BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manusia
adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta
saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan
hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat.
Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai
kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif.
1.2 Masalah
1. Mahasiswa
belum mengetahui tentang pengertian konsep psikososial.
2. Mahasiswa
belum mengetahui pengertian konsep diri.
3. Mahasiswa
belum mengetahui komponen konsep diri.
4. Mahasiswa
belum memahami tahap perkembangan konsep diri.
5. Mahasiswa
belum mengetahui faktor
yang mempengaruhi konsep diri.
5
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Dengan memberikan materi ini
diharapkan mahasiswa dapat memahami serta dapat menerapkan tentang konsep
psikososial.
1.3.2
Tujuan Khusus
Setelah
memberikan materi tentang konsep psikososial diharapkan mahasiswa dapat :
a. Memahami
dan mengerti tentang konsep psikososial
b. Memahami
dan mengerti pengertian konsep diri
c. Mengetahui
dan memahami komponen konsep diri
d. Memahami
tahap perkembangan konsep diri
e. Memahami dan mengetahui faktor-faktor konsep
diri
1.4
Metode
Pengambilan bahan materi ini
menggunakan metode studi pustaka dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan
dengan konsep psikososial dan dengan mencari melalui internet.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsep
Psikososial
Pengertian
konsep psikososial (self-concept)
adalah bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang tidak didapat sejak
lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai hasil dari pengalaman seseorang
terhadap dirinya. Secara umum konsep psikososial adalah semua tanda, keyakinan
dan pendirian yang merupakan suatu pengetahuan individu tentang dirinya yang
dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain termasuk karakteristik,
kemampuan, nilai, ide, dan tujuan.
2.2 Status Emosi
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi
dasar, termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga
diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966) Merangkum kebutuhan tersebut
sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, control dan afeksi. Bila
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapt berupa perasaan atau prilaku
yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak
pasti.
Kebutuhan interpersonal akan inklusi, control
dan afeksi kadang saling tumpang tindih dan berkesinambungan.
7
Kebutuhan akan inklusi :
Merupakan kebutuhan untuk menetapkan dan
memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang. Dalam lingkungan perawatan
kesehatan, kebutuhan inklusi dapat dipenuhi dengan memberi informasi dan
menjawab semua pertanyaan, menjelaskan tanggung jawab perawat dalm memberi
perawatan dan mengenali kebutuhan serta kesukaan pasien.
Kebutuhan akan kontrol :
Berhubungan dengan kebutuhan untuk menentukan
dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang lain dengan memperhatikan
kekuasaan, pembuatan keputusan dan otoritas. Contoh: Saat orang melepaskan
tanggung jawab pribadinya dan menjadi pasien yang sangat terikat dan tidak
berdaya yang selalu meminta petunjuk dari semua orang mengenai apa yang harus
dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dibalik prilaku itu tersembunyi ansietas,
bermusuhan dan kurang percaya terhadap orang lain atau diri sendiri.
Intervensi keperawatan yang membantu pasien menerima tanggung jawab untum
membuat keputusan mengenai perawatan pasien yang menunjang pemulihan Kontrol.
8
Kebutuhan Afeksi :
Seseorang membangun hubungan saling memberi
dan saling menerima berdasarkan saling menyukai. Afeksi diungkapkan
dengan kata-kata cinta, suka, akrab secara emosional, pribadi, sahabat, dan
intimasi.
Rentang Respon
Emosional
Respons Adaptif : mekanisme koping yang mendukung fungsi
integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan.
Respons Maladaptif : mekanisme koping yang menghambat fungsi
integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan.
Kepekaan emosional
|
Reaksi berduka takterkomplikasi
|
Supresi emosi
|
Penundaan reaksi berduka
|
Depresi/mania
|
Pengertian:
a.
Kepekaan emosional
Kepekaan emosional adalah Respons emosional
termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan eksternal
sesorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaannya
sendiri.
9
b.
Reaksi berduka takterkomplikasi
Terjadi sebagai respons terhadap kehilangan dan tersirat bahwa
seseorang sedang menghadapi suatu kehilngan yang nyata serta terbenam dalam
proses berdukanya.
c.
Supresi emosi
Mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan
sendiri, pelepasan dari keterikatandengan emosi atau penalaran terhadap semua
aspek dari dunia afektif seseorang.
d.
Penundaan reaksi berkabung
Ketidakadaan yang persisten respons emosional terhadap
kehilangan . ini dapat terjadi pada awal proses berkabung dan menjadi nyata
pada kemunduran proses, mulai terjadi atau keduanya. Penundaan dan penolakan
proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun.
e.
Depresi atau melankolia
Suatu kesedihan atau perasaan berduka berkepanjangan. Dapat
digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan
emosional, reaksi, penyakit atau klinik.
f.
Mania
Ditandai dengan elevasi alam perasaan
berkepanjangan dan mudah tersinggung.
10
2.3 Konsep Diri
Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan, dan nilai
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi
melalui mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.
Pembentukan
konsep diri ini sangat tergantung dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan
lingkungannya.
Konsep diri merupakan semua pikiran,
keyakinan, dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan
memengaruhi hubungannya dengan orang lain(Stuart & Sundeen, 1998). Dengan
kata lain, konsep diri merupakan suatu gagasan kompleks yang memengaruhi:
- Cara seseorang dalam berpikir, berbicara, dan bertindak.
- Cara seseorang dalam memandang dan memperlakukan orang lain.
- Pilihan yang harus diambil seseorang.
- Kemampuan untuk memberi dan menerima cinta.
- Kemampuan untuk bertindak dan mengubah sesuatu.
2.4 Pembentukan
Konsep Diri
Konsep diri tidak muncul dengan sendirinya, melainkan
terbentuk sebagai hasil dari interaksi kita bersama orang lain. Menurut
Erikson(1963), ada delapan tahap perkembangan yang harus dijalani individu di
sepanjang hidupnya. Keberhasilan seseorang dalam menjalani tugas perkembangan
tersebut akan sangat menentukan perkembangan konsep dirinya. Secara umum, ada
tiga tahapan pada perkembangan konsep diri seseorang, yakni:
- Bayi belajar bahwa diri mereka, secara fisik, terpisah dan berbeda dari lingkungan sekitar
- Anak menginternalisasikan sikap-sikap yang ditunjukan orang lain ke dalam dirnya.
- Anak dan dewasa menginternalisasikan sandar-standar yang ada di masyarakat.
11
2.5 Komponen Konsep Diri
2.4.1
Citra Tubuh
Citra tubuh adalah sikap seseorang
terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan
perasaan tentang ukuran, bentuk dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa
lalu.
2.4.2
Ideal Diri
Persepsi individu tentang bagaimana
ia harus berperilaku sesuai dengan standar perilaku.Ideal diri akan mewujudkan
cita-cita dan harapan pribadi.
2.4.3
Harga Diri
Harga diri adalah penilaian terhadap
hasil pencaian yang dicapai dengan menganalisis sejauh mana perilaku yang
sesuai dengan ideal diri. Jika individu selau sukses maka cenderung harga
dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan cenderung harga dirinya
rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
2.4.4
Peran Diri
Peran diri adalah pola, perilaku
nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan fungsinya di dalam masyarakat.
Peran adalah serangkaian perilaku
yang diharapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam
masyarakat atau suatu pola sikap, perilaku, nilai, dan tujuan yang diharapkan
dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
2.4.5
Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran akan
dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan
sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Identitas diri adalah penilaian
individu tentang dirinya sebagai suatu kesatuan yang utuh.
12
2.6 Tahap Perkembangan Konsep Diri
Menurut teori psikososial,
perkembangan konsep diri dapat dibagi ke dalam beberapa tahap, yaitu :
1-2 Tahun
- menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain.
- Membedakan dirinya dari lingkungan
2-3 tahun
- Mulai menyatakan apa yang disukai dan yang tidak disukai.
- Menigkatnya kemandirian dalam berpikir dan bertindak.
- Menghargai penampilan dan fungsi tubuh.
- Mengembangkan diri dengan mencontoh orang yang dikagumi, meniru dan bersosialisasi.
3-6 tahun
- Memiliki inisiatif.
- Mengenali jenis kelamin
- Meningkatnya kesadaran diri
- Meningkatnya keterampilan bahasa, termasuk pengenalan akan perasaan seprti senang, kecewa, dan sebagainya
- Sensitive terhadap umpan balik dari keluarga
6-12 tahun
- Menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan guru, keluarga tidak lagi dominan
- Meningkatnya harga diri dengan penguasaan keterampilan baru
- Menguatnya identitas seksual
- Menyadari kekuatan dan kelemahan
13
12-20 tahun
- Menerima perubahan tubuh/dewasa
- Belajar tentang sikap, nilai dan keyakinan; menentukan tujuan masa depan
- Merasa positif atas berkembangnya konsep diri
- Berinteraksi dengan orang-orang yang menurutnya menarik secara seksual atau intelektual
20-40 tahun
- Memiliki hubungan yang intim dengan keluarga dan orang-orang lain
- Memiliki perasaan yang stabil dan positif mengenai diri
- Mengalami keberhasilan transisi peran dan meningkatnya tanggung jawab
40-60 tahun
- Dapat menerima perubahan penampilan dan ketahanan fisik
- Mengevaluasi ulang tujuan hidup
- Merasa nyaman dengan proses penuaan.
Di atas 60 tahun
- Merasa positif mengenai hidup dan makna kehidupan
- Berkeinginan untuk meninggalkan warisan bagi generasi berikutnya
2.7 Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
2.6.1. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud disini
adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik adalah
segala sarana yang dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan
lingkungan psikologis adalah segala lingkungan yang dapat menunjang kenyamanan
dan perbaikan kejiwaan yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri.
14
2.6.2 Pengalaman masa lalu
Adanya umpan balik dari orang-orang
penting, situasi stressor sebelumnya, penghargaan diri dan pengalaman sukses
atau gagal, sebelumnya pengalaman penting dalam hidup atau factor yang
berkaitan dengan masalah stressor, usia, sakit yang di derita. atau trauma semuanya
dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri.
2.6.3 Tingkat Tumbuh Kembang
Adanya dukungan mental yang cukup
akan membentuk konsep diri yang cukup baik. Sebaliknya, kegagalan selama masa
tumbuh kembang akan membentuk konsep diri yang kurang memadai .
Faktor lain yang mempengaruhi konsep diri
1. Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti
dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep
dirinya.
2. Budaya
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan
diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang
bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
3. Sumber eksternal dan internal
Kekuatan dan perkembangan pada
individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri. Pada sumber internal
misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal
misalnya adanya dukungan dari masyarakat dan ekonominya kuat.
15
4. Pengalaman sukses dan gagal
Adanya kecenderungan bahwa riwayat
sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.
5. Stesor
Stesor dalam kehidupan misalnya
perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan ketakutan. Jika koping individu tidak
adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diridan kecemasan.
6. Usia, keadaan sakit dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya.
2.8 Karakteristik Kepribadian yang
Sehat
1.
Citra tubuh positf dan akurat
Kesadaran akan diri berdasarkan atas
observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk
persepsi saat ini dan masa lalu.
2.
Ideal dan realitas
Individu mempunyai ideal diri yang
realitas dan mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai.
3.
Konsep diri yang positif
Konsep diri yang positif menunjukkan
bahwa individu akan sesuai dalam hidupnya.
4.
Harga diri tinggi
Seseorang yang mempunyai harga diri
yang tinggi. Ia memandang dirinya sama dengan orang lain.
16
5.
Kepuasan penampilan peran
Individu yang mempunyai kepribadian
sehat akan dapat berhubungan dengan orang lain secara intim dan mendapat
kepuasan. Ia dapat mempercayai da terbuka pada orang lain serta membina
hubungan interdependen.
6.
Identitas jelas
Individu merasakan keunikan dirinya
yang memberi arah kehidupan dalam mencapai tujuan.
2.9 Konsep Harga Diri Rendah
2.9.1 Definisi Konsep harga diri rendah
Harga diri rendah adalah perasaan
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjanganakibat
evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
2.9.2 Tanda-tanda harga diri rendah
a. mengkritik diri sendiri
b. perasaan tidak mampu
c. pandangan hidup yang pesimis
d. penurunan produktifitas
e. penolakan terhadap kemampuan diri
2.9.3 karakteristik konsep diri rendah
- Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu
- Tidak mau berkaca
- Menghindari diskusi tentang topik dirinya
- Menonlak rehabilitasi
- Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat
- Mengingkari perubahan pada dirinya
- Peningkatan ketergantungan pada orang lain
- Tanda dari keresahan seperti marah, keputusaan dan menangis
- Menolak berpartisipasi dalam perawatan dirinya
- Tingkah laku yang merusak seperti penggunaan obat-obatan dan alkohol
- Menghindari kontak sosial
- Kurang bertanggung jawab
2.9.4 Tindakan keperawatan harga diri rendah
a. Membina hubungan saling percaya
perawat dan klien
·
Sapa
klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
·
Perkenalan
diri dengan sopan
·
Tanyakan
nama lengkap klien dan nama panggilan klien
·
Jelaskan
tujuan pertemuan
·
Jujur
dan menepati janji
·
Tunjukkan
sikap empati dan menerima klien apa adanya
·
Beri
perhatian kebutuhan dasar klien
b. Klien dapat mengidentifikasi aspek
yang dimiliki klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
·
Diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
·
Setiap
bertemu klien hindarkan dari nilai negative
·
Utamakan
member pujian yang baik
c. Klien dapat menilai kemampuan yang
digunakan
d. Klien dapat menetapkan rencana
sesuai kemampuan yang dimiliki
e. Klien dapat melakukan kegiatan
sesuai dengan kondisi sakit dan
kemampuannya
f. Klien dapat memanfaatkan system
pendukung yang ada
2.9.5 strategi pelaksanaan
komunikasi klien dengan harga diri rendah
a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki klien
b. Melatih klien
2.10 Faktor Resiko Gamgguan Konsep Diri
1. Gangguan Identitas Diri
- Perubahan perkembangan
- Trauma
- Jenis kelamin yang tidak sesuai
- Budaya yang tidak sesuai
17
2. Gangguan Citra tubuh
- Hilangnya bagian tubuh
- Perubahan perkembangn
- Kecacatan
3. Gangguan Harga Diri
- Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
- Kegagalan perkembangan
- Kegagalan mencapai tujuan hidup
- Kegagalan dalam mengikuti aturan moral
4. Gangguan Peran
- Kehilangan peran
- Peran ganda
- Konflik peran
- Ketidakmampuan menampilkan peran
18
BAB III
PENUTUPAN
- KESIMPULAN
Dari hasil pembelajaran yang kita
pelajari maka kita dapat mengetahui pengertian dari:
Konsep
psikososial adalah bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang tidak didapat
sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai hasil dari pengalaman
seseorang terhadap dirinya.
Konsep diri adalah semua perasaan,
kepercayaan, dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi
individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara
bertahap saat bayi melalui mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.
- SARAN
Dalam pembelajaran ini diharapkan
mahasiswa mampu mengetahui tentang definisi, tujuan, faktor, dan tahap perkembangan
konsep diri.
19
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. A. H, Kebutuhan
Dasar Manusia, salemba medika ; 2007
Wahit Iqbal Mubarak, SKM, Kebutuhan Dasar Manusia : 2007
Ns. Nurul Chayatin, S.Kep, Kebutuhan Dasar Manusia : 2007
http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/05/konsep-psikososial.html(19
oktober 2011. Pukul 20.35 Wib)
http://keperawatan-agung.blogspot.com(19 oktober 2011. Pukul 20.43 Wib)
20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar