BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Wacana
memiliki pengertian suatu pernyataan yang dinyatakan dengan lisan ataupun
tulisan. Dalam suatu wacana harus memiliki kepaduan dan kesatuan. Sebuah
karangan pasti memiliki tema, sub tema, tujuan, dan topik. Topik-topik itu
harus disusun secara sistematis agar karangan tersebut terarah. Sebelum
melakukan penulisan, haruslah membuat kerangka terlebih dahulu.
Adapun
jenis-jenis karangan, diantaranya karangan ilmiah, karangan semi ilmiah, dan
karangan non ilmiah. Jenis-jenis karangan ini akan dibahas lebih jelas pada
pembahasan.
Dalam
makalah ini, kita juga akan membahas mengenai kerangka karangan. Cara membuat
kerangka karangan, manfaat kerangka karangan, dan pola susunan karangan
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa yang
dimaksud dengan karangan ?
b.
Apa saja
jenis-jenis karangan ?
c.
Apa saja
ciri-ciri dari karangan ilmiah, karangan semi ilmiah, dan karangan non ilmiah ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Karangan
Pengertian karangan dalam kamus yaitu hasil mengarang, tulisan,
cerita pendek, buah pena (depdikbud 1995 : 445). Sebelum penulis mengemukakan
pengertian karangan menurut para pakar bahasa yang lain, terlebih dahulu
penulis akan mengemukakan pengertian mengarang “Merangkai, menyusun secara
cermat buah pikiran kedalam bentuk tulisan beruntun dan teratur tentang suatu
masalah. Istilah lain yang sering digunakan adalah menulis” (Syamsudin 1994 :
2).
Berdasarkan pengertian mengarang yang telah penulis kemukakan di
atas, maka mengarang merupakan kegiatan berbahasa tulis, hasil kegiatan itu
disebut karangan.
Pengklasifikasian karangan dapat ditinjau dari dua segi. Ditinjau
dari segi isi, maka karangan dapat dibedakan menjadi karangan fiksi dan nonfiksi
atau rekaan dan ilmiah. Kedua karangan ini memiliki perbedaan yang sangat
mencolok. Karangan fiksi (rekaan) berisi cerita yang bukan kenyataan tetapi
merupakan hayalan atau imajinasi pengarang, sedangkan karangan ilmiah (non
fiksi) merupakan karangan yang isinya dapat dibuktikan dan
dipertanggungjawabkan berdasarkan ilmu karena bersifat ilmiah. Karangan ilmiah
(fiksi) menggunakan bahasa dengan kata yang bermakna konotasi.
B.
Jenis-jenis
Karangan
a.
Karya Ilmiah
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper)
adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah,
antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya
kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan
informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi
ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Macam-macam Karangan Ilmiah:
1)
Artikel Ilmiah
Popular
Berbeda dengan
artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan
penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik.
Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi
dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah
tidak begitu ketat. Artikel ilmiah
popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.
popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.
2)
Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis
berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian
lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal
ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang
lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya. Artikel ilmiah bukan
sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan
sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel
ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan
terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat
menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau
bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada
jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.
3)
Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar
Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan
disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau
Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan
(keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan
data dan fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi
penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3)
harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir
abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan
baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu
sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
4)
Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam
dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan
pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih
hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
5)
Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi
syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS)
dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan
‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan
mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat
tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian
langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi
kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah
sumbangan material berupa penemuan baru.
6)
Kertas Kerja
Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja
dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk
dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh
ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk
tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari
susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau
kemanfaatannya.
7)
Makalah
Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa
yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot
akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah
yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.
b. Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi
tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat
subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang
popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal). Jenis-jenis karangan non
ilmiah:
1)
Cerpen, merupakan suatu bentuk
naratif fiktif, cerita pendek yang cendrung padat dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
2)
Dongeng, merupakan suatu kisah yang
diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata diakhir cerita biasanya
mengandung pesan moral.
3)
Roman, merupakan sejenis karya
sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya melukiskan perbuatan
pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
4)
Novel, merupakan karya fiksi prosa
yang tertulis dan naratif biasanya dalam bentuk cerita.
5)
Drama, merupakan suatu bentuk karya
sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.
c.
Karangan Semi
Ilmiah
Karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut
metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya
bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang
dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan
fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal
tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena
sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut
ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik,
anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Jenis-jenis karangan semi
ilmiah:
1)
Artikel, adalah tulisan lepas berisi opini seseorang atau kelompok yang
mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya actual dan controversial
untuk tujuan member informasi, mempengaruhi dan meyakinkan atau menghibur
khalayak pembaca.
2)
Resensi, buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik
objektif terhadap sebuah buku. Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah
yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, apresiasi, dan praduga.
3)
Opini, (Inggris: Opinion) adalah pendapat, ide atau
pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu
terhadap prespektif dan idiologi akan tetapi bersifat
tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian,
dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa
depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan.
Opini bukanlah merupakan sebuah
fakta akan tetapi jika dikemudian hari dapat dibuktikan atau
diverifikasi maka opini akan berubah menjadi sebuah kenyataan atau fakta.
C.
Ciri-ciri
Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non Ilmiah
1.
Ciri-ciri Karya
Ilmiah
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya,
yaitu :
a)
Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari
bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.
Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian
gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi
penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b)
Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun
semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar
pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.
c)
Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan
dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk
pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
d)
Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku.
b.
Ciri-ciri
Karangan Semi Ilmiah
1)
Ditulis
berdasarkan fakta pribadi
2)
Fakta yang disimpulkan subjektif
3)
Gaya bahasa
formal dan popular
4)
Mementingkan
diri penulis
5)
Melebih-lebihkan
sesuatu
6)
Usulan-usulan
bersifat argumentatif
7)
Bersifat
persuasif
c.
Ciri-ciri
Karangan Non Ilmiah
1)
Emotif,
Kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi
2)
Persuasif,
Penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3)
Deskriptif,
Pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4)
Kritik tanpa
dukungan bukti.
5)
Fakta yang disimpulkan
subyektif.
6)
Gaya bahasa
konotatif dan populer.
7)
Tidak memuat
hipotesis.
8)
Penyajian
dibarengi dengan sejarah.
9)
Bersifat
imajinatif.
10)
Situasi
didramatisi
C.
Pengertian
Topik, Tema, Judul, dan Kalimat Topik
Topik
Pengertian topik adalah berasal dari bahasa Yunani topoi
yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu
yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
a)
Cara Membatasi
Topik
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
1.
Tetapkanlah
topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.
Mengajukan
pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat
dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran
topik pertama tadi.
3.
Tetapkanlah
dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.
Mengajukan
pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
b)
Syarat Topik
Yang Baik
1.
Menarik untuk
ditulis dan dibaca.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
2.
Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal
prinsip-prinsip ilmiah.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.
c)
Pembatasan Sebuah
Topik
Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data.
Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kurang jelas, tidak menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh Karena itu, pembahasan topik harus dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat siterima oleh pembacanya.
Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data.
Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kurang jelas, tidak menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh Karena itu, pembahasan topik harus dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat siterima oleh pembacanya.
d)
Sumber-sumber Mendapatkan
Topik yang Baik
Sumber-sumber untuk menulis sebuah topik datangnya bisa lewat mana
saja , antara lain yaitu sebagai berikut:
1.
Sumber
pengalaman kita ataupun orang lain.
2.
Sumber-sumber
pengamatan.
3.
Sumber-sumber
imajinasi.
4.
Dan hasil dari penalaran kita.
Tema
Tema berasal dari
bahasa Yunani thithenai, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau
sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan
oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok
pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema
adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan
menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema
berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh
penulis.
Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang
dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel. Biasanya tema
diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek,
peristiwa kejadian dan sebagainya.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu gagasan,
pikiran atau persoalan utama yang mendasari sesebuah karya sastra dan terungkap
secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit). Tema dalam sesebuah
cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca.
Selain itu, tema dapat dikesan melalui: perwatakan watak-watak dalam sesebuah
cerita, peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian
dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita. Persoalan-persoalan yang
disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan.
cerita diselesaikan, semuanya menentukan rupa tema yang dikemukakan oleh
pengarang.
a)
Syarat-syarat
Tema yang Baik
1.
Tema menarik
perhatian penulis.
Dapat membuat seorang penulis
berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan
dengan tema tersebut.
2.
Tema
dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan
dengan tema tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam
penulisan tulisan/karangan.
3.
Bahan-bahannya
dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat
dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila
cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian
mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4.
Tema dibatasi
ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang
mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau
dibatasi ruang lingkupnya.
Tema dapat dikesan melalui:
1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai
kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
3. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan
pokok persoalannya secara
keseluruhan.
4. Plot cerita.
5. Tema harus Bermanfaat.
6. Tema yang dipilih harus berada disekitar kita.
7. Tema yang dipilih harus yang menarik.
8. Tema yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
9. Tema yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
10. Tema yang dipilih harus memiliki sumber acuan.
b)
Sumber-sumber
Mendapatkan Tema
Sumber-sumber untuk menulis sebuah tema datangnya bisa lewat mana
saja , kapan saja, dan dimana saja antara lain yaitu sebagai berikut:
- Sumber
pengalaman kita ataupun orang lain.
- Sumber-sumber
pengamatan.
- Sumber-sumber
imajinasi.
- Dan
hasil dari penalaran kita.
Judul
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih
spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan
dibahas. Judul juga merupakan nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku,
kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya
tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya
menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala
tulisan.
Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel
atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas,
padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi
cukup menggambarkan isi bahasan. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika
topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang
lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, shingga
bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan
merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari
karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan
dalam karya itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam
sebuah laporan eksposisi, contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara
Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai.
FUNGSI JUDUL :
• Merupakan identitas atau cermin dari jiwa
seluruh tulisan.
• Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga
mengundang orang untuk
membaca isinya.
• Gambaran global tentang arah, maksud, tujuan,
dan ruang lingkupnya.
• Relevan dengan seluruh isi tulisan, maksud
masalah, dan tujuannya.
SYARAT- SYARAT PEMBUATAN JUDUL :
• Harus relevan = Mempunyai keterkaitan dengan
temanya atau bagian-bagian penting dari tema.
• Harus provokatif = Menarik sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca terhadap isi tulisan.
• Harus singkat = Tidak boleh mengambil kalimat
atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang
singkat. Jika penulis tidak dapat menghindari judul yang panjang, maka dapat
menggunakan solusi dengan membuat judul utama yang singkat, tetapi dengan judul
tambahan yang panjang.
• Harus asli = Jangan menggunakan judul yang sudah
pernah dipakai.
SYARAT-SYARAT JUDUL YANG BAIK :
• Harus berbentuk frasa.
• Tanpa ada singkatan atau akronim.
• Awal kata harus huruf kapital,
kecuali preposisi dan konjungsi.
• Tanpa tanda baca di akhir judul.
• Menarik.
• Logis.
• Sesuai dengan isi.
PENGERTIAN JUDUL LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG
• Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan
bagian utama berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama berita terlihat
jelas.
• Judul tak langsung : Judul yang hubungannya tidak
langsung dengan bagian utama berita, tetapi tetap menjiwai seluruh isi tulisan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa jenis
karangan secara umum dibagi atas karangan ilmiah, semi ilmiah dan non ilmiah.
Didalam karangan terdapat karakteristik atau ciri-ciri karangan, dan juga
terdapat pula tema, judul, dan topik
DAFTAR PUSTAKA
http://arrizkyleo.blogspot.com/2013/12/jenis-jenis-karangan-dan-kerangka.html
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3672123388963697149#editor/target=post;postID=1642048922877526255
Tidak ada komentar:
Posting Komentar