Senin, 08 Februari 2016

Paradigma keperawatan



PARADIGMA KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penulisan makalah ini sebagai jawaban argumentatif dari sebuah kasus di unit gawat darurat rumah sakit jiwa dengan permasalahan pasien yang mencederai diri sendiri dengan menyilet nadinya, dimana pasien tidak mau ditinggalkan oleh keluarganya pada saat dilakukan pelayanan kesehatan di unit gawat darurat demikian juga keluarga meminta kepada perawat agar bisa menemani pasien karena kawatir pasien tidak bisa tenang, sedangkan dokter unit gawat darurat meminta perawat untuk membawa keluarga ke luar ruangan.  Pada kondisi ini perawat dihadapkan pada dua pilihan mengikuti dokter atau keinginan pasien dan keluarga.
Pengalaman di ruang unit gawat darurat merupakan pengalaman baru bagi klien, ini menuntut penyesuaian bagi klien secara psikologis. Di ruang unit gawat darurat orang yang dekat bagi klien adalah keluarganya, keluarga bisa memberikan ketenangan bagi klien dan mengurangi rasa keterasingan dalam proses adaptasi di ruang unit gawat darurat rumah sakit jiwa. Sesuai dengan konsep teori adaptasi Calista Roy bahwa sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses kontrol dan umpan balik serta output. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Dalam proses adaptasi bagi klien kedekatan dengan keluarga akan menambah ketenangan, kekuatan, dan kenyamanan yang pada akhirnya akan mengurangi kegelisahan dan membantu proses percepatan penyembuhan klien dalam masa perawatan.
Menyikapi fenomena yang terjadi pada pasien dan keluarganya yang meminta menunggui di dalam ruangan ini kami bersikap bahwa keluarga pasien boleh menunggu di dalam ruangan sesuai dengan teori keperawatan humanistik (Humanistic Nursing Theory) oleh Paterson and Zderat dalam Elisasiregar (2012) bahwa manusia dipandang dari kerangka kerja eksistensial melalui pilihan-pilihan. Manusia sebagai individu yang penting berhubungan dengan orang lain di dalam waktu dan jarak. Manusia dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap pilihan, mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu sekarang dan masa depan. Disini pasien boleh memilih apa yang akan dilakukan untuk dirinya, demi perbaikan masa depannya, walaupun keadaan semacam ini kurang sesuai dengan penerapan standar operating prosedur di rumah sakit jika pada saat melakukan tindakan.

1.2  Perumusan Masalah
Bagaimana sikap perawat dalam menghadapi klien yang meminta ditunggu keluarganya di unit gawat darurat sesuai dengan paradigma keperawatan?

1.3  Tujuan
1          Memahami paradigam keperawatan
2          Penerapan paradigma keperawatan dalam menangani kasus

1.4  Manfaat
Memberikan pegangan kepada perawat dalam menghadapi kasus dengan mengacu pada paradigma keperawatan.



BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1    Pengertian Paradigma dan Paradigma Keperawatan
Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu  dalam memahami suatu tingkah laku. Paradigma memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional, yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan mencakup biopsikososio-spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit dalam siklus kehidupan manusia.
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan .

2.2    Komponen Paradigma Keperawatan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan kultural.
Paradigma memiliki fungsi antara lain:
  1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik dan organisasi profesi.
  2. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita.
Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori – teori keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi: manusia, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.
  1. 1.    Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis).
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi.
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan. Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara teru menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun bersama-sama, di dalam lingkungan sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Beberapa alasan keluarga sebagai focus dalam pelayanan keperawatan diantaranya adalah keluarga merupaka suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah memperbaiki, mengabaikan masalah dalam kelompoknya sendiri serta merupaka perantara yang efektif dalam melakukan upaya kesehatan.(Baylon Maglaya, 1974)
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.
Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang sakit, koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi yang dianut, cara pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita – cita keluarga dan gaya hidup keluarga yang berbeda – beda. Individu dalam keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang .
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum dan kelompok – kelompok masyarakat tertentu (balita dan lansia).
  1. 2.    Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari – hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
  1. 3.    Konsep kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor – faktor lingkungan eksternal adalah faktor – faktor yang berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area).
  1. 4.    Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu
a.   Lingkungan dalam terdiri dari:
 –  Lingkungan fisik (physical enviroment)
         Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
-  Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
-  Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien. Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.

2.3  Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain. Keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.

2.4   Pendapat Para Ahli Mengenai Paradigma Keperawatan
  1. 1.    Paradigma Keperawatan menurut Betty Neuman (System Model)
Manusia :
Fokus model Neuman ini didasarkan pada philosophy bahwa manusia dipandang secara total sebagai suatu sistem yang multidimensional.
5 variabel subsistem manusia adalah :
1)         Fisiologi : merupakan struktur fisik dan biokimia serta fungsi tubuh manuasia
2)         Psikologis : adalah proses mental dan emosional manusia
3)         Sosio kultural : hubungan antara manusia, culture yang mendasari dan mempengaruhi aktivitas manusia
4)         Spiritual : kepercayaan
5)         Perkembangan : segala sesuatu proses yang berhubungan dengan perkembangan manusia sepanjang siklus kehidupannya
Lingkungan :
Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik lingkungan internal maupun eksternal, dimana di dalamnya manusia akan berinteraksi setiap saat. Interaksi manusia meliputi intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal yang dapat mempengaruhi stabilitasnya sebagai suatu sistem.
Neuman mengidentifikasi 3 jenis lingkungan :
  • Lingkungan internal : adalah yang terdapat di dalam diri masing-masnig individu
  • Lingkungan eksternal : segala sesuatu yang berada di lluar diri individu
  • Created environment (lingkungan yang diciptakan ) diartikan sebagai lingkungan yang terbentuk dan berkembang tanpa disadari oleh klien dan merupak simbol sistem secara keseluruhan
Kesehatan :
            Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana terdapat keserasian pada seluruh maupun sebagian variabel dalam diri klien. Menurutnya, sistem klien akan bergeser ke arah sakit dan kematian ketika banyak energi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan sistem akan begeser ke arah kesehatan apabila energi yang dibutuhkan terpenuhi (Neuman, 1995).
Keperawatan :
Neuman memandang keperawatan sebagai suatu profesi yang unik yang konsentrasi/perhatiannya adalah terhadap semua variabel dalam diri klien disertai respon individu saat menghadapi suatu stressor.
Keperawatan didefenisikan sebagai suatu tindakan untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (tercapainya stabilitas sistem individu untuk menurunkan stressor melalui serangkaian tindakan keperawatan).

  1. 2.    Paradigma Keperawatan menurut Dorothy E Johnson (Behavioral System Model)
Manusia :
Johnson berpendapat bahwa manusia memiliki dua sistem mayor yaitu sistem biologis dan sistem behavior. Pengobatan merupakan fokus untuk biologis sistem, sedangkan fokus keperawatan adalah behavioral system (sistem perilaku).
Lingkungan :
Lingkungan berhubungan dengan dimana individu berada, dimana perilaku individu dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi dilingkungannya.
Kesehatan :
Merupakan suatu keadaan dimana tercapai suatu respon yang adaptif secara fisik, mental, emosional dan sosial dari internal dan eksternal stimulus yang mencapai stabilitas dan kenyamanan.
Keperawatan :
Tujuan primer keperawatan adalah mempercepat tercapainya keadaan equilibrium dan perawat harus berkosentrasi pada semua kebutuhan klien secara terintegrasi, namun fokus utamanya adalah mempertahankan keseimbangan sistem perilaku ketika dalam keadaan sakit.

  1. 3.    Paradigma Keperawatan menurut Dorothea Orem (Self-Care Deficit Theory of Nursing)
Manusia :
Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana mereka membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri sendiri secara berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan dari fungsi biologi, simbolik dan sosial.
Lingkungan :
Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta perkembangan lingkungan.
Keperawatan :
Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi. Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya mampu melakukan perawatan sendiri, diantaranya mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal ketika terjadi kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari pnyakit/kondisi yang kronis atau kondisi ketidakmampuan.
Kesehatan :
Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling terintegrasi dengan baik. Hal ini memungkinkan manusia mampu menghubungkan berbagai macam mekanisme secara psikologis, fisiologis serta melakukan interaksi dengan orang lain.

  1. 4.    Paradigma Keperawatan menurut Sister Calista Roy (Adaption Model)
Manusia :
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, control, output, dan proses umpan balik. Proses control adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih spesifik manusia di definisikan sabagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.
Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, Jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan balik serta output.
Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk variable satandar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasanya dilakukan.
Proses control manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan kognator adalah digambarkan sebagai aksi dalam hubunganya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
 Lingkungan – Stimulus :
Roy membedakan 3 jenis lingkungan, yaitu :
  1. Fokal : mencakup lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi manusia
  2. Kontekstual : adalah semua stimulus pada setiap situasi yang berkontribusi memberikan pengaruh terhadap lingkungan fokal.
  3. Residual : adalah faktor yang efeknya tidak jelas dalam suatu kondisi. Menurut Roy, semua kondisi lingkungan tersebut akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku manusia
Kesehatan :
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa kkesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi sehat sejahtera.
Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi dan kesehatan.
Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan. Didalamnya menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistic untuk mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan pperubahan dalam lingkungan internal dan eksternal yan gmembutuhkan sebuah respon. Perubahan – perubahan itu adalah stressor atau stimulus fokal dan ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan residual. Bagian-bagian stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress. Bagian kedua adalah mekanisme koping yang merangsang untuk menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan penurunan respon-respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh adaptasi, sehingga dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya manusia sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masuk dan tingkatan adaptasi.
 Keperawatan :
Roy (1983) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu dan praktek. Sebagai ilmu, keperawatan mengobservasi, mengklasifikasikan dan menghubungkan proses yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan. Sebagai disiplin, praktek, keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untukmenyediakan pelayanan pada orang-orang. Lebih spesifik dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu da praktek dari peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai tujuan untuk mempengaruhi kesehatan secara positif. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu dan kelompok dalam situasi yang berkaitan dengan kesehatan, Jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih spesifik perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan yang berdasarkan ilmu keperawatan tersebut. Dalam model tersebut, keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan.
Keperawatan adalah berhubungan dengan manusia sebagai satu kesatuan yang berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan tanggapan terhadap stimulus internal dan eksternal yang mempengaruhi adaptasi. Ketika stressor yang tidak biasa atau koping mekanisme yang lemah membuat upaya manusia yang biasa menjadi koping yang tidak efektif, manusia memerlukan seorang perawat. Ini tidak harus, bagaimanapun diinterpretasikan umtuk memberi arti bahwa aktivitas keperawatan tidak hanya diberikan ketika manusia itu sakit. Roy menyetujui, pendekatan holistic keperawatan dilihat sebagai proses untuk mempertahankan keadaan baik dan tingkat fungsi yang lebih tinggi.
Keperawatan terdiri dari dua yaitu : tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungan. Jadi peningkatan adaptasi dalam tiap empat cara adaptasi yaitu : (1) fungsi fisiologis; (2) konsep diri; (3) fungsi peran dan (4) interdependensi. Dorongan terhadap peningkatan integritas adaptasi dan berkontribusi terhadap kesehatan manusia, kualitas hidup dan kematian dengan damai. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam suatu area dengan tingkatan adaptasi manusia. Ketika stimulus fokal tersebut berada pada area tersebut dimana manusia dapat membuat suatu penyesuaian diri atau respon efektif. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memnugkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain. Kondisi tersebut dapat mencapai peningkatan penyembuhan dan kesehatan. Jadi peranan penting adaptasi sangat ditekankan pada konsep ini.
Tujuan dari adaptasi adalah membantu perkembangan aktivitas keperawatan yang digunakan pada proses keperawatan meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan , tujuan, intervensi dan evaluasi. Adaptasi model keperawatan menetapkan “data apa yang dikumpulkan, bagaimana mengidentifikasi masalah dan tujuan utama. Pendekatan apa yang dipakai dan bagaiman mengevaluasi efektifitas proses keperawatan”.
Unit analisis dari pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan. Proses pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan. Proses pengkajian termasuk dalam dua tingkat pengkajian Tingkat pertama mengumpulkan data tentang perilaku manusia, dalam tiap empat cara penyesuaian diri. Data-data tersebut dikumpulkan dari data observasi penilaian respond an komuniokasi dengan individu. Dari data tersebut perawat membuat keputusan sementara tentang apakah perilaku dapat menyesuaikan diri atau tidak efektif. Tingkat kedua pengkajian adalah mengumpulkan data tentang fokal, konstektual dan residual stimuli. Selama tingkat pengkajian ini perawat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang diobservasi pada pengkajian tingkat pertama. Keterlibatan ini penting untuk menetapkan faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku.

  1. 5.    Paradigma Keperawatan menurut Imogene King (Interacting System Framework and Middle Range Theory of Goal Attainment)
Manusia :
Menurut King, manusia merupakan makhluk sosial yang rasional dan selalu ingin tahu. Manusia memiliki kemampuan untuk berfikir, berpersepsi, perasaan, memilih dan menetapkan tujuan, serta membuat keputusan.
Karena itu, manusia memiliki 3 kebutuhan dasar :
  1. Manusia membutuhkan informasi kesehatan yang dapat digunakannya
  2. Manusia membutuhkan pencegahan terhadap sakit
  3. Manusia membutuhkan perawatan saat ia mengalami sakit
Lingkungan :
Lingkungan merupakan latarbelakang interaksi manusia, terdiri atas :
  1. Lingkungan Internal : didalamnya terdapat transformasi energi yang akan memungkinkan manusia untuk mengatur perubahan lingkungan eksternal
  2. Lingkungan Eksternal : meliputi organisasi formal dan informal. Keperawatan merupakan bagian dari lingkungan klien.
Kesehatan :
Menurut King, kesehatan adalah suatu pengalaman dinamis pada kehidupan manusia, dimana hal tersebut merupakan penyesuaian terhadap adanya stressor lingkungan baik internal maupun eksternal dengan menggunakan sumber-sumber optimum sehingga dicapai potensi yang maksimum dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Keperawatan :
Keperawatan didefenisikan sebagai proses aksi, reaksi dan interaksi antara perawat dan klien yang saling tukar menukar informasi tentang persepsi keduanya dan kondisi keperawtan. Proses interaksi perawat-klien melibatkan komunikasi, menentukan tujuan, eksplorasi dan menyetujui makna dari tujuan.
  1. Aksi : didefenisikan sebagai perilaku mental dan phisic
  2. Reaksi : perilaku tidak spesifik, tapi bergantung pada perilaku aksi
  3. Tujuan keperawatan : membantu individu untuk mempertahankan kesehatan agar perannya dapat berfungsi.

  1. 6.    Paradigma Keperawatan menurut Myra Estrin Levine (The Conservation Model)
Manusia
  • Individu terus mempertahankan keutuhan mereka dalam interaksi konstan dengan lingkungan mereka dan memilih, yang paling ekonomis hemat, energi-sparing pilihan yang tersedia untuk menjaga integritas mereka.
  •  Individu menjadi sentinent yang holistik, berpikir, berorientasi masa depan dan masa lalu-sadar.
  • Seorang holistik yang memiliki batas-batas yang terbuka dan beradaptasi dengan lingkungan.
  • Individu adalah “holistik”
  • Sebuah makhluk sosial terpadu
  • Whole” tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek psychosocio-budaya dan spiritual
  • Individu adalahsebuah identitas dan layak.
  • Individu adalah unik dalam persatuan dan kesatuan, merasa, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem.
Kesehatan
  • Kesehatan menjadi “Whole” bukan hanya bebas dari penyakit atau penyakit.
  • Ditentukan oleh kemampuan untuk berfungsi secara cukup normal
  • Hal ini secara kultural ditentukan dan dipengaruhi oleh etos dan keyakinan.
  • Kesehatan adalah keutuhan dan keberhasilan adaptasi.
  • Bukan hanya menyembuhkan bagian menderita, itu adalah kembali ke kegiatan sehari-hari, kemandirian dan kemampuan untuk sekali lagi menjadi individu, mempunyai hubungan tanpa kendala.
  • Kesehatan dapat ditentukan secara sosial (melalui interaksi mereka dengan orang lain yang signifikan). Kegagalan dalam melakukannya adalah skenario negatif.
Lingkungan
  •  Lingkungan adalah tempat orang tersebut terus-menerus dan secara aktif terlibat.
  • Lingkungan adalah di mana kita menjalani hidup kita.
  • Lingkungan terdiri dari semua pengalaman dari individu-individu.
  • Ini berkaitan dengan lingkungan internal (fisiologis) dan eksternal (persepsi, operasional, dan konseptual).
 Keperawatan
  • Keperawatan adalah interaksi manusia yang dirancang untuk mempromosikan keutuhan melalui adaptasi
  •  Asuhan keperawatan adalah baik mendukung dan terapi (untuk mencapai tingkat maksimum adaptasi).
  • Promosi keperawatan konservasi melalui penggunaan empat prinsip konservasi.
  • Keperawatan menyadari bahwa setiap individu membutuhkan cluster yang unik dan terpisah dari aktivitas.
  • Integritas individu adalah perhatian taat dan itu adalah tanggung jawab perawat untuk membantu dia untuk membela dan mencari relization nya.
  • Daerah utama perhatian bagi perawat dalam pemeliharaan keutuhan seseorang.

  1. 7.    Paradigma Keperawatan menurut Martha E Rogers (Unitary Human Being)
Manusia
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu berinteraksi dengan lingkungan, saling mempengaruhi dan dipengaruhi atau sebagai system terbuka. Rogers juga mengkonsepkan manusia sebagai unit yang mampu berpartisipasi secara kreatif dalam perubahan.
Keperawatan
Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk.
Kesehatan
Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya atau individu. Kesehatan dan penyakit merupakan manifestasi pola dan diangap menunjukkan pola perilaku yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang konsep sehat-sakit sebagai suatu ekspresi dari interaksi manusia dengan lingkungannya dalam proses yang mendasar .
Lingkungan,
Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat direduksi yang diidentifikasi dengan pola dan manifestasi karakteristik yang spesifik. Lingkungan mencakup segala sesuatu yang berada diluar yang diberikan oleh bangunan manusia.

  1. 8.    Paradigma Keperawatan menurut Paterson and Zderad: Teori Keperawatan Humanistik (Humanistic Nursing Theory)
Manusia dipandang dari kerangka kerja eksistensial melalui pilihan-pilihan. Manusia sebagai individu yang penting berhubungan dengan orang lain di dalam waktu dan jarak. Manusia dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap pilihan, mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu sekarang dan masa depan. Aplikasi dalam dunia keperawatan adalah jelas bahwa manusia memerlukan informasi.Mereka membutuhkan pilihan.Individu dan kelompok membutuhkan kesempatan untuk membuat pilihan mereka sendiri.
Kesehatan
Kesehatan adalah komponen penting dari seseorang, sebagai kualitas dari kehidupan dan kematian.Hal ini bisa disebut sebagai lebih dari tidak adanya penyakit. Kesehatan adalah sebagai pengalaman di dalam proses kehidupan. Kesehatan bisa ditemukan pada kemauan seseorang untuk terbuka kepada pengalaman kehidupan mereka terhadap fisik, sosial, spiritual, kognitif atau keadaan emosi mereka.Implikasi terhadap praktek keperawatan membuka jarak yang luas untuk definisi kesehatan.Kategori diagnosa bermanfaat hanya jika setuju terhadap orang atau mereka yang ditunjuk. Hubungan bahwa perawatan mempunyai hubungan dengan orang yang menerima perawatan adalah kritikal, bahkan lebih penting adalah kebutuhan akan penghargaan terhadap hubungan yang eksis dalam kehidupan sehari-hari.
Keperawatan
Keperawatan adalah respon manusia terhadap satu orang kepada yang lain dalam waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya untuk mendapatkan kesehatan. Keperawatan juga adalah mengenai bentuk individu yang unik dan berfokus pada seluruh bagian. Pada saat seseorang sakit dan tubuh juga mengalami perubahan, ini akan mempengaruhi dunia seseorang dan pengalaman mereka. Pandangan klien tentang dunia adalah hal yang penting dalam keperawatan.Paterson dan Zderad mengatakan keperawatan menunjukkan sebuah pertemuan spesial dari setiapmanusia.
Keperawatan terlihat seperti campuran yang unik antara teori dan metodologi.Teori bisa diartikulasikan dari kerangka kerja terbuka yang didapatkan dari situasi manusia.Kerangka kerja ini digunakan untuk memberikan dimensi kemungkinan dari keperawatan humanistic manusia.Teori tidak bisa eksis tanpa praktek keperawatan.Mereka menyebut praktek keperawatan adalah metodologi, yang mengatakan bahwa keperawatan sebagai campuran yang unik antara seni dan ilmu.Seni keperawatan diwujudkan dari interaksi antara perawat dan klien.Keperawatan sebagai seni yang sanggup untuk menggunakan teori-teori diantara konteks kehidupan sebagai perjuangan seseorang untuk mencapai sesuatu yang mereka inginkan.
  1. 9.    Paradigma menurut Hidegard E. Pepelau (keperawatan psikodinamik)
Keperawatan
Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang signifikan, bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan instrument edukatif, kekuatan yang mendewasakan dan menborong kepribadian seseorang dalam arah yang kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan komunitas. Profesi keperawatan memiliki tanggung jawab legaldi dalaam pemanfaatan keperawatan secara vefektif berikut segala konsekuensinya bagi klien.
Individu
Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan untuk berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.
Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses kemanusiaan yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam kehidupan pribadi ataupun komunitas.
Lingkungan
Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah satu konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk memperhatikan kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri dengan rutinitas rumah sakit.

2.5  Penerapan Paradigma Keperawatan Dalam Praktek Keperawatan
Sebagai suatu profesi yang berbeda dengan profesi lain, keperawatan haruslah memiliki suatu cara pandang yang berbeda dalam menyikapi setiap permasalahan yang ada dalam profesinya. Dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan bentuk pelayanan profesional keperawatan, hendaknya perawat harus memperhatikan seluruh aspek yang termasuk dalam paradigma keperawatan, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan unik dengan segala macam kebutuhannya, lingkungan internal mapun eksternal yang didalamnya terdapat stressor-stressor yang akan mempengaruhi kondisi sehat dan sakitnya manusia. Sehingga keperawatan harus berperan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan membantu manusia berada dalam rentang kesehatan yang optimal.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik, perawat juga hendak nya mengaplikasikan paradigma keperawatan yang tepat yang telah dikemukakan oleh para ahli disesuaikan dengan kondisi pasien, sehingga tujuan asuhan keperawatan akan tercapai. Sebagai contoh dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat inap, perawat menggunakan paradigma yang dikemukakan oleh Orem dimana perawat membagi pasien berdasarkan tingkat kemandirian pasien, sehingga asuhan  keperawatan dapat berjalan dengan maksimal dan efisien.




BAB III
PEMBAHASAN


3.1  Kasus
Seorang pasien datang ke unit gawat darurat dibawa oleh keluarga dengan alasan telah mencederai diri sendiri dengan cara menyilet nadinya. Perawat kemudian meminta agar keluarga menunggu di luarnamun pasien berteriak-teriak agar keluarganya tidak meninggalkannya sendiri di ruangan tersebut. Keluarga meminta kepada perawat agar bisa menemani pasien karena kawatir pasien tidak bisa tenang. Dokter meminta saudara untuk membawa keluarga keluar dari ruangan. Jika saudara menjadi perawatnya pada saat itu apa yang akan saudara lakukan?

3.2 Penerapan paradigama dalam penyelesaian kasus
Sebagai perawat dalam menyikapi kasus diatas, akan memilih untuk memperbolehkan keluarga menunggui di dekat pasien agar pasien merasa nyaman dan aman dengan catatan keluarga bisa kooperatif dengan semua penatalaksanaan yang akan dilakukan pada pasien.
Keluarga pasien diperbolehkan untuk menunggui di dekat pasien didasarkan pada paradigma keperawatan yang meliputi:
  1. 1.    Manusia
Pasien dan keluarga adalah manusia. Menurut Teori keperawatan humanistik  oleh Paterson and Zderad,  manusia sebagai individu dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap pilihan, mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu sekarang dan masa depan. Sehingga kita sebagai perawat harus menghargai keinginan pasien dan keluarga selama hal tersebut tidak membahayakan pasien. Pasien dan keluarga membutuhkan pilihan. Individu dan kelompok membutuhkan kesempatan untuk membuat pilihan mereka sendiri.
Sesuai dengan konsep teori adaptasi Calista Roy bahwa sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses kontrol dan umpan balik serta output. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Dalam proses adaptasi bagi klien kedekatan dengan keluarga akan menambah ketenangan, kekuatan, dan kenyamanan yang pada akhirnya akan mengurangi kegelisahan dan membantu proses percepatan penyembuhan klien dalam masa perawatan. Jadi sebagai perawat seharusnya tidak mempermasalahkan jika pasien ingin selalu ditunggui keluarga di ruang rawat manapun dengan beberapa catatan:
  1. Keluarga bersedia kooperatif dengan segala penatalaksanaan pada pasien.
  2. Keluarga tidak melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan pasien.
Menurut Myra Estrin Levine (The Conservation Model), manusia dipandang secara whole yaitu tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek psychosocio-budaya dan spiritual. Tidak selalu aspek fisik saja yang diperhatikan pada pasien yang melakukan percobaan bunuh diri dengan menyilet nadinya, tetapi kondisi psikologis pasien juga sama pentingnya. Pasien yang melakukan percobaan bunuh diri mengalami kondisi tekanan psikologis , sehingga dengan menghadirkan keluarga di dekat pasien diharapkan tidak menambah tekan psikologis pasien.
  1. 2.    Keperawatan
Martha E. Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk. Seorang perawat yang menjalankan praktik keperawatan yang profesional, perawat melayani secara total kebutuhan pasien bukan fisik saja tapi juga psikologis pasien, jadi semua kebutuhan pasien harus diusahakan untuk dipenuhi selama tidak mengancam keselamatan.
Menurut Myra Estrin Levine asuhan keperawatan adalah baik mendukung dan terapi (untuk mencapai tingkat maksimum adaptasi). Tugas perawat adalah melakukan asuhan keperawatan yang baik dan mendukung terapi yaitu holistik. Sifat holistik diartikan sebagai perawatan yang menyeluruh termasuk kondisi psikologis pasien yang berupa aman, nyaman, tenang. Menghadirkan keluarga di dekat pasien akan memberikan rasa aman dan nyaman  sehingga mengurangi kecemasan dan ketakutan saat dirawat di unit gawat darurat maupun ruang rawat lain selama tidak membahayakan pasien.
  1. 3.    Kesehatan
Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana terdapat keserasian pada seluruh maupun sebagian variabel dalam diri klien. Menurutnya, sistem klien akan bergeser ke arah sakit dan kematian ketika banyak energi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan sistem akan begeser ke arah kesehatan apabila energi yang dibutuhkan terpenuhi. Ketika energi pasien ke arah kesehatan adalah dari keluarga, maka keluarga sangat penting dihadirkan di dekat pasien selama proses perawatan.
  1. 4.    Lingkungan
Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik lingkungan internal maupun eksternal, dimana di dalamnya manusia akan berinteraksi setiap saat. Interaksi manusia meliputi intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal yang dapat mempengaruhi stabilitasnya sebagai suatu sistem. Created environment (lingkungan yang diciptakan) diartikan sebagai lingkungan yang terbentuk dan berkembang tanpa disadari oleh klien dan merupak simbol sistem secara keseluruhan. Ketika lingkungan yang diciptakan nyaman bagi pasien, maka hal ini akan mendukung kondisi pasien kearah perbaikan. Memenuhi keinginan pasien yang menginginkan keluarga selalu berada di dekatnya  merupakan dari created environment, artinya menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien.








BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


4.1      Kesimpulan
  1. Keluarga pasien boleh menunggu di dalam ruangan karena pasien  membutuhkan dukungan keluarga dengan persyaratan keluarga pasien kooperatif dan tidak membahayakan keselamatan baik pada pasien maupun tenaga kesehatan.
  2. Di area manapun tidak terkecuali di unit gawat darurat setiap melakukan asuhan keperawatan harus selalu berpedoman pada paradigma keperawatan dalam hal ini menerapkan teori-teori yang sesuai dengan kasus yang ditemukan.

4.2      Saran
  1. 1.         Pemahaman tentang paradigma keperawatan perlu diperdalam bagi setiap perawat sehingga dalam bekerja senatiasa mengacu pada paradigma keperawatan.


 DAFTAR PUSTAKA

  1. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
  2. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika
  3. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik. Jakarta: EGC.
  4. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
  5. Paterson, Josephin & Zderad, Loretta, Humanistic Nursing Theory dalam Elisasiregar, 2012. Internet 10 Oktober 2013
  6. Wahit, 2008. Asuhan Keperawatan Komunitas, Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: Salemba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar