Selasa, 09 Februari 2016

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM



KATA PENGATAR

          Membicarakan problem pendidikan AIK di Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Setidaknya terdapat sebuah pertanyaan : adakah AIK dikaji sebagai objek keilmuan sebagaimana disiplin yang lain, ataukah AIK dijadikan rujukan pandangan hidup ataupun akidah untuk mempelajari dan menjalani kehidupan? Seharusnya kedua aspek ini diintegrasikan menjadi satu pendekatan yang utuh sekalipun pada prakteknya banyak kendala yang harus diselesaikan. Maka dari itu dosen AIK dituntut untuk berijtihad menemukan metode yang tepat, bagaimana cara untuk membantu mahasiswa tumbuh menjadi sarjana yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Mempertemukan kedua tuntutan ini sangat penting mengingat setiap diskusi dan pengajian selalu ada pertanyaan kenapa terjadi kesenjangan yang begitu lebar antara idealitas ajaran Islam yang diyakini dengan benar, hebat dan tinggi dan disisi lain realitas perilaku para pemeluknya yang seringkali bertentangan dengan ajaran agamanya.Ada tida indicator orientasi pendidikan Islam yang kurang tepat, yaitu :
1.      Pendidikan Agama Islam saat ini lebih berorientasi pada belajar agama, bukan belajar beragama. Sehingga tidak aneh jika banyak orang yang memiliki pengetahuan tentang agama namun perilakunya tidak mencerminkan ajaran tersebut.
2.      Tidak adanya pemilihan materi pendidikan agama yang tepat dan sistematis. Sehingga banyak pengetahuan awal yang telewatkan.
3.      Kurangnya penjelasan yang luas dan mendalam serta kurangnya penguasaan semantik dan generik atas istilah kunci dan pokok ajaran agama.
Pembinaan intelektualitas dan spiritualitas Islam bagi para mahasiswa yang terjadi diluar kampus tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak mahasiswa memiliki kematangan berfikir, wawasan keislaman dan ketrampilan berorganisasi justru dari kegiatan ekstra diluar kampus. Sebenarnya kondisi seperti ini bagi lembaga PTM merupakan asset yang harus dipertahankan dan dibina melalui perkuliahan dengan metode yang menarik minat mahasiswa, serta materi yang terstruktur dalam kurikulum.S

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Muhammadiyah sebagai organisasi besar di negeri ini tentu banyak faktor yang mempengaruhi tentang keberadaannya. Selanjutnya  muhammadiyah sebagai organisasi pembaharu pasti ada maksud dan tujuan yang melandasinya. Dengan maksud dan tujuan tersebut muhammadiyah bergerak dengan besar kecilnya kegiatan sebagai contoh amal usaha muhammadiyah. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang maksud,tujuan, sejarah perumusan serta pengertian yang terkandung didalamnya. Rumusan maksud dan tujuan muhammadiyah sejak berdiri sampai sekarang ini mengalami beberapa kali perubahan redaksional, perubahan susunan bahasa dan istilah. Sekalipun begitu tidak dengan sendirinya berubah isi dan jiwanya, karena hakekatnya antara yang lama dan baru adalah sama-sama untuk perubahan yang lebih baik.
Maksud dan tujuan yang dimaksud adalah yang termaktub dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga muhammadiyah. Pada dasarnya maksud dan tujuan muhammadiyah adalah sebagai organisasi yang bergerak dalam berbagai bidang amal usaha untuk perbaikan kualitaas hidup masyarakat bangsa dan negara. 

B.  Rumusan Masalah
a.    Apa pengertian Muhammadiyah?
b.    Siapa tokoh pendirinya?
c.    Bagimana berdirinya muhammadiyah?
d.   Apakah maksud dan tujuan muhammadiyah?

C.  Tujuan
Untuk mengenal muhammadiyah secara lebih dalam dari berbagai sudut pandang.  Sehingga sebagai bagian dari keluarga muhammadiyah kita dapat melakukan hal yang diinginkan dari muhammadiyah.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah
           Berdirinya muhammadiyah pada awal abad kedua puluh ini, tidak terlapas dari latar belakang tertentu. Latar belakang tersebut kalau diklasifikasikan terbagi menjadi dua bagian, yaitu latar belakang yang merupakan faktor subyektif dan latar belakang yang merupakan faktor obyektif. Yang terakhir ini masih di bagi menjadi faktor intern ( indonesia ) dan faktor ekstern
 ( luar negeri )
a.Faktor subyektif
Yang termasuk faktor subyektif ini adalah faktor pribadi pendiri muhammadiyah yaitu KH.A.Dahlan. Kelahiran muhammadiyah tidak dapat dilepaskan dari pribadi KH.A.Dahlan pemahaman KH.A.Dahlan terhadap agama islam yang mendalam dan yang luas, merupakan pendorong pendiriaan muhammadiyah, apa lagi kenyataanya beliau melihat, bahwa praktek pelajaran agama islam di indonesia masih banyak yang belum seseuai dengan apa yang telah di pahaminya. Menurut KH.A.Dahlan usaha – usaha untuk membawa umat ialsm agar menjalankan syariat islam sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW harus dilakukan secar bersama – sama oleh sekelompok orang sesuai yang dianjurkan surat Ali Immron 104
            Pemikiran KH A.Dahlan yang cemerlang tersebut tidak terlepas dari kehidupan pribadinya yang diuraikan secara singkat sebagai berikut :
K.H.A Dahlan dilahirkan pada tahun1868 dikampung Kauman Yogyakarta.Kampung ini dikenal sebagai tempat bermukimnya orang-orang alim yang taat menjalankan agama Islam . Pada masa kecil K.H.A.Dahlan diisinya dengan belajar agama pada orang tuanya atau guru-guru lain,hingga pada umurnya yang ke 15,ayahnya H.Abu Bakar mengirimnya ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan melanjutkan pengajiannya. Setelah sekitar 4 tahun di Mekkah ia kembali ke Tanah Air, dan melihat kenyataan bahwa praktek pelaksaan Islam banyak yang tidak sesuai dengan apa yang telah dipelajarinya.Hakekat kenyataan seperti itu ,walaupun selain baru pulang dari luar negeri,tidak serta mencelanya, malah tetap mengaji dan berdiskusinai  mengenai hal itu kepada guru-guru yang lebih tua.
            Akhirnya beliau bertemu dengan Syeh Syurkati seorang tokoh Jamiatul Khoir dan menyarankan kepada K.H.A.Dahlan kembali ke Mekkah untuk mendalami lagi agama Islam yang telah dipelajarinya itu.Pada waktu beliau kembali lagi ke Mekkah ,disana telah banyak terjadi perubahan dan sedang berkembang aliran pembaharuan yang dipelopori oleh Muhammad Ibnu Abdul Wahab. K.H.A. Dahlan lalu mempelajari buku-buku tokoh-tokoh pembaharu tersebut dan berkesimpulan , bahwa penyebaran ajaran Islam harus dilaksanakan dengan perjuangan. Kembali ke Tanah Air K.H.A. Dahlan mengajak teman-temannya untuk melaksanakan ide-idenya yang lalu,yaitu memperjuangkan agar ajaran Islam dilaksanakan oleh umat Islam secara murni lalu lahirlah Muhammadyah.
            Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H, atau 18 November 1990 Miladiyah, oleh K.H.A. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai ‘’ Gerakan Islam” dengan nama Muhammadiyah yang disusun dengan majelis-majelis (bagian-bagian)nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam permusyarawatan atau muktamar. Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya,Nabi Muhammad SAW ,untuk mendapat karunia dan ridho-Nya di dunia dan akherat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, diserai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah ,sehingga merupakan “suatu Negara yang indah,bersih,suci dan makmur dibawah perlindungan Tuhan yang Maha Pengampun”.
Maka dengan melalui Muhammadyah ,mudah-mudahan umat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang Sorga “Jannatun Naim”  dengan keridhoan Allah yang maha Rahman dan maha Rahim.



b. factor obyektif
latar belakang ini merupakan keadaan dan kenyataan social budaya maupun social kebudayaan sosial keagamaan pada  masa itu baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
1.Factor obyektif intern.
Pada awal abad ke dua puluh keadaan umat islam di Indonesia adalah sangat lemah. Kemiskinan maupun kebodohan ada pada umat islam. Dalam bidang keaggamaan praktek–praktek bid’ah, khurafat,syirik dan takhayul merajalela.keadaan ini memamg di ciptakan oleh kolonialis belanda yang ingin berkuasa terus di Indonesia.Taktik yang digunakan adalah memperkecil kesempatan pendidikan bagi bangsa Indonesia dan bagi yang berkesempatan mendapatkan pendidikan ala barat yang menjauhkan mereka dari pengertian dan pemahaman dari agama Islam. Di samping itu pemerintah kolonial Belanda yang berlatar belakang agama Nasrani selalu berusaha dan menghalangi agar umat Islam tidak memahami agama Islam secara murni dan benar ,karena pemahaman Islam yang benar akan menimbulkan kesadaran akan kemerdekaan.Di pihak lain missi agama Nasrani makin berkembang dengan mendirikan sekolah,rumah sakit dan tempat-tempat pelayanan sosial lainnya. Apabila hal ini tidak diimbangi maka makin lama umat Islam makin tertinggal. Kondisi Obyektif  masyarakat Indonesia diatas mendorong K.H.A. Dahlan untuk mendirikan Muhammadyah.
                                                     
2.Factor obyektif ekstern
Keadaan dunia islam yang jatuh/runtuh sejak abad ke 15 mulai bangkit lagi pada abad ke 19 dan awal abad 20 dengan munculnya pembaharuan-pembaharuan pemikiran islam seperti Muhammad ibn Abdul Wahab, Jamaludin Al Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridlo dan lain-lain.Pemikiran-pemikiran meraka menyadarkan  kembali umat islam untuk mendalami dan memahami agama islam dari sumbernya yang asli.Pemahaman yang demikian akhirnya menimbulkan kesadaran bahwa umat Islam harus bangkit dan ajaran Islam harus diperjuangkan keberadaannya. Pemahaman dari tokoh-tokoh pembaharu itu meresap pada diri KH.A.Dahlan terutama ketika ia pergi ke Mekkah untuk yang ke dua kalinya. Sekembalinya ke Indonesia hubungan dengan pemikiran– pemikiran tersebut masih diteruskan dan akhirnya melaksanakan organisasi Muhammadyah.

B.  Pengertian Muhammadiyah
            Arti muhammadiyah dapat ditinjau dari segi bahasa dan segi istilah
1.    Segi Bahasa
Muhammdiyah berarti “ umat muhammad “ atau “pegikut Muhammad “, yaitu semua orang yang beragama Islam dan meyakini bahwa nabi Muhammad SAW adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir. Dengan kata lain, siapa saja yang mengaku Islam yang dibawa nabi Muhammad SAW sesungguhnya mereka adalah orang muhammadiyah.

2. Segi istilah
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang didirikan oleh K.H.Ahmad Dahlan pada tanggal 8 dzulhijah 1330 atau 18 November 1912 di Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama oleh pendirinya karena dengan nama itu berharap bisa meniru segala jejak perjuangan dan pengabdian nabi Muhammad saw.

3.Menurut Anggaran Dasar Muhammadyah ps. 1
            Muhammadyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan sunnah, yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan 18 November 1912 Miladiyah oleh K.H.A. Dahlan .

4.Menurut kepribadian Muhammadyah
    a.Apakah Muhammadyah itu
Muhammadyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “GerakanIslam” maksud geraknya ialah “Da’wah Islam amar ma’ruf nahi munkar “ yang ditujukan kepada dua bidang perseorangan dan masyarakat”.
Da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bilang pertama terbagi kepada dua golongan :
1)      Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang murni.
2)      Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.

 Adapun da’wah Islam Islam dan amar ma’ruf nahi munkar bilang kedua, ialah kepada masyarakat,bersifat kebaikan ,bimbingan dan peringatan.
            Kesemuanya itu dilaksanakan bersama-sama dengan musyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhoan Allah semata-mata. Dengan melaksanakan da’wah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ”Terwujudnya masyarakat utama,adil, dan makmur yang diridhoi Allah SWT”.

b.Dasar dan amal usaha Muhammadyah
Muhammadyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqodimah Anggaran Dasar, yaitu:
1)      Hidup  manusia harus berdasar tauhid ,ibadah dan taat kepada Allah.
2)      Hidup manusia bermasyarakat
3)      Mematuhi ajaran – ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran  Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akherat.
4)      Menegakkan dan menjunjung tinggi agama  Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5)       Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW
6)      Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

c. Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadyah
Menili’ dasar prinsip tersebut diatas maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadyah untuk mencapai tujuan tunggal nya, harus berpedoman “Berpegang teguh atas ajaran Allah dan Rasul-Nya bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi Allah”.
                                                                              
    C. SEBAB - SEBAB MUHAMMADIYAH DIDIRIKAN
            Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara lain:
1.    Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;
2.    Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
3.      Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman;
4.    Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
5.    dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat (Junus Salam, 1968: 33).
                   
D. MAKSUD DAN TUJUAN MUHAMMADIYAH
            Segala hal yang dikerjakan oleh muhammadiyah didahului dengan adanya maksud dan tujuan tertentu. Dan dengan maksud dan tujuan itu pula akan mengarahkan gerak perjuangan  , menentukan besar kecillnya kegiatan serta macam macam amal usaha muhammadiyah. Pada waktu pertama berdirinya Muhamadiyah memiliki maksud dan tujuan sebagi berikut:
1.                  Menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi-putra, di dalam residensi Yogyakarta.
2.                  Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya
Sejak pertama kali didirikan oleh Ahmad Dahlan sampai Muktamar Muhammadiyah ke-44 di Jakarta tahun 2000. Rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah telah mengalami tujuh kali perubahan redaksional, susunan bahasan dan istilah yang dipergunakan. Saat ini Muhammadiyah menggunakan rumusan yang dihasilkan saat Muktamar ke-34 di Yogyakarta, yaitu : “Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”






















`BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam. maksud dan tujuan Muhamadiyah, yaitu Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

DAFTAR PUSTAKA


Hidayat, Syamsul, Studi Kemuhammadiyahan: Surakarta: LPID, 2011



Tidak ada komentar:

Posting Komentar