Senin, 08 Februari 2016

Bagaimana perencanaan tindakan keperawatan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  latar Belakang
Tindakan keparawatan dapat dianggap sebagai suatu intruksi untuk perawat yang merawat klien. Perawat akan meninggalkan instruksi untuk perawat lainnya tentang bagaimana perawatan yang sebaik mungkin dapat diberikan kepada klien-klien tertentu. Instruksi perawat (nursing order) adalah suatu bentuk tindakan keperawatan yang menunjukan perawatan dan pengobatan yang khusus, dimana perawat mempunyai wewenang untuk melakukannya pada satu klien tertentu. Perawatan dan pengobatan dirancang untuk membantu klien mencapai satu atau lebih dari satu tujuan perawatan, sehingga dapat mengurangi masalah klien.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Mahasiswa belum mengetahui cara mengklasifikasikan prioritas masalah.
b.      Mahasiswa belum mengetahui cara memformulasikan prioritas masalah dengan benar.
c.       Mahasiswa belum mengetahui cara melaksanakan secara habitual prioritas maslah dengan akurat.
d.      Mahasiswa belum mengetahui cara mengapikasikan kemampuan berpikir kritis dalam menentukan prioritas.
e.       Mahasiswa belum mengetahui cara mengintegrasikan kemampuan berpikir kritis dalam menentukan prioritas.
f.       Mahasiswa belum mengetahui cara menunjukkan kemampuan berpikir kritis dalam menentukan prioritas.
g.       Mahasiswa belum mengetahui cara mengaplikasikan cara merumskan tujuan keperawatan.
h.      Mahasiswa belum mengetahui cara mengintregrasikan merumuskan tujuan keperawatan dengan benar.
i.        Mahasiswa belum mengetahui cara mahir dalam merumuskan tujuan keperawatan.
j.        Mahasiswa belum mengetahui cara menyebutkan cara merumuskan intervensi keperawatan.
k.      Mahasiswa belum mengetahui cara mendiskusikan cara intervensi keperawatan secara benar.
l.        Mahasiswa belum mengetahui cara mendemonstrasikan cara merumuskkan intervensi keperawatan secara akurat.

1.3  Tujuan
a.       Mahasiswa dapat mengetahui cara mengklasifikasikan prioritas masalah.
b.      Mahasiswa dapat mengetahui cara memformulasikan prioritas masalah dengan benar.
c.       Mahasiswa dapat mengetahui cara melaksanakan secara habitual prioritas maslah dengan akurat.
d.      Mahasiswa dapat mengetahui cara mengapikasikan kemampuan berpikir kritis dalam menentukan prioritas.
e.       Mahasiswa dapat mengetahui cara mengintegrasikan kemampuan berpikir kritis dalam menentukan prioritas.
f.       Mahasiswa dapat mengetahui cara menunjukkan kemampuan berpikir kritis dalam menentukan prioritas.
g.       Mahasiswa dapat mengetahui cara mengaplikasikan cara merumskan tujuan keperawatan.
h.      Mahasiswa dapat mengetahui cara mengintregrasikan merumuskan tujuan keperawatan dengan benar.
i.        Mahasiswa dapat mengetahui cara mahir dalam merumuskan tujuan keperawatan.
J.       Mahasiswa dapat mengetahui cara menyebutkan cara merumuskan intervensi keperawatan.
k.      Mahasiswa dapat mengetahui cara mendiskusikan cara intervensi keperawatan secara benar.
l.        Mahasiswa dapat mengetahui cara mendemonstrasikan cara merumuskkan intervensi keperawatan secara akurat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prioritas Masalah dalam tindakan keperawatan.
Mengklasifikasikan prioritas masalah yaitu mengelompokkan masalah yang paling penting atau memerlukan perhatian khusus dan masalah yang dapat ditunda. Biasanya masalah yang paling penting yang memerlukan indakan medis segera. Setelah itu, kita harus melihat tujuan yang ingin dicapai saat klien pulang nanti. Hal ini perlu dilakukan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan pertama kali dari keseluruhan asuhan keperawatan.
Untuk dapat mengklasifikasikan prioritas masalah maka memerlukan kemampuan dan keterampilan berpikir krits sehingga dapat:
1.      Mentukan masalah mana yang memerlukan pehatian khusus dan masalah mana yang dapat ditunda.
2.      Menentukan masalah mana yang menjadi tanggung jawab kita dan masalah mana yang perlu dirujuk pada tim kesehatan lain.
3.      Menentukan masalah mana yang sesuai dengan tandar asuhan ke[erawatan dan mana yang dapat menggunakan clinical pathway (kerja sama antar tim kesehatan).
4.      Menentukn masalah mana yang tidak termasuk dalam standar keperawatan, tetapi harus dirumuskan agar dapat diatasi sebelum klien pulang nanti.
Banyak faktor yang dipertimbangkan dalam memprioritaskan masalah. Salah satunya adalah prioritas berdasarkan kebutuhan dasar manusia menurut Moslow. Berikut ini prioitas menurut Moslow.
1.      Prioritas ke-1
Masalah mengancam kehidupan, yaitu kebutuhan fisiolois.

2.      Prioritas ke-2
Masalah yang mengganggu keamanan dan kenyamanan.
3.      Prioritas ke-3
Masalah yang behubunga dengan cinta mencintai.
4.      Prioritas ke-4
Masalah yang mempengaruhi harga diri.
5.      Prioritas ke-5
Masalah yang mengganggu pencapaian tujuan pribradi.
Dalam memformulasikan prioritas masalah digunakan prinsip-prinsip dasar, yaitu:
1.      Menggunakan Hierarki Moslow.
2.      Mengidentifikasi prioitas utama dan masalah mana yang memunyai kontribusi terhadap masalah lain.
Kemampuan seseoang perawat dalam menentukan prioritas masalah akan dipengaruhi oleh kemampuan perawat tentang hal-hal berikut:
1.      Persepsi klien terhadap prioritas masalah. Bila klien tidak seruju dengan prioritas yang ditetapkan maka perencanaan yang dibuat kemungkinan tidak akan berhasil.
2.      Gambaran masalah klien secara keseluruhan.
3.      Status kesehatan klien secara keseluruhan an perencanaan klien pulang.
4.      Lamanya hari perawatan yang diinginkan.
Proses penilaian prioritas dimulai dengan daftar diagnosis keperawatan. Penyusunan diagnosis yang berdasarkan prioritas ini mencakup memikirkan dan memutuskan urutan prefensi masalah klien. Akan tetapi, pengamblan keputusan ini tidak berarti bahwa satu masalah harus dipecahkan secara tuntas sebelum masalah lain ditindak lanjutin. Biasanya beberapa dianogsis difokuskan secara bersamaan.
Tindakan memilih satu dignosis yang paling penting didasarkan beberapa faktor masalah yang mengancam jiwa dan kesehatan sumber-sumber, waktu, manusia, dan materi yang tersedia. Keterlibatan klien dan standar pedoman kebijakan, prosedur, hukum dan peraturan semua berperan dalam penilain prioritas.
2.2  Kemampuan berpikir kritis dalam menentukan prioritas tindakan keperawatan.
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Pemikiran kritis dalam praktis keperawatan adalah seseorang mempnyai keterampilan pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar mencari informasi menggunakan alasan rasional, memprediksi dan melakukn transformasi pengetahuan.
 Fungsi berpikir kritis dalam keperawatan:
1.      Merumuskan dan menjelaskan keyakinantentang aktivitas keperawatan.
2.      Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktivitas keperawatan sehari-hari.
3.      Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
Berpikir kritis dalam setiap proses keperawatan
         Berpikir kritis dalam tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respon klien terhadap kondisi sakitnya.
         Berpikir kritis dalam tahap perencanaan adalah menggunakan untuk mengembangkan hasil yang diharapkan.
         Berpikir kritis dalam tahap implementasi adalah keterampilan dalam menguji hipotesis, karena tindakan keperawatan adalah tindakan nyata yang menentukan tingkat kebersihan untuk mencapai tujuan.
       Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan dimana perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien dan memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang.
1.      Berdasarkan masalah/ diagnosis keperawatan yang telah dirumuskan.
2.      Meupakan hasil akhir ang ingin dicapai.
3.      Harus objektif atau merupakan tujuan operasional langsung dari kedua belah pihak (klien perawat).
4.       Tujuan keperawatan hendaknya sejalan dengan tujuan klien.
5.       Mencakup tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
6.       Mencakup kriteria keberhasilan sebagai dasar evaluasi.
7.       Menjadi pedoman dari perencanaan tindakan keperawatan.
         Suatu pernyataan tujuan pertama-tama diperlukan agar perawat tahu secara khusus apa yang perawat harapkan untuk dicapai bersama-sama dengan klien. Tanpa suatu pernyataan tujuan yang jelas, perawat tidak mengetahui apakah akhir yang diinginkan telah tercapai. Suatu pernyataan tujuan yang jelas, akan menunjukkan hasil dari tindakan keperawatan dan btas waktu yang dibutuhkan. Terdapat dua kategori tujuan, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka panjang adalah hasil yang dalam pencapaiannya memerlukan waktu lebih lama. Tujuan jangka pendek tepat digunakan untuk keadaan emergenci dinamakan kondisi klien tidak stabil.

2.3  Cara merumuskan tujuan keperawatan dalam keperawatan dalam tindakan keperawatan.
Kriteria rumusan tujuan keperawatan.
1.      Berfokus kepada klien. Pernyataan tujuan harus merupakan perilaku klien yang menunjukkan berkurangnya masalah klien. Masalah tersebut telah diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan.
2.      Jelas dan singkat.
3.      Dapat diukur dan diobservasi.
4.      Waktu relatif dibatasi (jangka pendek, menengah dan panjang).
5.      Realistik untuk kemampuan/kondisi klien dalam waktu seperti yang ditetapkan.
6.      Realistik untuk tingkat pengalaman dan keterampilan perawat.
7.      Ditentukan bersama oleh perawat dan klien.
8.      Tujuan harus sejalan dan menyokong terapi.
Perumusan Kriteria Keberhasilan:
1.      Merupakan model atau standar yang digunakan untuk membuat keputusan.
2.      Dinyatakan sebagai hasil, misalnya merupakan perubahan status kesehatan.
3.      Menentukkan apakah tujuan dapat dicaapai.
4.      Menentukkan kriteria keberhasilan yang ditentukan, yang mencakup perilaku, apa yang dilakukan oleh klien dan bagaimana kemampuan klien sebelum mencapai tujuan manisfestasi terhadap respon manusia: KAAP (kognitif, afektif, psikomotor dan perubahan fungsi tubuh).
Ø  Kognitif: pengetahuan, berdasarkan pengulangan informasi yang telah diajarkan kepada klien.
Ø  Affektif: mengetahui bagaimana respon klien dan keluarga terhadap stres yang dihadapi (status emosional).
Ø  Psikomotor: mengidentifikasi apa yang seharusnya bisa dilaksanakan oleh klien sebagai hasil dari rencana pengajaran.
Ø  Perubahan fungsi tubuh: sejumlah manifestasi yang didapat di observasi.
Ciri-ciri kriteria keberhasilan:
1.      Berhubungan dengan tujuan.
2.      Bersifat khusus dan konkrit.
3.      Hasilnya dapat dilihat, didengar, diraba, dan diukur oleh orang lain.
4.      Dinyatakan dengan istilah yang positif.
Contoh:
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tujuh hari, klien mampu merawat kebersihan diri sendiri tanpa bantuan perawat, kriteria:
1.      Klien dapat mandi sendiri minimal 1x sehari.
2.      Klien dapat mengganti pakaian sendiri minimal 1x sehari.
3.      Mampu bedandan dengan rapi sesuai dengan waktu dan tepat.
Formulasi Rumusan Tujuan Keperawatan:
1.      Subjek(klien).
2.      Perilaku klien yang dapat diamati oleh orang lain.
3.      Prediksi (kondisi).
4.      Kriteria keberhasilan.
Petunjuk umum dalam menulis tujuan:
1.      Tulislah tujuan dalan istilah yang dapat diukur. Hindari kata-kata: baik, normal, cukup dan perbaikan.
2.      Tulislah tujuan dalam istilah yang dapat dicapai oleh klien, bukan indakan keperawatan.
3.      Tulis tujuan sesingkat mungkin.
4.      Buat tujuan yang spesifik.
5.      Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan.
6.      Rencanakan batas waktu untuk pencapaian tujuan. Tulis tanggal tujuan dan tanggal evaluasi.
       Secara umum SMART: spesific, measurable, achievable, reality and time (singkat, jelas , dapat dimengerti, spesifik, dapat diukur, da[pat dinili, realistis, berdasarkan diagnosis keperawatan dan kriteria waktu tertentu).
2.4  cara merumuskan intervensi keperawatan dalam tindakan keperawatan.
       Intervensi keperawatan adalah aktivitas yang dilakukan oleh perawat untuk memonitor status keehatan, meminimalkan resiko, mengatasi atau mengontrol masalah dan membantu aktivitas sehari-hari.
Intervensi keparawatan dibagi menjadi dua kategori:
1.      intervensi keperawatan langsung.
Yaitu kegiatan yang dilakukan langsung berinteraksi dengan klien. Seperti membantu klien turun dafri tempat tidur atau memberikan pendidikan kesehatan tentang Diabetes Melitus.
2.      Intervensi keperawatan tidak langsung.
Yaitu kegiatan yang dilakukan tanpa langsung berhadapan dengan klien. Misalnya: memonitor hasil pemeriksaan laboraturium atau memindahkan klien dari satu ruangan keruangan yang lain.
Intervensi keerawatan harus ditulis secara ringkas, singkat, serta mencakup ospek-spek berikut:
1.      Apa kegiatan yang dilakukan kepada klien.
2.      Kapan seharusnya dilakukan.
3.      Siapa yang akan melakukan.
4.      Kapan sebaiknya intervensi dievaluasi.
        Dokumentasi rencana keperawatan harus ditandatangani oleh perawatan yang membutnya agar dapat bertanggung jawab. Intervensi keperawatan akan mengarahkan perawat dalam merawat klien. Oleh karena itu, penting sekali untuk mencatat rangkaian intervensi keperawatan berdasarkan prioritasnya.
Sebelum menulis rencana asuhan keperawatan, harus memastikan hal-hal berikut:
1.      Data sudah lengkap, mencapai hal-hal berikut:
·         Pengkajian riwayat kesehatan saat masuk.
·         Diagnosis keperawatan saat masuk.
·         Alasan mengunjungi pelayanan kesehatan.
·         Data penunjang: laboraturium, latar belakang psikososiokultural.
·         Data hasil pemeriksa fisik.
Data penunjang lainnya: hasil observasi dari tim kesehatan lain.
2.      Catat masalah actual, potensial, atau kemungkinan. Tentukan masalah keperawatan prioritas, setelah dianogsis keperawatan ditulis, menjawab pernyataan berikut:
·         Apakah masalah dan dianogsis keperawatan telah ditulis dengan jelas dan singkat?
·         Apakah diagnosis keperawatan yang ditulis telah didasarkan atas data objektif dan subjektif yang dikumpulkan?
·         Apakah profesi kesehatan yang lain mengerti apa yang ditulis?
·         Apakah diagnosis potensial dan kemungkinan telah ditulis dengan benar?
·         Apakah setiap masalah sudah diberi tanggal?
3.      Untuk membuat perencanaan keperawatan agar lebih dimengerti, dapat menggunakan ilustrasi atau grafik.
·         Tertulis tujuan dan kriteria hasil dengan jelas, spesifik, dapat diatur, serta berhubungan dengan diagnosis keperwatan.
·         Gunakan kata kerja perintah dalam menulis intervensi keperawatan.
·         Tulislah rasionala dari intervensi yang dilakukan.
·         Gunakan pena dengan tinta hitam atau biru dan slalu ditandatangani. Jika salah, jangan gunakan tipe-x, tetepi dicoret kemudian dibubuhi paraf di tempat coretan.
·         Pertahankan perencanaan sebagai data permanen klien.
·         Bila memungkinkan, biarkan klien dan keluarga untuk berkontribusi dan terlibat aktif dalam proses perencanaan.
·         Tinjauan ulang dan perbaikan perencanaan sesuai dengan perkembangan kondisi klien setiap hari atau setiap periode.
Rumusan intervensi keperawatan
1.      Terapkan data dasar, yaitu data fokus yang berupa tanda dan gejala dari masalah.
2.      Periksa instruksi pengobatan yang berhubungan dengan intervensi keperawatan dan kaitannya dengan masalah keperawatan (clinical pathway/ protocol) maka gunakan sebagai kerangka berfikir dan lakukan motivasi sesuai kondisi klien

Kurangnya volume cairan berhubungan dengan intakeperolal
 
Aritmia berhubungan dengan rendahnya kadar potasium
 
Diagnosis Keperawatan                                         Masalah Kolaboratif













1.      Apa yang harus dilakukan dalam meminimalkan penyebab masalah.
2.      Apa yang harus dilakukan untuk meminimalkan masalah.
 

 




  
















Laporkan kepada dokter, masalah yang dicurigai, monitor program pengobatan, kadar kalsium, yakinkan intake makanan tinggi kalsium (makanan, waktu, jumlah dan jenis).












3.




















 


Monitor intake, tawarkan cairan, yakinkan intake cairan minimal 2000 liter/hari (apa jenis cairan, waktu, jumlah).
 

 




                                                                          

3.      Identifikasi program pemantauan masalah potensial, yaitu:
a.       Apa yang akan anda pantau.
b.      Seberapa sering masalah tersebut dipantau.
c.       Seberapa sering masalah tersebut dicatat.
4.      Identifikasi intervensi pencegahan.
Yakinkan bahwa intervensi telah ejalan dengan terapi yang lain.
5.      Lakukan intervensi sejalan dengan yang lain.
6.      Pertimbangkan pilihan klien semaksimal mungkin.
7.      Lakukan intervensi pendidikan kesehatan.
8.      Konsultasikan dengan profesi yang lain.
9.      Yakinkan intervensi spesifik dengan kerja yang jelas.
Intervensi keperawatan meliputi:
a.       Aukultasi suara paru setiap jam.
b.      Bantu klien untuk melakukan bentuk efektif dan latihan nafas dalam. Jangan menggunakan bantal untuk menahan lokasi dan sisi.
c.       Jelaskan motivasi klien tentang pentingnya batuk efektif dan nafas dalam.
d.      Catat suar nafas dab sputum tiap pertukaran shift.











BAB III
KESIMPULAN
3.1  Kesimpilan
Mengklasifikasikan prioritas masalah yaitu mengelompokkan masalah yang paling penting atau memerlukan perhatian khusus dan masalah yang dapat ditunda. Biasanya masalah yang paling penting yang memerlukan indakan medis segera. Setelah itu, kita harus melihat tujuan yang ingin dicapai saat klien pulang nanti. Hal ini perlu dilakukan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan pertama kali dari keseluruhan asuhan keperawatan.
Untuk dapat mengklasifikasikan prioritas masalah maka memerlukan kemampuan dan keterampilan berpikir krits sehingga dapat:
1.      Mentukan masalah mana yang memerlukan pehatian khusus dan masalah mana yang dapat ditunda.
2.      Menentukan masalah mana yang menjadi tanggung jawab kita dan masalah mana yang perlu dirujuk pada tim kesehatan lain.
3.      Menentukan masalah mana yang sesuai dengan tandar asuhan ke[erawatan dan mana yang dapat menggunakan clinical pathway (kerja sama antar tim kesehatan).
4.      Menentukn masalah mana yang tidak termasuk dalam standar keperawatan, tetapi harus dirumuskan agar dapat diatasi sebelum klien pulang nanti.
3.2  Saran
Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat bekerja secara profesinal dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat yang ideal dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat mersakan kepuasan atas asuhan keperawtan yang diberikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar