Rabu, 10 Februari 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS CA MAMMAE



ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
A.    Definisi
Carisionoma mammae merupakan gamgguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel labnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah.

B.      Anatomi
Kelenjar mammae (payudara) dimiliki oleh kedua jenis kelamin. Kelenjar ini menjadi fungsional saat pubertas untuk merespon  estrogen pada perempuan  dan pada laki-laki biasanya tidak berkembang. Saat kehamilan kelenjar mammae mencapai perkembangan puncaknya dan berfungsi untuk produksi susu (laktasi) setelah melahirkan bayi.
1.      Struktur
Setiap payudara merupakan elvasi dari jaringan glandular dan adipose yang tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara terletak diatas otot pektroralis mayor dan melekat pada otot tersebut melalui selapis jaringan ikat. Variasi ukuran payudara bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan jaringan ikat dan bukan pada jumlah glandular aktual.
a.       Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20 lobus mayor, setiap lobus dialiri  duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi sinus lakteferus (ampula).
b.      Lobus-lobus dikeliling jaringan adipose dan dipisahkan oleh ligamen suspensiorium cooper (bekas jaringan ikat fibrosa).
c.       Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap lobulus kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli sekrestori.
d.      Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang keluar sekitar 1 cm sampai 2 cm untuk membentuk aerola.
2.      Suplai darah dan aliran cairan limpatik payudara
a.       Suplai arteri kepayudara berasal dari arteri mamaria internal, yang merupakan cabang arteri sublavia. Konstribusi tambahan berasal dari cabang arteri alsilari toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui vena dalam dan vena supervisiak yang menuju vena kava superior.
b.      Aliran limfatik dari bagian sentrakl kelenjar mammae, kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar(sloane,2004)
A.    Fisiologi
Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas sampai menopause. Sejak pubertas, astrogen dan progesteron menyebabkan berkembangnya duktus dan timbul sinus. Perubahan kedua, sesuai dengan daur haid. Beberapa hari sebelum haid, payudara akan mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri. Oleh karena itu pemeriksaan payudara tidak mungkin dilakukan pada saat ini. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Saat hamil payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel dukus lobul dan duktus alveolus,sehingga tumbuh duktus baru. Adanya sekresi hormon prolaktin memicu terjadinya laktasi, dimana alveolus menghasilkan ASI  dan disalurkan ke sinus kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu (sjamsuhidajat, R,dan De Jong, W.,2005)
B.     Etiologi
a.       Ca payudara yang terdahulu terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ berpasangan.
b.      Keluarga diperkirakan 5% semua kanker adalah predisposisi keturunan ini,dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsioma mammae.
c.       Kelainan payudara (benigna) kelainan fibrokistik (benigna) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanitanya menderita/ pernah menderita yang porliferatif sedikit  meningkat.
d.      Makanan, berat badan dan faktor resiko lain status sosial yang tinggi menunjukkan resiko yang mengingat, sedangkan berat badan yang berlebihan pada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor yang berhubungan dengan estrgen pada wanita post menopouse.
e.       Faktor endokrin dan reproduksi grafiditas matur kurang dari 20 tahun dan graffiditas lebih dari 30 tahun, menarche kurang dari 12 tahun.
f.       Obat anti konseotiva oral,penggunaan fil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.
C.     PATOFISIOLOGI
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a.     Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang  memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik  dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
b.     Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Kanker  mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker  mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker  mammae dan resiko kanker  mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
Virus,  Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
Geneti
Kanker  mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic”  autosomal dominan.
Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom 17     mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di  kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange).  Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan  paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul)
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.

E.     Manifestasi klinik
Tanda karsinoma kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor jinak, masa lunak, batas tegas, mobile,bentuk bulat dan elips. Gejjala karsinoma kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, infersi, gejala nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase.

F.      Diagnosa keperawatan
1.      Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan masa tumor.
2.      Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
3.      Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
4.      Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kerangnya informasi.
5.      Gangguan intergritas.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar