasi pertumbuhan mikroorganisme yang menginfeksi
d.Mempersiapkan daerah yang sakit untuk penyembuhan dan perbaikan

D.    Peran
Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi
1.      memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk meningkatkan performa makrofaga
2.      menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi
3.      mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.

E.     Macam-macam radang
     Macam-macam radang yang sering terjadi, yaitu:

1. Radang Tenggorokan
Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri di tenggorokan sehingga si penderita susah sekali saat menelan makanan. Radang tenggorokan atau faringitis akut sering diikuti dengan gejala flu seperti demam, sakit kepala, pilek, dan batuk. Disebarkan oleh virus EBV atau kuman Strep.
Pyogenes, radang tenggorokan mudah dikenali dengan memeriksakannya ke dokter THT. Jika daerah faring ditemukan peradangan dengan tanda berupa kemerahan serta terjadi pembesaran pada kelenjar limfe regional di sekitarnya, bisa dikatakan orang tersebut menderita radang tenggorokan. Pada kasus yang sudah berat, di tenggorokan akan dijumpai nanah atau eksudat.
Dalam beberapa kejadian, penyakit radang tenggorokan tidak bersifat serius. Sebagian besar penderita akan sembuh setelah tiga sampai dengan sepuluh hari tanpa terapi yang biasanya menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Memang masalah utama seorang penderita radang tenggorokan adalah rasa tidak nyaman dan tidak bisa bernapas secara wajar.
Untuk radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri streptococcal, antibiotik bisa diberikan kepada si pasien agar komplikasi seperti demam rematik bisa dihindari. Jika hal ini tidak segera ditangani, ancaman diptheria mengintai kesehatan si penderita.
Gejala-gejala seorang penderita radang tenggorokan:
a. Bengkak, berwarna merah pada tenggorokan
b. Susah berbicara, menelan, dan bernapas
c. Biasanya terjadi benjolan di sekitar leher
d. Demam tinggi
e. Sakit kepala yang luar biasa
f. Telinga pekak
Perawatan yang harus dilakukan adalah memberi si penderita dengan aspirin. Selain itu berikan air panas yang telah ditambahi satu sendok makan garam. Ini akan mengurangi rasa sakit akibat radang tenggorokan.Patutdiingat, pemberian antibiotik hanya boleh dilakukan pada penderita radang tenggorokan akibat bakteri. Obat-obatan tersebut efektif membunuh bakteri tapi tidak menghilangkan virus.Hal lain yang dapat mengurangi risiko terkena radang tenggorokan adalah tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.

2. Radang Usus Buntu
Radang usus buntu merupakan peradangan pada usus buntu, yaitu sebuah usus kecil yang berbentuk jari yang melekat pada usus besar di sebelah kanan bawah rongga perut. Usus buntu yang mengalami peradangan kadang-kadang pecah terbuka, yang menyebabkan peradangan selaput perut(peritonitis).
Peradangan selaput perut adalah peradangan yang gawat dan mendadak pada selaput yang melapisi dinding dalam rongga perut atau pada kantong yang membungkus usus. Peradangan ini terjadi kalau usus lainnya pecah atau robek.
Penyebab umum adalah adanya benda kecil atau keras (faecaliths) yang berada di appendix dan tidak bisa keluar.
Tanda-tanda appendicitis:
a. Tanda yang utama ialah keluha nyeri yang menetap pada perut dan semakin lama semakin memburuk.
b. Rasa nyeri mulai terjadi di sekitar pusar, tetapi segera nyeri tersebut berpindah kesisi kanan bawah.
c.Mungkin selera makan menghilang, muntah, sembelit atau terdapat panas yang ringan.
3.Radang Kulit
Radang kulit, dermatitis, merupakan suatu gejala pada kulit saat jaringan terinfeksi oleh bakteri atau virus.
Ada beberapa tipe radang kulit, yaitu:
a.sebhorrheic dermatitits
b.atopic dermatitis (eczema)
Kedua tipe tersebut sangat bervariasi tergantung dari penyebab dan gejala yang terjadi.
Sesungguhnya penyakit ini tidak merupakan penyakit seumur hidup. Ia hanya akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman dan mengurangi penampilan diri. Kombinasi antara perawatan kesehatan mandiri dan pengobatan medis akan menghilangkan radang kulit. 
4.Radang Sendi
sendi, osteoarthritis, adalah salah satu arthritis yang disebabkan oleh berkurangnya cartilage terutama di daerah persendian. Cartilage sendiri merupakan substansi protein yang menjadi semacam “oli” bagi tulang dan persendian. Ketika cartilage mengalami penurunan dalam jumlah, selanjutnya struktur tulang akan tergerus.
Penyakit ini sering menyerang mereka yang sudah berusia lanjut pada bagian sendi dan jemari. Persentase tertinggi bangsa yang paling banyak menderita radang sendi adalah:
1. Jepang
2. Afrika Selatan
3. China bagian Selatan
Penyebab radang sendi adalah bertambahnya kandungan air pada cartilage sehingga membuat jumlah proteinnya berkurang drastis.
Komplikasi yang mengikuti radang sendi adalah:
a. obesitas
b. Trauma yang berulang-ulang
c. Rasa nyeri pada tulang
d. Diabetes mellitus
d. Kelainan hormonal


Berikut merupakan macam-macam radang kronik:
1.Radang Kronis Serosa
Eksudat serosa menetap dalam tubuh, jumlah limfosit bervariasi, akibat jejas ringan.
misal : gelembung kulit akibat luka balar derajat ringan. juga sebagai radang permulaan dari permukaan serosa seperti pleura, peritoneum
2.Radang Kronis Fibrotik
Penyembuhan   fibrosis, limfosit bervariasi, jejas lebih berat, kenaikan permeabilitas, molekul besar ikut keluar ( fibrin )missal : karditis rehumatika akuta dengan perikanditis fibrinosa eksudat fibrin dihilangkan dengan fibrinolisis àpengangkutan debris oleh makrofagàresolution. tetapi bila fibrin tidak dihilangkan akan menstimuli pertumbuhan proliferasi fibroblast dan pembuluh darah jaringan parut dan terjadi perlekatan dan gangguan fungsi alat tubuh, missal : pericardium dan epikardium, pleura parietalis-visceralis, peritoneum parietal-viscerale
3.Radang Kronis Supuratif
Resolusi dan drainase gagal, pus tertimbun, enkapsulasi fibrotik
pus : cairan kental, terdiri atau banyak sel-sel leukosit baik yang hidup/ yang mati dan jaringan nekrotik terutama yang dicairkan oleh jaringan-jaringan enzyme-enzym dari leukosit yang mati, seperti protease, peptidase, lipase dan fibrinolisin. disamping itu terdapat pula : cholesterol, letichin, lemak, sabun dll
ada organisme
 tertentu yang menyebabkan suppurasi ( bacteri pyogenik ) : taphilococcus, basil gram, meningococcus, gonococcus, pneumococcus
pus : juga terbentuk akibat perlukaan bahan khemis tertentu, missal terpentin atau ag-nitrat
4.Radang Granulomatosa
Lesi proliferatif   kelompok sel epiteloid dikelilingi limfosit kadang dengan sel raksasa
Suatu bentuk khusus radang kronik dimana didapatkan predominasi makrofag yang aktif dengan modifikasi gambar sel epiteloid
Granuloma merupakan daerah fokal radang granulomatosa, yang terdiri atas agregasi makrofag yang bertransformasi menjadi sel seperti epitel, dikelilingi sebukan sel mononukleus terutama limfosit

C.      Tanda-Tanda Radang

1.       Rubor : Warna merah
Rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yangmengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran arteriolayang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga lebih banyak darah mengalirke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengandarah.
Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merahlokal karena peradangan akut
2.       Kalor : Panas
Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut.
Kalordisebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memilikisuhu 37oC disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih banyakdaripada ke daerah normal
3.      Tumor : Pembengkakan
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan olehpengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial.Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat meradang .
4.      Dolor : Rasa nyeri
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsangujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapatmerangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibatpembengkakan jaringan yang meradang
5.      Functiolaesa : Gangguan fungsi
Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang (Dorland, 2002).Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belumdiketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yangmeradan
D.      Gejala

 Radang kadang-kadang dapat menimbulkan gejala systemic misalnya :
a.       fever/demam
b.      Yang merupakan akibat dari pelepasan zat pirogen endogen yang berasal dari neutrofil dan makrofag. Selanjutnya zat tersebut akan memacu pusat pengendali suhu tubuh yang ada dihypothalamus.
2)      disebabkan :
        bacteriamia
        efek prostaglandin E 2
        karena lepasnya endotoksin bakteri yang disebut interleukin-1 ( IL-1)
3)      Perubahan hematologis.
4)      Rangsangan yang berasal dari pusat peradangan mempengaruhi proses maturasi dan pengeluaran leukosit dari sumsum tulang yang mengakibatkan kenaikan suatu jenis leukosit, kenaikan ini disebut leukositosis. Perubahan protein darah tertentu juga terjadi bersamaan dengan perubahan apa yang dinamakan laju endap darah.
a.       Gejala konstitusional.
5)      Pada cedera yang hebat, terjadi perubahan metabolisme dan endokrin yang menyolok. Akhirnya reaksi peradangan local sering diiringi oleh berbagai gejala konstitusional yang berupa malaise, anoreksia atau tidak ada nafsu makan dan ketidakmampuan melakukan sesuatu yang beratnya berbeda-beda bahkan sampai tidak berdaya melakukan apapun.
a.       leukositosis
6)      jumlah leukosit dalam darah bertambah, kadang-kadang sangat banyak bisa 50.000 per mm3 . tidak semua radang member leukositosis, misalnya :
        lymkphositosis : infections mononucleosis, batuk rejan, mumps
        eosinofilia : terutama penyakit alergi seperti : asthma, bronchiale, hay-fever, infeksi parasit
        leucopenia : jumlah lekosit , dari pada normal. missal : infeksi karena virus atau salmonella
b.      lain-lain seperti : pusing, malise, tidak nafsu makan, berat badan berkurang.






E.       SEBAB

Berbagai macam agen dapat mengakibatkan peradangan, yaitu :
Fisik ( Trauma, Panas atau dingin, Radiasi )
Infeksi ( Bakteri, Virus dan Parasit )
Imun (Reaksi antigen-antibodi, Reaksi yang diperantarai sel)

















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Menurut Engel (1970) menyatakan nyeri sebagai suatu dasar sensasi ketidak nyamanan yang berhubungan dengan tubuh dimanifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman atau fantasi luka.
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalanterhadap infeksi dan iritasi.











DAFTAR PUSTAKA
Birchfild.PC:Elder’s Health dalam Stanhope,M:Comunity Health Nursing.Mosby,St.Louise Missouri.1996.
Black J.M and Jacobs,EM.:Medical Surgical Nursing 4th Ed Vol.I,II.:Saunders Pa.1993.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar