Senin, 08 Februari 2016

PRINSIP- PRINSIP KOMUNIKASI TERAUPETIK (Damaiyanti, 2008)



2.1    PRINSIP- PRINSIP KOMUNIKASI TERAUPETIK (Damaiyanti, 2008)
Prinsip-prinsip komunikasi teraupetik menurut Carl rogers ( dalam Purwanto 1994 adalah
1.      Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati , memahami dirinya sendiri serta nilai yang di anut.
2.      Komunikasi harus di tandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai.
3.      Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
4.      Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang tanpa rasa takut
5.      Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memilikimotivasi untuk mengubah dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah- masalah yang di hadapi
6.      Perawat harus mampu menguasai perasaan diri sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi.
7.      Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistennya
8.      Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati bukan tindakan terapeutik.
9.      Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik
10.  Mampu berperan sebagi role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat fisik mental, spiritual, dan gaya hidup
11.  Di sarankan untuk mengekpresikan perasaan bila di anggap mengganggu
12.  Altruisme untuk mendapatkan kepuasaan dengan menolong orang lain secara manusiawi
13.berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin untuk mengambil keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia
Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri atas tindakan yang di lakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain.

2.1.1        Teknik- teknik komunikasi terapeutik
Beberapa teknik komukasi terapeutik menurut wilson dan kneist ( 1992) serta stuart dan sundeen ( 1998) antara lain
1.      Mendengarkan dengan penuh perhatian.
Dalam hal ini perawat berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang di sampaikan klien . satu- satunya orang yang dapat yang dapat menceritakan kepada perawat tentang perasaan , pikiran, dan persepsi klien adalah klien sendiri.
Sikap yang di butuhkan untuk menjadi pendengar yang baik adalah:
Pandangan saat berbicara tidak menyilangkan kaki dan tangan, hindari tindakan yang tidak perlu, anggukkan kepala jika klien berbicara hal-hal yang penting atau memerlukan umpan balik, condongkan tubuh ke arah lawan bicara.
Mendengar pasif
a.       Mendengar pasif
Kegiatan mendengar dengan kegiatan non verbal untuk klien misalnya denagn kontak mata, menganggukan kepala serta mengikut sertakan secara verbal
b.      Mendengar aktif
Kegiatan mendengar yang menyediakan pengetahuan bahwa kita tahu perasaan orang lain dan mengerti mengapa dia merasakan hal itu.

2.      Menunjukkan penerimaan.
Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau ketidak setujuan. Perawat harus waspada terhadap ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menyatakan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala yang menyatakan tidak percaya.
Sikap perawat yang menyatakan penerimaan:
Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan, memberikan umpan balik verbal yang menyatakan pengertian, memastikan bahwa isyarat non verbal  cocok dengan komunikasi verbal, menghindari pedebatan, ekspresi keraguan atau usaha untuk mengubah pikiran klien.
3.      menanyakan pertanyaan yang berkaitan.
          Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang di sampaikan oleh klien. Oleh karena itu, pertanyaan sebaiknya di kaitkan dengan topik yang di bicarakan dan gunakan kata- kata yang sesuai ddengan konteks sosial budaya klien
Contoh:
Perawat : “ tadi anda katakan anda memiliki 3 orang saudara, siapa yang anda rasakan paling dekat dengan anda?”

4.      Pertanyaan terbuka
          Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban “ ya “ atau “ mungkin”
Tetapi pertanyaan yang memerlukan jawaban yang luas, sehingga pasien dapat mengemukakan jawaban yang luas, sehingga pasien dapat mengemukakan masalahnya,perasaannya dengan kata-kata sendiri, atau dapat memberi informasi yang di perlukan.
Contoh:
Perawat : “ coba ibu ceritakan apa yang biasanya di lakukan ibu bila ibu sakit perut?” atau “ coba ibu ceritakan tentang riwayat sakit ibu?”
5.      Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri.
          Melalui pengulangan kembali kata-kata klien , perawat memberikan umpan balik bahwa dia mengerti pesan klien dan berharap komunikasi di lanjutkan.
contoh:
Klien: “saya tidak dapat tidur, karna saya terjaga sepanjang malam.”
Perawat: “ saudara mengalami kesulitan untuk tidur......”
6.      Mengklarifikasi.
          Terjadi saat perawat berusaha menjelaskan dengan kata-kata , ide atau pikiran ( implisit maupun eksplisit) yang tidak jelas di katakan oleh klien. Tujuan dari tyeknik ini adalah untuk menyamakan pengertian.
Contoh:
Perawat: “ saya tidak yakin saya mengikuti apa yang anda katakan.” Atau “ apa yang anda maksudkan dengan...?”
7.      Memfokuskan.
Bertujuan untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan di mengerti. Hal yang perlu di perhatikan dalam menggunakan metode ini adalah usahakan untuk tidak memutuskan pembicaraan ketika klien menyampaikan masalah yang penting.
contoh:
Perawat: “ hal ini tampaknya lebih penting , mari kita bicarakan lebih dalam lagi. “ atau “ apa yang sudah kita sepakati untuk di bicarakan.”
8.      Menyatakan hasil observasi.
          Memberikan umpan balik pada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga klien dapat mengetahui apakah pesannya di terima dengan benar atu tidak. Dalam hal ini perawat menguraikan kesan yang di timbulkan oleh isyarat non verbal klien. Teknik ini sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa perawat harus bertanya,  memfokuskan dan mengklarifikasi pesan. Observasi di lakukan sedemikian rupa sehingga klien tidak menjadi malu atau marah.
Contoh:
Perawat : “ anda tampak tegang”
                “ anda tampak tidak tenang apabila anda...”
9.      Menawarkan informasi.
          Memberikan tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk klien. Perawat tidak di benarkan memberikan nasehat kepada klien ketika memberikan informasi, karena tujuan dari tindakan ini adalah memfasilitasi klien untuk mengambik keputusan. Penahanan informasi saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien menjadi tidak semangat.
10.  Diam
          Diam akan memberikan kesempatan pada perawat dan pasien untuk mengorganisir pikiran.penggunaan metode ini memerlukan keterampilan dan ketepatan waktu, jika tidak akan menimbulkan perasaan tidak enak. Diam sangat berguna terutama pada saat klien harus mengambil keputusan. Diam juga dapat di artikan sebagai mengerti atau marah. Diam di sini juga menunjukkan kesediaan seseorang untuk menanti orang lain agar punya kesempatan berpikir, meskipun begitu diam yang tidak tepat dapat mengakibatkan orang lain merasa cemas.
Contoh:
Klien: “ saya marah “
Perawat: “ diam “
Klien : “istri saya tidak perhatiaan lagi terhadapku”
11.  Meringkas
          Adalah pengulangan ide utama telah di komunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu mengingat topik yang telah di bahas sebelum meneruskan pembicaraan berikutnya.
Contoh:
Perawat : “ selam tiga puluh menit ini kita telah membicarakan...”
12.  Memberikan penghargaan.
          Penghargaan jangan sampai menjadi beban untuk klien. Dalam arti jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi untuk mendapatkan pujian atau persetujuan atas perbuatannya.
Contoh:
Perawat: “ ibu sangat cocok sekali menggunakan gaun berwarna merah ini dan ibu memakainya dengan rapi sekali.”
13.  Menawarkan diri.
Perawat menyediakan diri tanpa respon bersarat atau respon yang di harapkan
Contoh:
 Perawat : “ saya akan duduk menemuimu selama 15 menit”
14.  Memberikan kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan. Untukberinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.
Contoh:
Perawat: “ adakah sesuatu yang ingin anda bicarakan ?”
 Atau “ apakah yang sedang anda pikirkan”
15.  Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Memberikan kesempatan pada klien untuk mengarahkan seluruh pembicaraan. Tenik ini juga mengindikasikan bahwa perawat mengikuti apa yang di bicarakan selanjutnya.
Contoh:
Perawat ;” ...terus...” atau “ ....dan kemudian “ atau “. Coba ceritakan kepada saya tentang hal tersebut”
16.  Menempatkan kejadian secara berurutan.
          Kejadian secara teratur akan membantu perawat dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif. Kelanjutan dari suatu kejadian akan menuntut perawat dan klien untuk melihat kejadian berikutnya yang merupakan akibat dari kejadian sebelumnya dan juga dapat menemukan pola kesukaran interpersonal.
Contoh :
Perawat : “apakah yang terjadi sebelum dan sesudah kejadian tersebut ? “ atau “ kapan kejadian tersebut terjadi “
17.   Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan persepsinya. Apabila perawat ingin mengerti klien, maka ia harus melihat segala sesuatunya dari perspektif klien. Klien harus merasa bebas untuk menguraikan persepsinya kepada perawat.
Contoh:
Perawat:” coba ceritakan kepada saya perasaan saudara saat akan di operasi.”
18.  Refleksi
           Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaanya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Dengan demikian perawat mengindikasi bahwa pendapat klien mempunyai hak untuk mengemukakan pendaptnya.
Contoh
 Klien :” apakah menurut anda saya harus mengatakan kepada dokter?’
Perawat: “ apakah menurut anda sendiri anda harus mengatakannya?”
19.  Assertie
           Adalah kemampuan dengan secara menyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain. Kemampuan assertiv antara lain: berbicara jelas, mampu menghadapi manipulasi pihak lain tanpa menyakiti hatinya.
Contoh 1:
Pengawas: “saya telah melihat penampilanmu sebagai perawat baru di sini”
Perawat:” apa yang telah anda lihat”
Pengawas: “ saya sering melihat kamu melakukan hal yang salah”
Perawat : “ dapatkah anda menjelaskan bagaimana cara yang dapat saya lakukan agar saya tidak melakukan kesalahan lagi”
20.  Humor
Dugan ( 1989 ) menyebutkan humor sebagai hal yang penting dalam komunikasi verbal di karenakan : tertawa mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stres. Dan meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan. Sementara sullivan- deane ( 1988) menyatakan bahwa humor merangsang produksi katekolamin sehingga orang merasa sehat, dan hal ini akan meningkatkan toleransi nyeri, mengurangi kecemasan serta memfasilitasi relaksasi dan meningkatkan metabolisme.
Contoh:
Perawat:” saya anggota PDIP lo, ( penurunan daya ingat progresif)”

2.2      HUBUNGAN TARAPEUTIK
            Hubungan tarapeutik berbeda dengan hubungan di atas di mana perawat memaksimalkan keterampilan komunikasi, pemahaman tingkah laku manusia dan kekuatan pribadi untuk meningkatkan pertumbuhan klien.
            Perawat dan klien mengidentifikasi area yang memerlukan eksplorasi dan evaluasi secara periodik terhadap tingkat perbuatan klien. Peran tidak akan berubah dan hubungan tetap konsisten berfokus masalah klien.

2.3      TAHAP-TAHAP HUBUNGAN TERAPEUTIK
          Dalam iap tahapnya mempunyai tugas yang harus di selesaikan ( struat dan sundeen, dalam christina dkk.)

2.3.1        Fase Prainteraksi
Merupakan masa persiapan sebelum berhubungn dan berkomunikasi dengan klien. Jika saudara telah siap. Maka akan perlu membuat rencana interaksi dengan klien.    1.Evaluasi diri
Prosedur  pemasangan  infus
Alat  dan  bahan
1.      Standar  infus
2.      Set  infus
3.      Cairan  sesuai  program  medik
4.      Jarum  infus  dengan  ukuran  yang  sesuai
5.      Pengalas
6.      Torniket
7.      Kapas  alkohol
8.      Plester
9.      Gunting
10.  Kasa  steril
11.  Betadin
12.  Sarung  tangan
13.  Membaca status/ riwayat pasien

2.3.2        Fase Perkenalan / orientasi
1.      Fase perkenalan
Hal-hal yang perlu di lakukan adalah
a.    Memberi salam
“ assalamualaikum? Selamat pagi/siang/sore/malam
b.      Memperkenalkan diri perawat
“ nama saya indah”
c.       Menyapa pasien dengan namanya
“ siang buk okta?”
d.      Menyepakati pertemuan ( kontrak )
Maaf buk okta sebentar lagi kita akan melakukan pemasangan infus.
e.       Menghadapi kontrak
Pada pertemuan awal saudara perlu melengkapi penjelasan identitas saudara sehingga saat interaksi klien percaya pada saudara.
“saya perawat yang bekerja di., saya yang akan merawat okta selama 3 hari”
f.       Memulai percakapan awal
Adalah pengkajian keluhan utama atau alasan masuk rumah sakit. Kemudian di lanjutkan dengan keluhan utama. Jika mungkin melengkapi format pengkajian proses keperawatan.
“apa yang terjadi di rumah sampai yanti di bawa ke rumah sakit?”
Apa yang yanti rasakan?”
g.      Menyepakati masalah klien
Setelah pengkajian, jika mungkin pada akhir wawancara sepakati masalah atau kebutuhan klien
Contoh
“dari percakapan kita tadi tampaknya yanti.” ( sesuai dengan kesimpulan masalah/ kebutuhan yang di miliki klien)
h.      Mengakhiri perkenalan

2.3.3        Fase Kerja
          Merupakan inti hubungan perawatan klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan sesuai dengan tujuan yang akan di capai.
Prosedur  kerja
1.      Jelaskan  prosedur  yang  akan  dilakukan 
2.      Cuci  tangan
3.      Hubungkan  cairan  dan  infus  set  dengan  memasukkan  ke bagian  karet  atau  akses  seang  ke botol  infus
4.      Isi  cairan  ke dalam  set  infus  dengan  menekan ruang  tetesan  hingga  terisi  sebagian  dan  buka  klem  slang  hingga  cairan  memenuhi  slang  dan  udara  slang  keluar
5.      Letakkan  pengalas  di  bawah  tempat  ( vena  yang  akan  dilakukan  penginfusan
6.      Lakukan  pembendungan  denga  torniket  ( karet  pembendung ) 10 – 12 cm  di ats tempat  penusukan  dan  anjurka  pasien  untuk  menggenggam  dengan  gerakan  sirkular ( bila  sadar )
7.      Gunakan  sarung  tangan  steril
8.      Desinfeksi  daerah  yang  akan  ditusuk  denagn  kapas  alkohol
9.      Lakukan  penusukan  pada  vena  dengan  meletakkan  ibu  jari  di bagian  bawah  vena  dan  posisi  jarum  ( abocath ) mengarah  ke atas
10.  Perhatikan  keluarnya  darah  melalui  jarum  ( abocath / surflo ). Apabila  saat  penusukan  terjadi  pengeluaran  darah  melalui  jarum  ( abocath / sorflo )maka  tarik  keluar  bagian  dalam  ( jarum   sambil  meneruskan  tusukan  ke dalam  vena
11.  Setelah  jarum  infus  bagian  dalam  dilepaskan / keluarkan, tahan  bagian  atas  vena  dengan  menekan  menggunakan  jari  tangan  agar  darah  tidak  keluar. Kemudian  bagian  infus  dihubungakan  dengan selang  infus
12.  Buka  pengatur  tetesan  dan  atur  kecepatan  sesuai  dengan  dosis  yang  diberikan
13.  Lakukan  fiksasi   dengan  kasa steril
14.  Tuliskan  tanggal  dan  waktu  pemasangan  infus  serta  catat  ukuran  jarum
15.  Lepaskan  sarung  tangan  dan  cuci  tangan
16.  Catat  jenis   cairan, letak  infus, kecepatan  aliran, ukuran, dan  tipe  jarum  infus

2.3.4        Fase Terminasi
Merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Terminasi di bagi dua.
1.      Terminasi sementara
Akhir dari tiap pertemuan antara perawat dan klien. Pada determinasi sementara perawat akan bertemu lagi dengan pasien pada waktu yang telah di tentukan.
Isi percakapan
a.       Evaluasi akhir
“ apa yang ibuk rasakan? “
b.      Tindak lanjut
“ buk sebentar lagi kita memasang infus”


c.       Kontrak yang akan datang
Waktu
“ buk siang nanti saya akan datang lagi?”

1
Tahap prainteraksi
-          Mempersiapkan mental
-          Mempersiapkan alat
-          membawa alat- alat ke ruang pasien
-          membaca status/ riwayat pasien
2
Tahap orientasi
-          Memberi salam dan tersenyum
-          Memperkenalkan nama perawat
-          menyebutkan nama  pasien
-          Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien
-          Menjelaskan peran perawat dan klien
-          Menjelaskan kegiatan yang akan di lakukan
-          Menjelaskan tujuan
3
Tahap kerja
-          Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya
-           Menanyakan keluhan utama / keluhan yang mungkin berkaitan dengan kelancaran pelaksanaan kegiatan.
-          Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan
-          Melakukan kegiatan dengan cara yang baik
-          Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
4
Di mensi respon/ perilaku non verbal yang perlu di tunjukkan
-          Berhadapan
-           Mempertahankan kontak mata
-          Tersenyum pada saat yang tepat
5
Tahap terminasi
-          Menyimpulkan hasil kegiatan : evaluasi proses dan hasil
-          Merencanakan tindak lanjut dengan klien.
-          Melakukan kontrak untuk pertemuaan selanjutnya( waktu, tempat , topik)
-          Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar