Selasa, 09 Februari 2016

pengertian dokumentasi keperawatan dan jenis-jenis pendokumentasian dalam keperawatan



BAB I
PENDAHULUAN
           
1.1    Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat secara berkualitas (Kozier, 1995). Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan  kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan  kesehatan.. Dalam  upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik.
Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi  klinis. Namun pada  realitanya dilapangan, asuhan  keperawatan  yang dilakukan masih bersifat manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan yang lebih canggih  dengan memanfaatkan perkembangan tehnologi informasi. Pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan  komputer diharapkan akan membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan yang  berkwalitas.
Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan meningkatnya strata pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan, termasuk dalam dokumentasi proses keperawatan. Dari yang sebelumnya manual, bergeser kearah komputerisasi. Bahkan dalam perkembangannya, computer bukan hanya membantu dalam dokumentasi proses keperawatan, tapi pemanfaatannya sampai pada kepentingan manajemen rumah sakit, dimana aktifitas perawatan dapat termonitor dalam sebuah data base rumah sakit.

1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan dokumentasi keperawatan?
2.      Apa tujuan dokumentasi keperawatan?
3.      Bagaimana dokumentasi  secara  manual?
4.      Bagaimana dokumentasi keperawatan elektronik?
5.      Bagaimana dokumentasi keperawatan berbasis tehnologi komputer?
6.      Bagaimana manfaat dokumentasi keperawatan berbasis tehnologi komputer?
7.      Bagaimana model dokumentasi keperawatan?
8.      Bagaimana manfaat dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi?

1.3    Tujuan
1.      Mahasiswa mengetahui pengertian dokumentasi keperawatan.
2.      Mahasiswa mengetahui tujuan dokumentasi keperawatan.
3.      Mahasiswa mengetahui dokumentasi secara manual.
4.      Mahasiswa mengetahui dokumentasi keperawatan elektronik.
5.      Mahasiswa mengetahui dokumentasi keperawatan berbasis tehnologi komputer.
6.      Mahasiswa mengetahui manfaat dokumentasi keperawatan berbasis tehnologi komputer.
7.      Mahasiswa mengetahui model dokumentasi keperawatan.
8.      Mahasiswa mengetahui manfaat dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAK


2.1    Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Potter (2005) mendefenisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Dokumentasi keperawatan juga merupakan salah satu bentuk upaya membina dan mempertahankan akontabilitas perawat dan keperawatan (Webster New World Dictionary dalam Marelli (1996).  Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan  keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach, 1991).

2.2    Tujuan Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan yang lengkap adalah  prasyarat dalam melaksanakan perawatan yang baik dan untuk efesiensi dari kerjasama dan komunikasi antar profesi kesehatan dalam pelayanan kesehatan professional.  Dokumentasi keperawatan yang lengkap dan akurat akan memudahkan disiplin ilmu lain untuk  menggunakan  informasi di dalamnya. Dokumentasi diperlukan untuk memudahkan alur dan koordinasi dalam perawatan pasien.
Dokumentasi keperawatan yang akurat dan lengkap telah sesuatu yang penting ketika berhadapan dengan pembayaran dan kwalitas pelayanan.  Griffiths dan Hutchings    menuliskan bahwa perawat  merasakan bahwa dokumentasi tertulis mereka tidak dihargai. termasuk komunikasi verbal dengan profesi lain. karena komunikasi lisan yang tidak tertulis pada dokumentasi juga tidak dibayar. Alasan yang lain terhadap  pentingnya dokumentasi ilmu perawatan yang akurat dan lengkap adalah berkaitan dengan urusan pengadilan. 


2.3    Dokumentasi  Secara  Manual
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas sering terselip. Pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, sehingga perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.
Komponen model dokumentasi keperawatan:
1.      Komunikasi
Kapan saja perawat melihat pencatatan kesehatan, perawat memberi dan menerima pendapat dan pemikiran. Untuk lebih efektif penyaluran ide tersebut, perawat memerlukan ketrampilan dalam menulis. Ketrampilan dokumtasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkonsumsikan kepada tenaga kesehatan lainya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan yang akan dikerjakan oleh perawat.
Bentuk komunikasi, ada 2 yaitu:
1)      Komunikasi verbal, meliputi kata- kata yang diucapkan maupun yang ditulis. Kata- kata adalah media atau simbol yang digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan, menimbulkan respons emosional, atau menggambarkan objek, observasi, kenangan atau kesimpulan.
2)      Komunikasi nonverbal adalah transmisi pesan tanpa menggunakan kata- kata, dan merupakan salah satu cara yang terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan pesan kepada orang lain.
Contoh efektifitas pola penulisan komunikasi:
a.       Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat
Sebagai contoh dengan menuliskan kalimat “ keadaan klien tetap”  tanpa menambahkan  data pengkajian  dan evaluasi untuk mendukung keadaan tersebut pada lembar observasi, rencana tindakan adalah tidak mempunyai arti.
b.      Mengkomunikasikan kepadatenaga perawat lainya dan tenaga kesehatan apa yang telah terjadi dan diharapakan terjadi.yang pencatatan waktu perubahan keadaan klien, perkembangan atau sebaliknya tentang tujuan dan perencanaan perlu dituliskan pada format yang khusus
c.       Manfaat dan data pasien yang akurat dapat dicatat
Pencatatan meliputi data subyektif dan obyektif sewaktu klien masuk rumah kan sakit masalah, analisa rencana tindakan, implementasi, observasi, keperluan pemeriksaan.
d.      Penulisan catatan menggambarkan sesuatu yang efektif
Ide –ide yang kreatif dalam penulisan akan sangat membantu dalam intervensi keperawatan. Maka catatan trsebut harus meliputi: komponen
1.      Riwayat keperawatan (termasuk masalah- maslah yang berakibat pada saat sekarang ataupun yang akan datang)
2.      Masalah aktual dan potensial
3.      Perencanaan dan tujuan saat sekarang dan yang akan dating
4.      Pemeriksaan, pengobatan, dan promosi kesehatan untuk membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapakan
5.      Evaluasi tujuan keperawata, dan modifikasi rencana tindakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

2.      Dokumentasi Proses Keperawatan
Dokumentasi adalah bagian integral proses, bukan sesuatu yang berbeda dari metode problem- solving. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, tindakan. Perawat kemudian mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang diberikan dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga kesehatan lainnya.
Kekurangan dalam pendokumentasian proses keperawatan meliputi penggunaan terminologi  pencatatan yang tidak standar yang tidak menunjukkan adanya suatu perbedaan tindakan keperawatan yang komplek.
Contoh pendokumentasian proses keperawatan yang efektif:
a.       Penggunaan standar terminology (pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi)
b.      Data yang bermanfaat dan relevan dikumpulkan kemudian dicatat sesuai dengan prosedur dalam catatan yang permanen. Data tersebut meliputi observasi keadaan fisik atau emosional klien,keputusan keperawatan,kegiatan keperawatan misalnya melaksanankan perintah dokter atauu kegiatan pembelajaran kepada klien.
c.       Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang akurat.
d.      Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan yang permanen
e.       Observasi dicatat secara akurat,lengkap,dan sesuai urutan waktu.
f.       Evaluasi dicatat secara urutan waktunya,meliputi selama dirawat, dirujuk ,pulang, ataupun perubahan keadaan klien . Respon klien terhadap tindakan intervensi keperawatn dan medis juga perlu dituliskan.
g.      Rencana tindakan keperawatan yang direvisi,berdasarkan hasil yang diharapkan dari klien.

 Lingkup pencatatan pada proses keperawatn yang spesifik dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)      Klien masuk rumah sakit
2)      Kelengkapan riwayat keperawatan dan pemeriksaan-pemerikasaan
3)      Diagnosa keperawatan
4)      Rencana tindakan keperawatan
5)      Pendidikan kepada pasien
6)      Dokumentasi parameter monitoring dan intervensi keperawatan lainya
7)      Perkembangan terhadap hasil yang diharapkan
8)      Evaluasi perencanaan
9)      Jastifikasi terhadap proses intervensi, jika diperlukan
10)  Sistem perujukan
11)  Klien pulang

3.      Standar dokumentasi
Perawat memerlukan suatu ketrampilan untuk dapat memenuhui standar yang sesuai.standar dokumentasi adalah suatu peryataan tentang kualitas kualitas dengan adanya standar dokumentasi memberikan informasi bahwa adanya suatu ukuran terhadap kualitas dokumentasi keperawatan.
a.       Kepatuhan terhadap aturanpendokumentasian yang ditetapakan oleh profesi atau pemerintah.
b.      Standar  profesional keperawatan dituliskan kedalam catatan kesehatan.
c.       Peraturan tentang praktik keperawatan dapat dilihat pada catatan pelayanan kesehatan.
d.      Pedoman akreditasi harus diikuti penekanan  yang khusus pada tentang kegiatan observasi dan evaluasi.

2.4    Dokumentasi Keperawatan Elektronik
Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan meningkatnya strata pendidikan keperawatan di Indonesia dan akses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa dampak pada kemajuan proses keperawatan, termasuk dalam dokumentasi keperawatan. Dokumentasi keperawatan yang sebelumnya manual, bergeser kearah komputerisasi. Komputerisasi bukan hanya membantu dalam dokumentasi keperawatan, tetapi digunakan juga untuk sistem informasi manajemen rumah sakit. Aktivitas asuhan keperawatan dapat termonitor dalam sebuah data base rumah sakit.
Perawat merupakan salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan. Perawat mempunyai peran penting dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi termasuk dokumentasinya. Dokumentasi Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan (Kozier, E. 2007). Dokumentasi Keperawatan juga merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Pendokumentasian yang benar merupakan bukti secara profesional dan legal yang dapat dipertanggung jawabkan.

2.5    Dokumentasi Keperawatan Berbasis Tehnologi Komputer
Computerized nursing documentation adalah suatu kombinasi antara sistem komputer rumah sakit dengan dokumentasi Keperawatan yang diisi oleh staf perawat. Perawat dengan sistem yang terkomputerisasi ini, dapat melakukan akses ke laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, dan disiplin ilmu lain seperti ahli gizi, fisioterapis, occupational therapies. Dokumentasi Keperawatan yang terkomputerisasi dibuat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendokumentasian asuhan keperawatan yang dibuat. Pencatatan dan pelaporan menjadi lebih akurat, lebih lengkap, lebih menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien.
Menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpecaya, detail, cepat, relevan, untuk suatu organisasi.

                                                                                    
2.6    Manfaat Dokumentasi keperawatan Berbasis Tehnologi Komputer
Suatu studi Dokumentasi Keperawatan Berbasis Tehnologi Komputer yang diselenggarakan di University medical center Heidelberg selama 18 bulan. Hasil dari studi menunjukkan adanya suatu peningkatan yang sangat baik dari sisi kuantitas dan kualitas dokumentasi. Aspek positif meliputi kelengkapan dari dokumentasi keperawatan, aspek yang formal dan peningkatan kualitas hubungan antar perawat. Aspek yang negatif adalah berkaitan dengan contens dari rencana keperawatan (Cornelia,et all ,2007).
Menurut Gurlay, L (2008) Electronic Medical Record (EMR) memiliki manfaat sebagai berikut yaitu :
1.      Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.
2.      Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip.
3.      Penyimpanan data (Record )pasien menjadi lebih lama.
4.      EMR yang dirancang dengan baik akan mendukung ototnomi yang dapat dipertanggung jawabkan.
5.      Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat juga.
6.      Meningkatkan produktivitas bekerja.
7.      Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan.

Sedangkan menurut Holmas (2003, dalam Sitorus 2006) terdapat beberapa keuntungan utama dari Dokumentasi Keperawatan Berbasis Tehnologi Komputer yaitu :
1.      Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik sesuai standar yang mudah dan cepat diketahui.
2.      Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat berfokus pada pemberian asuhan.
3.      Accessibility dan legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik tentang semua pasien dan suatu lokasi.

2.7    Model Dokumentasi Keperawatan, terdiri dari :
1.      SOR (Source-Oriented-Record)
Istilah : Catatan Tradisional
Setiap orang/ bagian/ sumber mempunyai catatan sendiri atau terpisah, terdiri dari 6 komponen:
a.       Admission sheet: biodata
b.      Lembar intruksi dokter
c.       Lembar riwayat medic
d.      Catatan perawat
e.       Catatan dan laporan khusus
f.       Kartu grafik/ pencatatan
Keuntungan dan kerugian SOR
Keuntungan :
a.       Menyajikan data secara berurutan
b.      Memudahkan perawat untuk secara bebas mencatat berbagai
c.       Informasi
d.      Format dapat menyederhanankan proses pencatatan masalah
e.       Kejadian, perubahan, intervensi dan respon klien atau hasil
Kerugian SOR :
a.       Potensial terjadinya pengumpulan data yang terfragmentasi, tidak berdasarkan urutan waktu
b.      Kadang mengalami kesulitan untuk mencari data sebelumnya bila tidak mengulang dari awal
c.       Superficial pencatatan tanpa data yang jelas
d.      Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk menentukan masalah dan tindakan
e.       Waktu pemberian asuhan memerlukan waktu yang banyak
f.       Data yang berurutan mungkin menyulitkan dalam interpretasi atau analisa
g.      Perkembangan klien sulit dimonitor
h.      Menghabiskan waktu
i.        Catatan tidak teratur, berpindah dari satu masalah ke masalah lain tanpa penghubung yang jelas.

2.      POR (Problem-Oriented-Record)
Diperkenalkan: Dokter. Lawrence Weed (USA) Awal : POMR (Problem Oriented Medical Record) merupakan alat yang efektif untuk membantu tim kesehatan mengidentifikasi masalah pasien, merencanakan terapi, diagnosa dan penyuluhan serta mengevaluasi dan mengkaji perkembangan pasien, komponen POR terdiri dari:
a.       Data Dasar
1)      Berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pertama kali masuk RS
2)      Mencakup pengkajian keperawatan, riwayat penyakit/kesehatan, pemeriksaan fisik, pengkajian ahli gizi dan hasil laboratorium
3)      Tergantung pada masing2 unit mis : unit kebidanan akan berbeda dengan yang dibutuhkan oleh unit pediatrik atau unit bedah
4)      Perlu dibuat pedoman wawancara sesuai dengan kebutuhan
b.      Daftar Masalah
1)      Berisi masalah yang telah teridentifikasi dari data dasar
2)      Selanjutnya masalah disusun secara kronologis sesuai dengan tanggal teridentifikasinya masalah
3)      Daftar ini berada pada bagian depan status klien dan setiap masalah diberi tanggal, nomor, dirumuskan dan dicantumkan nama orang yang menemukan masalah.
c.       Daftar awal rencana asuhan
1)      Rencana awal disusun oleh tenaga yang menyusun daftar masalah
2)      Terdiri dari tiga bagian :
a.       Diagnostik
b.      Usulan terapi
c.       Pendidikan klien
d.      Catatan Perkembangan Pasien (Progress Notes)
3)      Berisikan perkembangan/kemajuan dari tiap masalah yang telah dilakukan tindakan, disusun oleh semua anggota yang terlibat dengan menambahkan catatan perkembangan pada lembar yang sama
Keuntungan POR :
a.       Fokus catatan askep lebih menekankan pada masalah klien dan proses penyelesaian masalah dari pada tugas dokumentasi
b.      Adanya kontinuitas dari askep
c.       Pencatatan evaluasi dan penyelesaian masalah lebih jelas
d.      Daftar masalah merupakan checklist untuk Diagnosa Perawatan dan untuk masalah keperawatan, membantu mengingatkan
e.       Data yang perlu diintervensi dijabarkan dalam rencana tindakan keperawatan
Kerugian POR :
a.       Penekanan hanya pada masalah, penyakit dan ketidak mampuan dapat mengakibatkan pada pendekatan pengobatan yang negatif
b.      Kemungkinan adanya kesulitan jika daftar masalah belum dilakukan tindakan atau munculnya masalah baru
c.       Dapat menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus masuk dalam daftar masalah

3.      PROGRESS NOTES
Terdapat tiga jenis :
a.       Catatan perawat
Harus ditulis oleh perawat tiap 24 jam, meliputi berbagai informasi tentang :
1)      Pengkajian
2)      Tindakan keperawatan mandiri
3)      Tindakan keperawatan kolaboratif /instruksi dokter
4)      Evaluasi keberhasilan tiap tindakan keperawatan
5)      Tindakan yang dilakukan oleh dokter tetapi mempengaruhi tindakan keperawatan
6)      Kunjungan berbagai team kesehatan mis; visite dokter,  pekerja sosial dll
b.      Flow sheet
1)      Memungkinkan perawat mencatat hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara berulang dan tidak perlu ditulis secara naratif
2)      Biasanya berisi TV, TD, BB, jumlah masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam dan pemberian obat
3)      Lebih sering digunakan di IGD, ICU, R. Haemodialisa, R. OK, sebagai lembar observasi.
c.       Discharge notes (catatan pemulangan)
1)      Dipersiapkan ketika pasien akan dipulangkan atau dipindahkan pada tempat perawatan lain guna perawatan lanjutan meliputi :
a)      Masalah kesehatan yang masih aktif
b)      Pengobatan terakhir
c)      Penanganan yang masih harus diteruskan
d)     Kebiasaan makan dan istirahat
e)      Kemampuan untuk asuhan mandiri
f)       Jaringan dukungan
g)      Pola/gaya hidup
h)      Agama
2)      Ditujukan utk tenaga kesehatan yang akan melakukan home care dan sebagai informasi bagi pasien
3)      Informasi untuk tenaga kesehatan mencakup :
a)      Menguraikan tindakan keperawatan
b)      Menguraikan informasi yang disampaikan
c)      Menguraikan keterampilan klien dalam melakukan tindakan tertentu
d)     Menjelaskan keterlibatan anggota keluarga dalam asuhan
e)      Menguraikan sumber yang diperlukan di rumah
4)      Informasi untuk klien hendaknya :
a)      Menggunakan bahasa yang singkat dan mudah dipahami
b)      Menjelaskan langkah prosedur tertentu
c)      Mengidentifikasi tindakan pencegahan yang perlu diikuti ketika melakukan asuhan mandiri
d)     Memeriksa tanda dan gejala komplikasi yang perlu dilaporkan pada dokter saat kontrol ulang
e)      Memberikan daftar nama dan no telp yang bisa dihubungi keluarga/pasien

4.      CBE (Charting By Exception)
Adalah Sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar. Bentuk CBE biasanya seperti Flowsheet yang merupakan kesimpulan penemuan penting dan menjabarkan indikator pengkajian termasuk intruksi dokter atau perawat, grafik, catatan pendidikan dan catatan pemulangan pasien.
Keuntungan CBE :
a.       Tersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan intervensi
b.      Data yang tidak normal nampak jelas
c.       Data yang tidak normal secara mudah ditandai dan dipahami
d.      Data normal atau respon yang diharapkan tidak mengganggu informasi lain
e.       Menghemat waktu karena kegiatan rutin dan observasi tidak perlu dituliskan
f.       Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi
g.      Data pasien dapat ditulis secepatnya
h.      Informasi terbaru dapat diletakkan pada tempat tidur pasien
i.        Jumlah halaman lebih sedikit
j.        Rencana tindakan keperawatan disimpan sebagai catatan yang permanen
Kerugian CBE :
a.       Pencatatan secara narasi sangat singkat, tergantung pada “checklist”
b.      Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak ada
c.       Pencatatan kegiatan rutin sering diabaikan
d.      Tidak mengakomodasi pencatatan disiplin ilmu lain
e.       Dokumentasi keperawatan tidak berhubungan dengan adanya suatu masalah
Pedoman Penulisan CBE :
a.       Data dasar dicatat untuk setiap pasien dan disimpan sebagai catatan yang permanent
b.      Daftar Diagnosa Perawatan disusun dan ditulis pada waktu masuk RS dan menyediakan daftar isi untuk semua Diagnosa Perawatan
c.       Semua Diagnosa Perawatan disertai dengan discharge notes
d.      Menggunakan format SOAPIER

5.      PIE(Problem, Intervention & Evaluation)
a.       Maksudnya adalah untuk menghilangkan rencana perawatan yang tradisional dan memasukkan rencana perawatan yang kontinue ke dalam dokumentasi harian.
b.      Tujuan adalah menyederhanakan proses dokumentasi, menyatukan rencana perawatan dan catatan perkemb, penulis secara ringkas askep yang direncanakan dan diberikan.
c.       Format PIE lebih tepat digunakan untuk sistem pemberian asuhan keperawatan primer.
d.      Pada keadaan akut, perawat primer melaksanakan dan mencatat pengkajian waktu pasien masuk, kemudian setiap masalah, intervensi dan evaluasi diberi tanda PIE
e.       Sistem PIE terdiri dari :
1)      Lembar alur perawatan pasien dan pengkajian
Adalah Lembar alur 24 jam yang berisi kriteria pengkajian yang spesifik berdasarkan kategori kebutuhan manusia. Selain data pengkajian, lembar alur juga memberi ruang untuk mendokumentasikan informasi tentang IV, obat-obatan, luka dan prosedur.
2)      Catatan perkembangan
Masalah diidentifikasi dalam Catatan Perkembangan menggunakan (jika mungkin) Diagnosa Perawatan dari NANDA. Tidak boleh menggunakan Diagnosa Medis.
Keuntungan PIE :
a.       Menyederhanakan proses pencatatan dan pengkajian
b.      Mendorong penggunaan diagnosa keperawatan
c.       Setiap mas yang diidentifikasi, dievaluasi min setiap 8 jam/ pergantian shift
d.      Disenangi oleh para dokter
e.       Meningkatkan kredibilitas professional
Kerugian PIE :
a.       Kesulitan mengevaluasi perkembangan pasien karena tidak adanya kriteria hasil
b.      Rencana prwtn merupakan tanggung jawab perawat RN, maka perawat LPN kesulitan untuk pendokumentasikan tindakan
c.       Tidak sesuai untuk pasien yang perubahannya masalahnya lama misalnya untuk pasien dengan penyakit kronis
d.      Dokumentasi panjang terutama bila pasien punya banyak masalah.
                                                
2.8    Manfaat Dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi
Suatu studi idiselenggarakan di University medical center Heidelberg selama 18 bulan. Hasil dari studi  menunjukkan adanya  suatu peningkatan yang penting tentang kwantitas dan kwalitas dokumentasi. Aspek positif meliputi kelengkapan dari dokumentasi keperawatan, aspek yang formal dan  peningkatan kwalitas hubungan antar  perawat. Aspek yang negatif adalah berkaitan dengan contens dari rencana keperawatan (Cornelia,et all ,2007).
Electronik health Record dilaporkan memiliki manfaat sebagai berikut yaitu :
1.      Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan
2.      Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip
3.      Penyimpanan data (Record) pasien  menjadi lebih lama
4.      EHR yang dirancang dengan baik akan  mendukung ototnomi yang dapat dipertanggung jawabkan
5.      Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat juga.
6.      Meningkatkan produktivitas bekerja
7.      Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan.
(Gurley L, Advantages and Disadvantages of the Electronic Medical Record), Sedangkan menurut  Holmas (2003, dalam Sitorus 2006)  terdapat beberapa keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:
a.       Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah dan cepat diketahui
b.      Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat berfokus pada pemberian asuhan
c.       Accessibility & legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik tentang semua pasien dan suatu lokasi
Melihat banyaknya manfaat dan keuntungan yang diberikan dari pendokumentasian asuhan keperawatan yang terkomputerisasi ini  tentunya merupakan tantangan yang besar bagi dunia keperawatan di Indonesia. Perkembangan pemanfaatan tehnologi computer khususnya dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di   Indonesia sampai saat ini  masih sangat minim. Sampai saat ini sebagian kecil rumah sakit telah menggunakan dokumentasi proses keperawatan berbasis komputer namun hasil evaluasi terhadap keberhasilan tersebut belum disosialisasikan secara global.     
Sebelum suatu instansi rumah sakit menggunakan pendokumentasian keperawatan yang terkomputerisasi ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, tidak hanya berkaitan dengan penyediaan hardware dan software computer itu sendiri, tetapi yang lebih dipentingkan adalah  kemampuan perawat dalam menggunakan tehnologi informasi ini.  Sebuah studi di Medical Center Taiwan menunjukkan bahwa permasalahan perawat yang menggunakan system informasi keperawatan adalah  pelatihan yang tidak cukup,  perhatian terhadap  keamanan data, stress karena adanya tambahan beban kerja , kerjasama antar disiplin rendah. Peneliti mengusulkan adanya pelatihan yang cukup bagi perawat dalam penggunaan system ini, membuat alur kerja dan meningkatkan komunikasi interdisiplin. (Ting Ting Lee, 2007)
Di Indonesia  masih bervariasinya tingkat pendidikan dan pengetahuan perawat terhadap contens (isi) dari dokumentas keperawatan masih merupakan problem yang belum terpecahkan. Untuk menghadapi masalah ini mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk dapat mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
a.       Perlu adanya peningkatan pengetahuan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan
b.      Perlu adanya pelatihan dalam penggunaan computer terutama berkaitan dengan tehnis pencatatan dan software yang digunakan
c.       Perlunya kerja sama dengan pihak luar (swasta) terutama bagi rumah sakit pemerintah dalam hal penyediaan computer.





















BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi  klinis. Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi namun juga berkaitan dengan aspek legal dan jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan. Dengan pendokumentasian yang baik pengembangan riset keperawatan juga akan optimal. Bagaimanapun, saat ini pendokumentasi proses keperawatan di Indonesia  sangatlah kurang dan kualitasnya sangat rendah. Pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan  komputer diharapkan akan membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan yang  berkwalitas. Namun sebelum suatu instansi rumah sakit menggunakan pendokumentasian keperawatan yang terkomputerisasi ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, tidak hanya berkaitan dengan penyediaan hardware dan software computer itu sendiri, tetapi yang lebih dipentingkan adalah  kemampuan perawat dalam menggunakan tehnologi informasi ini.

3.2    Saran
Diharapakan kepada pembaca atau mahasiswa dapat memahami lebih luas tentang penerapan sistem dokumentasi manual dan elektronik karena banyak sekali manfaat yang didapatkan untuk membuat dokumentasi dari asuhan keperawatan serta saran dan kritik yang baik demi membangun keberhasilan dan kelengkapan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.
Handayaningsih, Isti. 2009. Dokumentasi Keperawatan “DAR”. Jogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar