MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN
IMPLIKASI TRANSKULTURAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
ROSALINDA
(200.14.008)
DOSEN PEMBIMBING :
1.
Drs. WIMPI
2.
TRILLIA., S.pd., M.Kes
PROGRAM
STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN
AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-nya, makalah
ini dapat di selesaikan. Makalah ini merupakan makalah tentang pengetahuan bagi
mahasiswa/i Akper maupun para pembaca untuk bidang pengetahuan.
Makalah
ini sendiri di buat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata
kuliah Antropologi kesehatan
dengan judul. “Implikasi
transkultural dalam praktek keperawan”
Di
dalam penulisan laporan ini, penulis
mendapat banyak bantuan dari pihak lain karena itu kritik serta saran dari para pembaca sangat di perlukan demi
kemajuan pada pembuatan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk para pembaca serta institusi kesehatan.
Semoga
Allah SWT dapat memberikan balasan yang setimpal atas bimbingan dan bantuan
yang telah di berikan kepada penulis. Akhirnya penulis mengharapakan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Palembang, November
2015
Penulis
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani
berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1). Antropologi kesehatan sebagai ilmu akan memberikan suatu sumbangan pada
pengemban pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya obstetri ginekologi sosial.
Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang
atau bahkan membantu dengan paradigma untuk menganalisis suatu situasi
kesehatan, berdasarkan perspektif yang berbeda dengan sesuatu yang telah
dikenal para petugas kesehatan saat ini.
Dalam era globalisasi seperti
sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi sangat diperlukan guna
mendukung tenaga kerja yang profesional. di dalam bidang kesehatan itu sendiri,
khususnya perawat berbagai bidang ilmu yang mencakup bidangnya sangat penting
untuk dikuasai dan dipahami. salah satunya yaitu antropologi kesehatan.
Hubungan
antara budaya dan kesehatan sangatlah
erat hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat desa yang
sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi
mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap
kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya.
Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan
kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu
penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya
dengan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik
untuk membahas tentang hubungan ilmu Antropologi kesehatan dan penerapannya
dalam ilmu keperawatan.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
Pengertian antropologi?
2.
Pengertian ilmu antropologi kesehatan?
3.
Pengertian implikasi?
4.
Pengertian keperawatan?
5.
Bagaimana hubungan ilmu antropologi dengan ilmu
kesehatan?
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui pengertian antropologi.
2.
Untuk mengetahui pengertian ilmu antropologi kesehatan.
3.
Untuk mengetahui pengertian implikasi.
4.
Untuk mengetahui pengertian keperawatan.
5.
Untuk mengetahui bagaimana hubungan ilmu antropologi
dengan ilmu kesehatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
IMPLIKASI
ANTROPOLOGI DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
2.1
PENGERTIAN
ANTROPOLOGI
Antropologi adalah ilmu tentang
manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan
ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal
dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang",
dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian
"bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi
berarti ilmu yang memelajari manusia.
Pengertian
Antropologi menurut para ahli
David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan
yang tidak terbatas tentang umat manusia.
Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia
pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia,
berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya
serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
Berdasarkan etimologinya
Kata antropologi berasal dari kata yunani “Antropo” yang berarti manusia
dan “logy” atau “logos” berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia
Menurut Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2
antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang
dikerjakannya.
Tulian Darwin
The origin of spicies” Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-penelitian
terhadap asal mula dan perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet, karena
makhluk hidup mengalami evolusi.Antropologi ingin membuktikan dengan melakukan
berbagai penelitian terhadap kera dan monyet di seluruh dunia.
Menurut orang awam
Membicarakan Antropologi hanyalah berfikir tentang fosil-fosil. Memang
pemikiran yang demikian tidak selamanya salah karena mempelajari fosil
merupakan suatu cabang penelitian Antropologi. Arkheologi pada dasarnya berbeda
dengan Antropologi, di mana sesungguhnya arkheologi merupakan salah satu cabang
Antropologi
William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
Antropologi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI)
Adalah ilmu
tentang manusia khususnya tentang asal usul, aneka warna dsn bentuk fisik, adat
istiadat dan kepercayaan pada masa lampau.
2.2
PENGERTIAN
ANTROPOLOGI KESEHATAN
Hassan dan
Prasad (1959):
Pada awal pendefinisian diusulkan bahwa antropologi kesehatan adalah cabang
dari ilmu “ilmu mengenai manusia” yang mempelajari aspek-aspek biologi dan
kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik-tolak pandangan untuk memahami
kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-historical),
hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social)
dan masalah-masalah kesehatan manusia.
Hochstrasser
dan Tapp (1970):
Antropologi kesehatan berkenaan dengan pemahaman biobudaya manusia dan karya-karyanya,
yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan.
Lieban
(1973):
Antropologi kesehat-an mencakup studi
tentang fenomena medis.
Fabrega
(1972),
merumuskan
bahwa pertanyaan antropologi kesehatan sebagai suatu yang:
1.
Menjelaskan berbagai faktor, mekanisme dan proses yang
memainkan peranan di dalam atau mempengaruhi cara-cara di mana
individu-individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap
sakit dan penyakit.
2.
Mempelajari masalah-masalah ini dengan penekanan terhadap
pola-pola tingkahlaku.
Secara umum
antropologi
kesehatan didefinisikan sebagai
aktivitas formal antropologi yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
2.3
PENGERTIAN
IMPLIKASI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
keterlibatan atau keadaan terlibat (nomina)
Contoh:
~ manusia sbg objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingannya;
~ manusia sbg objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingannya;
sumber: kbbi3
yg termasuk atau tersimpul; yg disugestikan, tetapi tidak dinyatakan
Implikasi berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan
hasil penelitian yang baru dilakukan.
Macam-macam implikasi:
1. Implikasi Teoritis
Pada bagian ini peneliti menyajikan gambar lengkap
mengenai implikasi teoretikal dari penelitian ini.Bagian ini bertujuan untuk
meyakinkan penguji pada mengenai kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam
teori-teori yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, tetapi juga
implikasinya bagi teori-teori yang relevan dengan bidang kajian utama yang
disajikan dalam model teoretis.
2. Implikasi Manajerial
Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi
kebijakan yang dapat dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam
penelitian ini.Implikasi manajerial memberikan kontribusi praksis bagi
manajemen.
3. Implikasi Metodologi
Bagian ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi
penulis mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitiannya.Misalnya pada
bagian ini dapat disajikan penjelasan mengenai
bagian-bagian metode penelitian mana yang telah dilakukan dengan sangat baik
dan bagian mana yang relatif sulit serta prosedur mana yang telah dikembangkan
untuk mengatasi berbagai kesulitan itu yang sebetulnya tidak digambarkan
sebelumnya dalam literatur mengenai metode penelitian. Peneliti dapat
menyajikan dalam bagian ini pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam
penelitian lanjutan atau penelitian lainnya untuk memudahkan atau untuk
meningkatkan mutu dari penelitian
2.4 PENGERTIAN KEPERAWATAN MENURUT
PARA AHLI
Pengertian Proses Keperawatan Menurut Yura Walsh (1978):
Proses keperawatan adalah langka-langkah
sistematis untuk menentukan dan merencanakan penyelesaian masalah klien; lalu
mengimplementasikan dan mengevaluasi apakah rencana yang dibuat cukup efektif
dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.
Pengertian Proses Keperawatan Menurut Wolf, Weitzel, dan Fuerst (1979):
Proses
keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan penetapan, perencanaan,
dan pelaksanaan pelayanan keperawatan untuk membantu klien dalam mencapai dan
memelihara kesehatannya seoptimal mungkin.
Pengertian Proses Keperawatan Menurut Depkes RI dan JICA (1982):
Proses
keperawatan adalah suatu proses penilaian masalah yang dinamis dalam usaha
memperbaiki atau memelihara pasien (klien) sampai ke taraf optimum melalui
suatu pendekatan yang sistematik untuk mengenal dan membantu pemenuhan
kebutuhan khusus klien.
Pengertian Proses Keperawatan Menurut Yura Walsh (1983):
Proses
keperawatan adalah suatu tahapan desain tindakan untuk memenuhi tujuan
keperawatan. Tahapannya meliputi tindakan mempertahankan kesehatan klien dalam
keadaan optimal.
Pengertian Proses Keperawatan Menurut Gordon (1994):
Proses
keperawatan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah.
Pengertian Proses Keperawatan Menurut Potter dan Perry (1997):
Proses
keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang membuat
perawat dapat merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan. Tahapannya
meliputi: pengkajian diagnosis keperawatan, perencanaan (termasuk identifikasi
hasil yang diperkirakan), implementasi, dan evaluasi.
Pengertian Proses Keperawatan Menurut Carpenito dan Moyet (2007):
Proses keperawatan adalah teknik pemecahan
masalah yang meliputi: pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
2.5 HUBUNGAN ILMU ANTROPOLOGI
DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
ANTROPOLOGI
KESEHATAN DAN EKOLOGI KEPERAWATAN
Para antropolog kesehatan pada masa kini (khususnya di Amerika) bekerja di
fakultas-fakultas kedokteran, sekolah perawat, di bidang kesehatan masya-rakat, di rumahsakit-rumahsakit dan
depertemen-departemen kesehatan, serta di jurusan-jurusan antropologi pada
universitas umum.
Mereka melakukan penelitian dalam topik-topik
seperti manusia, anatomi, pediatri, epidemiologi,
kesehatan jiwa, penyalahguna- an obat, definisi mengenai sehat
dan penya-kit, latihan petugas kesehatan, birokasi medis, pengaturan dan pelaksanaan rumah-sakit,hubungan dokter-pasien, dan proses mem-perkenalkan sistem kesehatan ilmiah kepada masyarakat masyarakat yang
semula hanya mengenal sistem kesehatan tradisional.
Konsep-konsep
Penting dalam Antropologi Kesehatan dan Ekologi
keperawatan
SISTEM adalah
Agregasi atau pengelompokan objek-objek yang dipersatukan oleh beberapa bentuk
interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit yang berbeda, yang
dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau oleh seni sehingga membentuk
suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi, beroperasi atau bergerak dalam
satu kesatuan.
· SISTEM
SOSIAL-BUDAYA ATAU KEBUDAYAAN adalah keseluruhan yang integral dalam
interaksi antar manusia.
· EKOSISTEM adalah
suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa dengan lingkungan non hidup mereka (Hardesty
1977;289)
Dalam
membicarakan Antropologi Kesehatan dan Ekologi, saya akan menitikberatkan
pembahasan pada:
Hubungan, bentuk dan
fungsi kesehatan dan penyakit dari pandangan lingkungan dan sosial-budaya.
Masalah dinamika dari
konsekuensi hubungan, bentuk dan fungsi dari kesehatan dan penyakit dengan
pendekatan ekologis dan sosial-budaya.
Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Ekologi dalam praktek keperawatan Hubungan manusia dengan lingkungan, dengan
tingkahlakunya, dengan penyakitnya dan cara-cara dimana tingkahlakunya dan
penyakitnya mempengaruhi evolusi dan kebudayaannya selalu melalui proses
umpan-balik. Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi studi tentang
masalah-masalah epidemiologi, cara-cara dimana tingkahlaku individu dan kelompok menentukan derajat
kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam populasi yang
berbeda-beda. Sebagai contoh pada
penyakit malaria ditemukan pada daerah
berikilim tropis dan subtropis sedangkan pada daerah beriklim dingin tidak
ditemukan penyakit ini, juga pada daerah diatas 1700 meter diatas permukaan
laut malaria tidak bisa berkembang.
Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda
dengan bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria,
demam berdarah, TBC, dll pada umumnya terdapat pada negara-negara berkembang,
sedangkan penyakit-penyakit noninfeksi seperti stress, depresi, kanker,
hipertensi umumnya terdapat pada negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh
pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada kedua kelompok tersebut.
Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan manusia harus belajar
mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya.
Interaksi ini dapat berupa sosial psikologis dan budaya yang sering memainkan
peranannya dalam mencetuskan penyakit. Penyakit adalah bagian dari lingkungan
hidup manusia. Contoh penyakit Kuru (lihat Foster/Anderson, hal 27-29:’MISTERI
KURU’).
Paleopatologi
Paleopatologi adalah studi mengenai penyakit-penyakit purba. Para ahli
peleopatologi melakukan studi pada tulang-tulang manusia purba, kotoran,
lukisan pada dinding, patung, mumi, dan lain lain untuk menemukan
penyakit-penyakit infeksi pada manusia purba. Studi untuk mengetahui penyakit
manusia purba dari fosil-fosil ini, pada umumnya hanya terbatas hanya
mengetahui pada penyakit-penyakit yang menunjukkan buktinya seperti pada
tulang-tulang yang dapat diidentifikasi. Sebagai contoh kerusakan atau abses
pada tulang sebagai akibat dari siphilis, TBC, frambosia, osteomilitus,
poliomilitis, kusta, dan penyakit-penyakit yang sejenisnya adalah penyakit
infeksi yang dapat dikenali.
Banyak penyakit-penyakit modern yang tidak terdapat pada penduduk purba,
bukan berarti manusia purba lebih sehat dari manusia modern tetapi bahwa
sakitnya manusia purba disebabkan oleh jenis-jenis patogen dan faktor
lingkungan yang jumlahnya lebih sedikit dari yang dialami oleh manusia modern.
Misalnya penyakit campak, rubella, cacar, gondong, kolera dan cacar air mungkin
tidak terdapat di zaman purba.
Dapat disimpulkan bahwa paleopatologi atau studi mengenai penyakit purba,
sangat banyak berhubungan dengan lingkungan untuk menemukan penyakit-penyakit
purba.
Epidemiologi
Epidemiologi berkenaan dengan distribusi, tempat dan prevalensi atau
terjadinya penyakit, sebagaimana yang dipengaruhi oleh lingkungan alam atau
lingkungan ciptaan manusia serta oleh tingkah laku manusia. Variabel-variabel
yang dipakai untuk melihat distribusi tempat dan prevalensi serta tingkah laku
suatu penyakit adalah perbedaan umur, jenis kelamin, status perkawinan,
pekerjaan, hubungan suku bangsa, kelas sosial, tingkahlaku individu, serta
lingkungan alami. Faktor-faktor ini dan faktor lainnya berperanan penting dalam
distribusi dan prevalensi berbagai penyakit. Contoh pemuda Amerika lebih banyak
mengalami kecelekaan daripada wanita muda dan orang tua, perokok lebih banyak
kena kanker paru-paru daripada bukan perokok, gondok lebih banyak menyerang
penduduk pedalaman yang tinggal di daerah pegunungan daripada penduduk pantai
yang bahan makannya kaya yodium.
Tugas seorang epidemiolog adalah bekerja untuk membuat korelasi-korelasi
dalam hal insiden penyakit dalam usaha menetapkan petunjuk tentang pola-pola
penyebab penyakit yang kompleks, atau tentang kemungkinan-kemungkinan dalam
pengawasan penyakit (Clausen; 1963:142). Epidemiologi berusaha mencapai suatu
tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan, mengurangi timbulnya semua ancaman
kesehatan.
Ahli antropologi lebih menaruh minat pada ciri epidemiologi dari
penyakit-penyakit penduduk non Eropa dan Amerika, termasuk penyakit-penyakit
psikologis yang disebabkan oleh struktur budaya yang dalam Antropologi
Kesehatan disebut dengan istilah “Sindroma Kebudayaan Khusus” seperti
“mengamuk” atau histeris. Selain itu, ahli antropologi juga menaruh minat pada
studi-studi mengenai “Epidemiologi Pembangunan” yaitu mencari
konsekuensi-konsekuensi kesehatan yang sering bersifat mengganggu terhadap
proyek-proyek pembangunan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Antropologi adalah ilmu tentang
manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan
ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal
dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang",
dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian
"bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi
berarti ilmu yang memelajari manusia.
Antropologi kesehatan
didefinisikan sebagai aktivitas formal antropologi yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit.
Pengertian implikasi menurut KBBI adalah keterlibatan Implikasi berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan
hasil penelitian yang baru dilakukan.
Proses keperawatan adalah suatu
pendekatan untuk pemecahan masalah yang membuat perawat dapat merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan. Tahapannya meliputi: pengkajian diagnosis
keperawatan, perencanaan (termasuk identifikasi hasil yang diperkirakan),
implementasi, dan evaluasi.
Mereka para antrolog nasional melakukan penelitian dalam topik-topik
seperti manusia, anatomi, pediatri, epidemiologi,
kesehatan jiwa, penyalahguna- an obat, definisi mengenai sehat
dan penya-kit, latihan petugas kesehatan, birokasi medis, pengaturan dan pelaksanaan rumah-sakit, hubungan dokter-pasien, dan proses mem-perkenalkan sistem kesehatan ilmiah kepada masyarakat-masyarakat yang
semula hanya mengenal sistem kesehatan tradisional.
SARAN
Penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan olehnya itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sebagai bahan ajar untuk penyusunan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Koertjaningrat. 1990. Antropologi sosial. Jakarta: PT. Dia Rakyat
Tim penyusun kamus pusat bahasa. 2005.
Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai pustaka
keperawatansemester1.blogspot.com/2011/05/antropologi-kesehatan.html
www.docstoc.com/docs/26447538/Teori-model-leningger
http://www.google.com/rnc.org/sosial budaya dan proyeksinya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar