PARADIGMA KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penulisan makalah ini sebagai
jawaban argumentatif dari sebuah kasus di unit gawat darurat rumah sakit jiwa
dengan permasalahan pasien yang mencederai diri sendiri dengan menyilet nadinya,
dimana pasien tidak mau ditinggalkan oleh keluarganya pada saat dilakukan
pelayanan kesehatan di unit gawat darurat demikian juga keluarga meminta kepada
perawat agar bisa menemani pasien karena kawatir pasien tidak bisa tenang,
sedangkan dokter unit gawat darurat meminta perawat untuk membawa keluarga ke
luar ruangan. Pada kondisi ini perawat dihadapkan pada dua pilihan
mengikuti dokter atau keinginan pasien dan keluarga.
Pengalaman di ruang unit gawat
darurat merupakan pengalaman baru bagi klien, ini menuntut penyesuaian bagi
klien secara psikologis. Di ruang unit gawat darurat orang yang dekat bagi
klien adalah keluarganya, keluarga bisa memberikan ketenangan bagi klien dan
mengurangi rasa keterasingan dalam proses adaptasi di ruang unit gawat darurat
rumah sakit jiwa. Sesuai dengan konsep teori adaptasi Calista Roy bahwa sebagai
suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses
kontrol dan umpan balik serta output. Input pada manusia sebagai suatu sistem
adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan
dalam diri individu itu sendiri. Dalam proses adaptasi bagi klien kedekatan
dengan keluarga akan menambah ketenangan, kekuatan, dan kenyamanan yang pada
akhirnya akan mengurangi kegelisahan dan membantu proses percepatan penyembuhan
klien dalam masa perawatan.
Menyikapi fenomena yang terjadi pada
pasien dan keluarganya yang meminta menunggui di dalam ruangan ini kami
bersikap bahwa keluarga pasien boleh menunggu di dalam ruangan sesuai dengan
teori keperawatan humanistik (Humanistic Nursing Theory) oleh Paterson
and Zderat dalam Elisasiregar (2012) bahwa manusia dipandang dari kerangka
kerja eksistensial melalui pilihan-pilihan. Manusia sebagai individu yang
penting berhubungan dengan orang lain di dalam waktu dan jarak. Manusia
dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap pilihan, mempuyai
nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu sekarang dan masa depan.
Disini pasien boleh memilih apa yang akan dilakukan untuk dirinya, demi perbaikan
masa depannya, walaupun keadaan semacam ini kurang sesuai dengan penerapan
standar operating prosedur di rumah sakit jika pada saat melakukan tindakan.
1.2
Perumusan Masalah
Bagaimana sikap perawat dalam
menghadapi klien yang meminta ditunggu keluarganya di unit gawat darurat sesuai
dengan paradigma keperawatan?
1.3
Tujuan
1
Memahami paradigam keperawatan
2
Penerapan paradigma keperawatan dalam menangani kasus
1.4
Manfaat
Memberikan pegangan kepada perawat
dalam menghadapi kasus dengan mengacu pada paradigma keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Pengertian Paradigma dan Paradigma Keperawatan
Paradigma adalah suatu cara dalam
mempersepsikan atau memandang sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu
dalam memahami suatu tingkah laku. Paradigma memberikan dasar dalam melihat,
memandang, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai
fenomena yang ada dalam keperawatan.
Keperawatan merupakan suatu bentuk
pelayanan yang profesional, yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan
mencakup biopsikososio-spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit dalam siklus kehidupan manusia.
Paradigma
keperawatan adalah
suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi
makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam
keperawatan .
2.2 Komponen
Paradigma Keperawatan
Perawatan merupakan bagian dari
sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya
pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan berada ditatanan
pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan klien,
yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat perlu mengetahui
dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab
sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
optimal dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Perawat harus selalu
memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual
dan kultural.
Paradigma memiliki fungsi antara
lain:
- Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik dan organisasi profesi.
- Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita.
Dalam keperawatan ada empat komponen
yang merupakan pola dasar dari teori – teori keperawatan atau paradigma
keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi: manusia, keperawatan,
lingkungan, dan kesehatan.
- 1. Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko –
sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari
aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan
sesuai tingkat perkembangannya
Manusia adalah sistem yang terbuka
senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan eksternalnya serta
senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis).
Manusia memiliki akal fikiran,
perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan
sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi.
Jadi, konsep manusia menurut
paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif ,
personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia
dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik,
biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada
manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya
dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon
adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang
baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk
merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan
prilaku yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan
sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara teru
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
bersama-sama, di dalam lingkungan sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa alasan keluarga sebagai focus dalam pelayanan keperawatan diantaranya
adalah keluarga merupaka suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah
memperbaiki, mengabaikan masalah dalam kelompoknya sendiri serta merupaka
perantara yang efektif dalam melakukan upaya kesehatan.(Baylon Maglaya, 1974)
Peran perawat pada individu sebagai
klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.
Peran perawat dalam membantu
keluarga meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan adalah
perawat sebagai pendeteksi adanya masalah kesehatan, memberi asuhan kepada
anggota keluarga yang sakit, koordinator pelayanan kesehatan keluarga,
fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan
pada keluarga perawat perlu memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga
mempunyai reaksi dan cara yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi
yang dianut, cara pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita – cita keluarga dan
gaya hidup keluarga yang berbeda – beda. Individu dalam keluarga mempunyai
siklus tumbuh kembang .
Pelayanan kesehatan pada masyarakat
ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum dan kelompok – kelompok
masyarakat tertentu (balita dan lansia).
- 2. Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk
pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan kultural secara
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang
kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari – hari secara
mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan
mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Dalam hal ini, pertama, keperawatan
menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia
sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan
keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan
menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung
tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal
dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik,
agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian
integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap
klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien
dalam memberikan asuhan keperawatan.
- 3. Konsep kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis
dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkungan
internal dan eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun
faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi
intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor – faktor lingkungan
eksternal adalah faktor – faktor yang berada diluar individu yang mungkin
mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial
dan ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk
mengukur tingkat atau status kesehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang
sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan
seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat
dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor – faktor yang mempengaruhi
kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan,
dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan
kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada
dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak
ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area).
- 4. Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk didalamnya.
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan
menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan
kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan
spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu
a. Lingkungan dalam
terdiri dari:
– Lingkungan fisik
(physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang
selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus
bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan
hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun
dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi
pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
- Lingkungan psikologi
(psychologi enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa
kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk
terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan
aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru
atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan
keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila
dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak
boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang
kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia
berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik
dapat memberikan rasa nyaman.
- Lingkungan sosial (social
environment)
Observasi dari lingkungan sosial
terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan
dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan
demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan
dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang
ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan
lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien
yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah
atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh
terhadap lingkungan secara khusus.
b. Lingkungan luar ( kultur, adat,
struktur masyarakat, status sosial, udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan
sosial ekonomi budaya )
Lingkungan dengan kesehatan sangat
berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam
menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola
interaksi yang sehat dengan klien. Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu
apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali
untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.
2.3 Hubungan Keempat
Komponen Paradigma Keperawatan
Lingkungan merupakan faktor yang
mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan
manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan
perawatan dari orang lain. Keperawatan dengan lingkungan juga sangat
berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka akan memerlukan
lingkungan yang bersih.
2.4
Pendapat Para Ahli Mengenai Paradigma Keperawatan
- 1. Paradigma Keperawatan menurut Betty Neuman (System Model)
Manusia :
Fokus model Neuman ini didasarkan
pada philosophy bahwa manusia dipandang secara total sebagai suatu sistem yang
multidimensional.
5 variabel subsistem manusia adalah
:
1)
Fisiologi : merupakan struktur fisik dan biokimia serta fungsi tubuh manuasia
2)
Psikologis : adalah proses mental dan emosional manusia
3)
Sosio kultural : hubungan antara manusia, culture yang mendasari dan
mempengaruhi aktivitas manusia
4)
Spiritual : kepercayaan
5)
Perkembangan : segala sesuatu proses yang berhubungan dengan perkembangan
manusia sepanjang siklus kehidupannya
Lingkungan
:
Betty Neuman berpendapat bahwa
lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan adalah segala sesuatu yang
berada disekitar manusia, baik lingkungan internal maupun eksternal, dimana di
dalamnya manusia akan berinteraksi setiap saat. Interaksi manusia meliputi
intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal yang dapat mempengaruhi
stabilitasnya sebagai suatu sistem.
Neuman mengidentifikasi 3 jenis
lingkungan :
- Lingkungan internal : adalah yang terdapat di dalam diri masing-masnig individu
- Lingkungan eksternal : segala sesuatu yang berada di lluar diri individu
- Created environment (lingkungan yang diciptakan ) diartikan sebagai lingkungan yang terbentuk dan berkembang tanpa disadari oleh klien dan merupak simbol sistem secara keseluruhan
Kesehatan
:
Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana terdapat
keserasian pada seluruh maupun sebagian variabel dalam diri klien. Menurutnya,
sistem klien akan bergeser ke arah sakit dan kematian ketika banyak energi yang
dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan sistem akan begeser ke arah kesehatan
apabila energi yang dibutuhkan terpenuhi (Neuman, 1995).
Keperawatan
:
Neuman memandang keperawatan sebagai
suatu profesi yang unik yang konsentrasi/perhatiannya adalah terhadap semua
variabel dalam diri klien disertai respon individu saat menghadapi suatu
stressor.
Keperawatan didefenisikan sebagai
suatu tindakan untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal (tercapainya stabilitas sistem individu untuk
menurunkan stressor melalui serangkaian tindakan keperawatan).
- 2. Paradigma Keperawatan menurut Dorothy E Johnson (Behavioral System Model)
Manusia :
Johnson berpendapat bahwa manusia
memiliki dua sistem mayor yaitu sistem biologis dan sistem behavior. Pengobatan
merupakan fokus untuk biologis sistem, sedangkan fokus keperawatan adalah behavioral
system (sistem perilaku).
Lingkungan
:
Lingkungan berhubungan dengan dimana
individu berada, dimana perilaku individu dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi
dilingkungannya.
Kesehatan
:
Merupakan suatu keadaan dimana
tercapai suatu respon yang adaptif secara fisik, mental, emosional dan sosial
dari internal dan eksternal stimulus yang mencapai stabilitas dan kenyamanan.
Keperawatan
:
Tujuan primer keperawatan adalah
mempercepat tercapainya keadaan equilibrium dan perawat harus berkosentrasi
pada semua kebutuhan klien secara terintegrasi, namun fokus utamanya adalah
mempertahankan keseimbangan sistem perilaku ketika dalam keadaan sakit.
- 3. Paradigma Keperawatan menurut Dorothea Orem (Self-Care Deficit Theory of Nursing)
Manusia :
Orem memandang manusia secara total
dan bersifat universal, dimana mereka membutuhkan perkembangan dan kemampuan
perawatan diri sendiri secara berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan
dari fungsi biologi, simbolik dan sosial.
Lingkungan
:
Lingkungan meliputi elemen
lingkungan, kondisi lingkungan serta perkembangan lingkungan.
Keperawatan
:
Menurut Orem, keperawatan adalah
suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi. Tujuan dari keperawatan adalah
membuat pasien dan keluarganya mampu melakukan perawatan sendiri, diantaranya
mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal ketika terjadi kecelakaan
atau bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari
pnyakit/kondisi yang kronis atau kondisi ketidakmampuan.
Kesehatan
:
Sehat adalah suatu kondisi ketika
keseluruhan struktur dan fungsi saling terintegrasi dengan baik. Hal ini
memungkinkan manusia mampu menghubungkan berbagai macam mekanisme secara
psikologis, fisiologis serta melakukan interaksi dengan orang lain.
- 4. Paradigma Keperawatan menurut Sister Calista Roy (Adaption Model)
Manusia :
Roy mengemukakan bahwa manusia
sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat
digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang mempunyai input,
control, output, dan proses umpan balik. Proses control adalah mekanisme koping
yang dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih spesifik manusia di
definisikan sabagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan
regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara adaptasi yaitu :
fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.
Dalam model adaptasi keperawatan,
manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang
dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem
adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, Jadi
manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit
fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan.
Sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input,
proses control dan umpan balik serta output.
Input pada manusia sebagai suatu
sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan
lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk
variable satandar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan.
Variabel standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi
dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan
usaha-usaha yang biasanya dilakukan.
Proses control manusia sebagai suatu
sistem adaptasi adalah mekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu :
subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan kognator adalah
digambarkan sebagai aksi dalam hubunganya terhadap empat efektor cara adaptasi
yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
Lingkungan
– Stimulus :
Roy membedakan 3 jenis lingkungan,
yaitu :
- Fokal : mencakup lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi manusia
- Kontekstual : adalah semua stimulus pada setiap situasi yang berkontribusi memberikan pengaruh terhadap lingkungan fokal.
- Residual : adalah faktor yang efeknya tidak jelas dalam suatu kondisi. Menurut Roy, semua kondisi lingkungan tersebut akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku manusia
Kesehatan
:
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan
sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara
keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung
bahwa kkesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan
dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas
adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat.
Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan
pada kondisi sehat sejahtera.
Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi dan kesehatan.
Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi dan kesehatan.
Adaptasi adalah komponen pusat dalam
model keperawatan. Didalamnya menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif.
Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping terhadap stressor dan produk akhir
dari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistic untuk mempengaruhi
kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas. Proses adaptasi
termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian
pertama dari proses ini dimulai dengan pperubahan dalam lingkungan internal dan
eksternal yan gmembutuhkan sebuah respon. Perubahan – perubahan itu adalah stressor
atau stimulus fokal dan ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan residual.
Bagian-bagian stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress.
Bagian kedua adalah mekanisme koping yang merangsang untuk menghasilkan respon
adaptif dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari
proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan
tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan hidup, pertumbuhan,
reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah
kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan
penurunan respon-respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh
adaptasi, sehingga dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih
tinggi. Jarak yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya
manusia sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada
tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi
kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masuk dan tingkatan
adaptasi.
Keperawatan
:
Roy (1983) menggambarkan keperawatan
sebagai disiplin ilmu dan praktek. Sebagai ilmu, keperawatan mengobservasi,
mengklasifikasikan dan menghubungkan proses yang secara positif berpengaruh
pada status kesehatan. Sebagai disiplin, praktek, keperawatan menggunakan
pendekatan pengetahuan untukmenyediakan pelayanan pada orang-orang. Lebih
spesifik dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu da praktek dari
peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai tujuan untuk
mempengaruhi kesehatan secara positif. Keperawatan meningkatkan adaptasi
individu dan kelompok dalam situasi yang berkaitan dengan kesehatan, Jadi model
adaptasi keperawatan menggambarkan lebih spesifik perkembangan ilmu keperawatan
dan praktek keperawatan yang berdasarkan ilmu keperawatan tersebut. Dalam model
tersebut, keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan dan aktivitas
keperawatan.
Keperawatan adalah berhubungan
dengan manusia sebagai satu kesatuan yang berinteraksi dengan perubahan
lingkungan dan tanggapan terhadap stimulus internal dan eksternal yang
mempengaruhi adaptasi. Ketika stressor yang tidak biasa atau koping mekanisme
yang lemah membuat upaya manusia yang biasa menjadi koping yang tidak efektif,
manusia memerlukan seorang perawat. Ini tidak harus, bagaimanapun
diinterpretasikan umtuk memberi arti bahwa aktivitas keperawatan tidak hanya
diberikan ketika manusia itu sakit. Roy menyetujui, pendekatan holistic
keperawatan dilihat sebagai proses untuk mempertahankan keadaan baik dan
tingkat fungsi yang lebih tinggi.
Keperawatan terdiri dari dua yaitu : tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungan. Jadi peningkatan adaptasi dalam tiap empat cara adaptasi yaitu : (1) fungsi fisiologis; (2) konsep diri; (3) fungsi peran dan (4) interdependensi. Dorongan terhadap peningkatan integritas adaptasi dan berkontribusi terhadap kesehatan manusia, kualitas hidup dan kematian dengan damai. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam suatu area dengan tingkatan adaptasi manusia. Ketika stimulus fokal tersebut berada pada area tersebut dimana manusia dapat membuat suatu penyesuaian diri atau respon efektif. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memnugkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain. Kondisi tersebut dapat mencapai peningkatan penyembuhan dan kesehatan. Jadi peranan penting adaptasi sangat ditekankan pada konsep ini.
Keperawatan terdiri dari dua yaitu : tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungan. Jadi peningkatan adaptasi dalam tiap empat cara adaptasi yaitu : (1) fungsi fisiologis; (2) konsep diri; (3) fungsi peran dan (4) interdependensi. Dorongan terhadap peningkatan integritas adaptasi dan berkontribusi terhadap kesehatan manusia, kualitas hidup dan kematian dengan damai. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam suatu area dengan tingkatan adaptasi manusia. Ketika stimulus fokal tersebut berada pada area tersebut dimana manusia dapat membuat suatu penyesuaian diri atau respon efektif. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memnugkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain. Kondisi tersebut dapat mencapai peningkatan penyembuhan dan kesehatan. Jadi peranan penting adaptasi sangat ditekankan pada konsep ini.
Tujuan dari adaptasi adalah membantu
perkembangan aktivitas keperawatan yang digunakan pada proses keperawatan
meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan , tujuan, intervensi dan evaluasi.
Adaptasi model keperawatan menetapkan “data apa yang dikumpulkan, bagaimana
mengidentifikasi masalah dan tujuan utama. Pendekatan apa yang dipakai dan
bagaiman mengevaluasi efektifitas proses keperawatan”.
Unit analisis dari pengkajian
keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan. Proses pengkajian
keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan. Proses pengkajian
termasuk dalam dua tingkat pengkajian Tingkat pertama mengumpulkan data tentang
perilaku manusia, dalam tiap empat cara penyesuaian diri. Data-data tersebut
dikumpulkan dari data observasi penilaian respond an komuniokasi dengan
individu. Dari data tersebut perawat membuat keputusan sementara tentang apakah
perilaku dapat menyesuaikan diri atau tidak efektif. Tingkat kedua pengkajian
adalah mengumpulkan data tentang fokal, konstektual dan residual stimuli.
Selama tingkat pengkajian ini perawat mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku yang diobservasi pada pengkajian tingkat pertama.
Keterlibatan ini penting untuk menetapkan faktor-faktor utama yang mempengaruhi
perilaku.
- 5. Paradigma Keperawatan menurut Imogene King (Interacting System Framework and Middle Range Theory of Goal Attainment)
Manusia :
Menurut King, manusia merupakan
makhluk sosial yang rasional dan selalu ingin tahu. Manusia memiliki kemampuan
untuk berfikir, berpersepsi, perasaan, memilih dan menetapkan tujuan, serta
membuat keputusan.
Karena itu, manusia memiliki 3
kebutuhan dasar :
- Manusia membutuhkan informasi kesehatan yang dapat digunakannya
- Manusia membutuhkan pencegahan terhadap sakit
- Manusia membutuhkan perawatan saat ia mengalami sakit
Lingkungan
:
Lingkungan merupakan latarbelakang
interaksi manusia, terdiri atas :
- Lingkungan Internal : didalamnya terdapat transformasi energi yang akan memungkinkan manusia untuk mengatur perubahan lingkungan eksternal
- Lingkungan Eksternal : meliputi organisasi formal dan informal. Keperawatan merupakan bagian dari lingkungan klien.
Kesehatan
:
Menurut King, kesehatan adalah suatu
pengalaman dinamis pada kehidupan manusia, dimana hal tersebut merupakan
penyesuaian terhadap adanya stressor lingkungan baik internal maupun eksternal
dengan menggunakan sumber-sumber optimum sehingga dicapai potensi yang maksimum
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Keperawatan
:
Keperawatan didefenisikan sebagai
proses aksi, reaksi dan interaksi antara perawat dan klien yang saling tukar
menukar informasi tentang persepsi keduanya dan kondisi keperawtan. Proses
interaksi perawat-klien melibatkan komunikasi, menentukan tujuan, eksplorasi
dan menyetujui makna dari tujuan.
- Aksi : didefenisikan sebagai perilaku mental dan phisic
- Reaksi : perilaku tidak spesifik, tapi bergantung pada perilaku aksi
- Tujuan keperawatan : membantu individu untuk mempertahankan kesehatan agar perannya dapat berfungsi.
- 6. Paradigma Keperawatan menurut Myra Estrin Levine (The Conservation Model)
Manusia
- Individu terus mempertahankan keutuhan mereka dalam interaksi konstan dengan lingkungan mereka dan memilih, yang paling ekonomis hemat, energi-sparing pilihan yang tersedia untuk menjaga integritas mereka.
- Individu menjadi sentinent yang holistik, berpikir, berorientasi masa depan dan masa lalu-sadar.
- Seorang holistik yang memiliki batas-batas yang terbuka dan beradaptasi dengan lingkungan.
- Individu adalah “holistik”
- Sebuah makhluk sosial terpadu
- “Whole” tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek psychosocio-budaya dan spiritual
- Individu adalahsebuah identitas dan layak.
- Individu adalah unik dalam persatuan dan kesatuan, merasa, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem.
Kesehatan
- Kesehatan menjadi “Whole” bukan hanya bebas dari penyakit atau penyakit.
- Ditentukan oleh kemampuan untuk berfungsi secara cukup normal
- Hal ini secara kultural ditentukan dan dipengaruhi oleh etos dan keyakinan.
- Kesehatan adalah keutuhan dan keberhasilan adaptasi.
- Bukan hanya menyembuhkan bagian menderita, itu adalah kembali ke kegiatan sehari-hari, kemandirian dan kemampuan untuk sekali lagi menjadi individu, mempunyai hubungan tanpa kendala.
- Kesehatan dapat ditentukan secara sosial (melalui interaksi mereka dengan orang lain yang signifikan). Kegagalan dalam melakukannya adalah skenario negatif.
Lingkungan
- Lingkungan adalah tempat orang tersebut terus-menerus dan secara aktif terlibat.
- Lingkungan adalah di mana kita menjalani hidup kita.
- Lingkungan terdiri dari semua pengalaman dari individu-individu.
- Ini berkaitan dengan lingkungan internal (fisiologis) dan eksternal (persepsi, operasional, dan konseptual).
Keperawatan
- Keperawatan adalah interaksi manusia yang dirancang untuk mempromosikan keutuhan melalui adaptasi
- Asuhan keperawatan adalah baik mendukung dan terapi (untuk mencapai tingkat maksimum adaptasi).
- Promosi keperawatan konservasi melalui penggunaan empat prinsip konservasi.
- Keperawatan menyadari bahwa setiap individu membutuhkan cluster yang unik dan terpisah dari aktivitas.
- Integritas individu adalah perhatian taat dan itu adalah tanggung jawab perawat untuk membantu dia untuk membela dan mencari relization nya.
- Daerah utama perhatian bagi perawat dalam pemeliharaan keutuhan seseorang.
- 7. Paradigma Keperawatan menurut Martha E Rogers (Unitary Human Being)
Manusia
Manusia merupakan satu kesatuan yang
utuh dan memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Proses kehidupan
manusia dinamis selalu berinteraksi dengan lingkungan, saling mempengaruhi dan
dipengaruhi atau sebagai system terbuka. Rogers juga mengkonsepkan manusia
sebagai unit yang mampu berpartisipasi secara kreatif dalam perubahan.
Keperawatan
Rogers menyatakan bahwa ilmu
keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu manusia sebagai unit. Dia
mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia secara
keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang
menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu
pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga
dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi
seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan bersifat
kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam
keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk.
Kesehatan
Istilah kesehatan digunakan sebagai
terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya atau individu. Kesehatan dan
penyakit merupakan manifestasi pola dan diangap menunjukkan pola perilaku yang
nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang konsep sehat-sakit sebagai suatu
ekspresi dari interaksi manusia dengan lingkungannya dalam proses yang mendasar
.
Lingkungan,
Lingkungan sebagai empat bangunan
energi yang tidak dapat direduksi yang diidentifikasi dengan pola dan
manifestasi karakteristik yang spesifik. Lingkungan mencakup segala sesuatu
yang berada diluar yang diberikan oleh bangunan manusia.
- 8. Paradigma Keperawatan menurut Paterson and Zderad: Teori Keperawatan Humanistik (Humanistic Nursing Theory)
Manusia dipandang dari kerangka
kerja eksistensial melalui pilihan-pilihan. Manusia sebagai individu yang
penting berhubungan dengan orang lain di dalam waktu dan jarak. Manusia
dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap pilihan, mempuyai
nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu sekarang dan masa depan.
Aplikasi dalam dunia keperawatan adalah jelas bahwa manusia memerlukan
informasi.Mereka membutuhkan pilihan.Individu dan kelompok membutuhkan
kesempatan untuk membuat pilihan mereka sendiri.
Kesehatan
Kesehatan adalah komponen penting
dari seseorang, sebagai kualitas dari kehidupan dan kematian.Hal ini bisa
disebut sebagai lebih dari tidak adanya penyakit. Kesehatan adalah sebagai
pengalaman di dalam proses kehidupan. Kesehatan bisa ditemukan pada kemauan
seseorang untuk terbuka kepada pengalaman kehidupan mereka terhadap fisik,
sosial, spiritual, kognitif atau keadaan emosi mereka.Implikasi terhadap
praktek keperawatan membuka jarak yang luas untuk definisi kesehatan.Kategori
diagnosa bermanfaat hanya jika setuju terhadap orang atau mereka yang ditunjuk.
Hubungan bahwa perawatan mempunyai hubungan dengan orang yang menerima
perawatan adalah kritikal, bahkan lebih penting adalah kebutuhan akan
penghargaan terhadap hubungan yang eksis dalam kehidupan sehari-hari.
Keperawatan
Keperawatan adalah respon manusia
terhadap satu orang kepada yang lain dalam waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuannya untuk mendapatkan kesehatan. Keperawatan juga adalah mengenai bentuk
individu yang unik dan berfokus pada seluruh bagian. Pada saat seseorang sakit
dan tubuh juga mengalami perubahan, ini akan mempengaruhi dunia seseorang dan
pengalaman mereka. Pandangan klien tentang dunia adalah hal yang penting dalam
keperawatan.Paterson dan Zderad mengatakan keperawatan menunjukkan sebuah
pertemuan spesial dari setiapmanusia.
Keperawatan terlihat seperti
campuran yang unik antara teori dan metodologi.Teori bisa diartikulasikan dari
kerangka kerja terbuka yang didapatkan dari situasi manusia.Kerangka kerja ini
digunakan untuk memberikan dimensi kemungkinan dari keperawatan humanistic
manusia.Teori tidak bisa eksis tanpa praktek keperawatan.Mereka menyebut
praktek keperawatan adalah metodologi, yang mengatakan bahwa keperawatan
sebagai campuran yang unik antara seni dan ilmu.Seni keperawatan diwujudkan
dari interaksi antara perawat dan klien.Keperawatan sebagai seni yang sanggup
untuk menggunakan teori-teori diantara konteks kehidupan sebagai perjuangan
seseorang untuk mencapai sesuatu yang mereka inginkan.
- 9. Paradigma menurut Hidegard E. Pepelau (keperawatan psikodinamik)
Keperawatan
Keperawatan didefinisikan oleh
Peplau sebagai sebuah proses yang signifikan, bersifat terapeutik, dan
interpersonal. Keperawatan merupakan instrument edukatif, kekuatan yang
mendewasakan dan menborong kepribadian seseorang dalam arah yang kreatif,
konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan komunitas. Profesi keperawatan
memiliki tanggung jawab legaldi dalaam pemanfaatan keperawatan secara vefektif
berikut segala konsekuensinya bagi klien.
Individu
Individu menurut eplau adalah
organisme yang mempunyai kemampuan untuk berusaha mengurangi ketegangan yang
ditimbulkan oleh kebutuhan.
Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan
sebagai sebuah symbol yang menyatakan secara tidak langsung perkembangan
progresif dari kepribadian dan proses kemanusiaan yang terus menerus mengarah
pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam kehidupan pribadi ataupun
komunitas.
Lingkungan
Meskipun Peplau tidak secara
langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah satu konsep utama dalam
perawatan, ia mendorong perawat untuk memperhatikan kebudayaan da adat istiadat
klien saat klien harus membiasakan diri dengan rutinitas rumah sakit.
2.5
Penerapan Paradigma Keperawatan Dalam Praktek Keperawatan
Sebagai suatu profesi yang berbeda
dengan profesi lain, keperawatan haruslah memiliki suatu cara pandang yang
berbeda dalam menyikapi setiap permasalahan yang ada dalam profesinya. Dalam
memberikan asuhan keperawatan yang merupakan bentuk pelayanan profesional
keperawatan, hendaknya perawat harus memperhatikan seluruh aspek yang termasuk
dalam paradigma keperawatan, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan unik
dengan segala macam kebutuhannya, lingkungan internal mapun eksternal yang
didalamnya terdapat stressor-stressor yang akan mempengaruhi kondisi sehat dan
sakitnya manusia. Sehingga keperawatan harus berperan untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan membantu manusia berada dalam rentang kesehatan yang
optimal.
Dalam memberikan asuhan keperawatan
secara holistik, perawat juga hendak nya mengaplikasikan paradigma keperawatan
yang tepat yang telah dikemukakan oleh para ahli disesuaikan dengan kondisi
pasien, sehingga tujuan asuhan keperawatan akan tercapai. Sebagai contoh dalam
memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat inap, perawat menggunakan
paradigma yang dikemukakan oleh Orem dimana perawat membagi pasien berdasarkan
tingkat kemandirian pasien, sehingga asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan maksimal dan efisien.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Kasus
Seorang pasien datang ke unit gawat
darurat dibawa oleh keluarga dengan alasan telah mencederai diri sendiri dengan
cara menyilet nadinya. Perawat kemudian meminta agar keluarga menunggu di
luarnamun pasien berteriak-teriak agar keluarganya tidak meninggalkannya
sendiri di ruangan tersebut. Keluarga meminta kepada perawat agar bisa menemani
pasien karena kawatir pasien tidak bisa tenang. Dokter meminta saudara untuk
membawa keluarga keluar dari ruangan. Jika saudara menjadi perawatnya pada saat
itu apa yang akan saudara lakukan?
3.2
Penerapan paradigama dalam penyelesaian kasus
Sebagai perawat dalam menyikapi
kasus diatas, akan memilih untuk memperbolehkan keluarga menunggui di dekat
pasien agar pasien merasa nyaman dan aman dengan catatan keluarga bisa kooperatif
dengan semua penatalaksanaan yang akan dilakukan pada pasien.
Keluarga pasien diperbolehkan untuk
menunggui di dekat pasien didasarkan pada paradigma keperawatan yang meliputi:
- 1. Manusia
Pasien dan keluarga adalah manusia.
Menurut Teori keperawatan humanistik oleh Paterson and Zderad, manusia
sebagai individu dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap
pilihan, mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu
sekarang dan masa depan. Sehingga kita sebagai perawat harus menghargai
keinginan pasien dan keluarga selama hal tersebut tidak membahayakan pasien.
Pasien dan keluarga membutuhkan pilihan. Individu dan kelompok membutuhkan
kesempatan untuk membuat pilihan mereka sendiri.
Sesuai dengan konsep teori adaptasi
Calista Roy bahwa sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan
istilah input, proses kontrol dan umpan balik serta output. Input pada manusia
sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan
luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Dalam proses adaptasi bagi
klien kedekatan dengan keluarga akan menambah ketenangan, kekuatan, dan
kenyamanan yang pada akhirnya akan mengurangi kegelisahan dan membantu proses
percepatan penyembuhan klien dalam masa perawatan. Jadi sebagai perawat
seharusnya tidak mempermasalahkan jika pasien ingin selalu ditunggui keluarga
di ruang rawat manapun dengan beberapa catatan:
- Keluarga bersedia kooperatif dengan segala penatalaksanaan pada pasien.
- Keluarga tidak melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan pasien.
Menurut Myra Estrin Levine (The
Conservation Model), manusia dipandang secara whole yaitu tidak
hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek psychosocio-budaya
dan spiritual. Tidak selalu aspek fisik saja yang diperhatikan pada pasien yang
melakukan percobaan bunuh diri dengan menyilet nadinya, tetapi kondisi
psikologis pasien juga sama pentingnya. Pasien yang melakukan percobaan bunuh
diri mengalami kondisi tekanan psikologis , sehingga dengan menghadirkan
keluarga di dekat pasien diharapkan tidak menambah tekan psikologis pasien.
- 2. Keperawatan
Martha E. Rogers menyatakan bahwa
ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu manusia sebagai unit.
Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia secara
keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang
menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu
pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga
dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi
seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan bersifat
kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam
keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk. Seorang
perawat yang menjalankan praktik keperawatan yang profesional, perawat melayani
secara total kebutuhan pasien bukan fisik saja tapi juga psikologis pasien,
jadi semua kebutuhan pasien harus diusahakan untuk dipenuhi selama tidak
mengancam keselamatan.
Menurut Myra Estrin Levine asuhan
keperawatan adalah baik mendukung dan terapi (untuk mencapai tingkat maksimum
adaptasi). Tugas perawat adalah melakukan asuhan keperawatan yang baik dan
mendukung terapi yaitu holistik. Sifat holistik diartikan sebagai perawatan
yang menyeluruh termasuk kondisi psikologis pasien yang berupa aman, nyaman,
tenang. Menghadirkan keluarga di dekat pasien akan memberikan rasa aman dan
nyaman sehingga mengurangi kecemasan dan ketakutan saat dirawat di unit
gawat darurat maupun ruang rawat lain selama tidak membahayakan pasien.
- 3. Kesehatan
Neuman melihat bahwa kesehatan
merupakan suatu kondisi dimana terdapat keserasian pada seluruh maupun sebagian
variabel dalam diri klien. Menurutnya, sistem klien akan bergeser ke arah sakit
dan kematian ketika banyak energi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan
sistem akan begeser ke arah kesehatan apabila energi yang dibutuhkan terpenuhi.
Ketika energi pasien ke arah kesehatan adalah dari keluarga, maka keluarga
sangat penting dihadirkan di dekat pasien selama proses perawatan.
- 4. Lingkungan
Betty Neuman berpendapat bahwa
lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan adalah segala sesuatu yang
berada disekitar manusia, baik lingkungan internal maupun eksternal, dimana di
dalamnya manusia akan berinteraksi setiap saat. Interaksi manusia meliputi
intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal yang dapat mempengaruhi
stabilitasnya sebagai suatu sistem. Created environment (lingkungan yang
diciptakan) diartikan sebagai lingkungan yang terbentuk dan berkembang tanpa
disadari oleh klien dan merupak simbol sistem secara keseluruhan. Ketika
lingkungan yang diciptakan nyaman bagi pasien, maka hal ini akan mendukung
kondisi pasien kearah perbaikan. Memenuhi keinginan pasien yang menginginkan
keluarga selalu berada di dekatnya merupakan dari created environment,
artinya menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
- Keluarga pasien boleh menunggu di dalam ruangan karena pasien membutuhkan dukungan keluarga dengan persyaratan keluarga pasien kooperatif dan tidak membahayakan keselamatan baik pada pasien maupun tenaga kesehatan.
- Di area manapun tidak terkecuali di unit gawat darurat setiap melakukan asuhan keperawatan harus selalu berpedoman pada paradigma keperawatan dalam hal ini menerapkan teori-teori yang sesuai dengan kasus yang ditemukan.
4.2
Saran
- 1. Pemahaman tentang paradigma keperawatan perlu diperdalam bagi setiap perawat sehingga dalam bekerja senatiasa mengacu pada paradigma keperawatan.
DAFTAR
PUSTAKA
- Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
- Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika
- Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik. Jakarta: EGC.
- Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
- Paterson, Josephin & Zderad, Loretta, Humanistic Nursing Theory dalam Elisasiregar, 2012. Internet 10 Oktober 2013
- Wahit, 2008. Asuhan Keperawatan Komunitas, Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: Salemba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar