DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.
Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Nyeri ......................................................................................................... 2
B. Pengertian
Radang....................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 16
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT.
Atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Patofisiologi tentang Nyeri dan Demam.
Makalah ini kami susun untuk mengetahui Nyeri dan Demam. Makalah ini juga
kami susun untuk melengkapi tugas Patofisiologi. STIKes
Muhammadiyah Palembang tahun Akademik 2014/2015
Dalam makalah ini, kami mendapat bantuan, dukungan
dan bimbingan dari berbagai pihak yang tidak biasa kami sebutkan satu persatu. Atas
bantuan dan dukungan kami ucapkan terima kasih kepada
·
dr.Santi Mismeriyanti
·
Aristoteles,M.Kes
·
Teman-teman maupun
pihak lain yang telah memberikan bantuan, dorongan secara langsung maupun tidak
langsung.
Semoga dukungan dan bimbingan semua mendapat balasan
yang berlipat ganda, serta makalah ini bermanfaat. Tak ada gading yang tak retak. Untuk
itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini lebih
sempurna.
Palembang, 19
Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Patologi merupakan cabang bidang
kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui
analisis perubahan fungsi atau kondisi ari bagian tubuh. Bidang patologi
terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi anatomi
membuat kajian dengan menganalisis jaringan,struktur atau organ sedangkan ahli
patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologi tubuh
dalam dunia kedokteran, patologi termasuk disiplin ilmu pre-klinis.
B.
Tujuan
-
Makalah ini dibuat untuk mengetahui tentang nyeri dan radang dan
penyebabnya serta bagaimana cara penangananya .
BAB II
PEMBAHASAN
1.Nyeri
dan Peradangan
A.Pengertian
nyeri
Pengertian nyeri, menurut International Association for Study
of Pain (IASP),nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan
emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata,
berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Kerusakan
jaringan yang nyata misalnya terjadi pada nyeri
akibat luka operasi.
Sedangkan menurut Albert Schweittzer seperi dkuti oleh Zuhri;
“Nyeri merupakan suatu penderitaan yang seringkali lebih mengerikan dari kematian itu sendiri.”
Nyeri sering dilukiskan sebagai suatu keadaan yang berbahaya atau tidak berbahaya seperti sentuhan ringan, kehangatan, tekanan ringan. Nyeri akan dirasakan apabila reseptor-reseptor nyeri spesifik teraktivasi. Nyeri dapat dijelaskan secara subjektif dan objektif berdasarkan lama atau durasi, kecepatan sensasi dan letak.
B.Sifat-sifat nyeri
Antara lain sebagai berikut;
a Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
b.Nyeri bersifat subyektif dan individual
c.Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
d.Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
e.Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
f.Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
gNyeri mengawali ketidakmampuan
h.Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal
C.Faktor-faktor yang
mempengaruhi nyeri
Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak
faktor yang mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang perawat
harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam menghadapi klien yang
mengalami nyeri. Hal ini sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan
memilih terapi nyeri yang baik.
a.
Usia
Menurut
Potter & Perry (1993) usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri
terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang ditemukan
antara kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang
dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anakanak kesulitan untuk memahami nyeri dan
beranggapan kalau apa yang dilakukan perawat dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak
yang belum mempunyai kosakata yang banyak, mempunyai kesulitan mendeskripsikan
secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada orang tua atau perawat. Anak
belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri
pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan
mengalami kerusakan fungsi (Tamsuri, 2007).
Seorang perawat harus menggunakan teknik
komunikasi yang sederhana dan tepat untuk membantu anak dalam memahami dan
mendeskripsikan nyeri. Sebagai contoh, pertanyaan kepada anak, “ Beritahu saya
dimana sakitnya?” atau “apa yang dapat saya lakukan untuk menghilangkan sakit
kamu?”. Hal-hal diatas dapat membantu mengkaji nyeri dengan tepat. Perawat
dapat menunjukkan serangkaian gambar yang melukiskan deskripsi wajah yang
berbeda, seperti tersenyum, mengerutkan dahi atau menangis. Anak-anak dapat
menunjukkan gambar yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan mereka.
b.Jenis kelamin
Gill
(1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara
signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa jenis
kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya
anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita
dapat menangis dalam waktu yang sama. Penelitian yang dilakukan Burn, dkk.
(1989) dikutip dari Potter & Perry, 1993 mempelajari kebutuhan narkotik
post operative pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria.
c.Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi
cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa
yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi
terhadap nyeri (Calvillo & Flaskerud, 1991).
Nyeri memiliki makna tersendiri
pada individu dipengaruhi oleh latar belakang budayanya (Davidhizar et all,
1997, Marrie, 2002) nyeri biasanya menghasilkan respon efektif yang
diekspresikan berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri dapat
dibagi kedalam dua kategori yaitu tenang dan emosi (Davidhizar et all, 1997,
Marrie, 2002) pasien tenang umumnya akan diam berkenaan dengan nyeri, mereka
memiliki sikap dapat menahan nyeri. Sedangkan pasien yang emosional akan
berekspresi secara verbal dan akan menunjukkan tingkah laku nyeri dengan
merintih dan menangis (Marrie, 2002). Nilai-nilai budaya perawat dapat berbeda
dengan nilai-nilai budaya pasien dari budaya lain.Harapan dan nilai-nilai
budaya perawat dapat mencakup menghindari ekspresi nyeri yang berlebihan,
seperti menangis atau meringis yang berlebihan. Pasien dengan latar belakang
budaya yang lain bisa berekspresi secara berbeda, seperti diam seribu bahasa
ketimbang mengekspresikan nyeri klien dan bukan perilaku nyeri karena perilaku
berbeda dari satu pasien ke pasien lain. Mengenali nilai-nilai budaya yang
memiliki seseorang dan memahami mengapa nilai-nilai ini berbeda dari
nilai-nilai kebudayaan lainnya membantu untuk menghindari mengevaluasi perilaku
pasien berdasarkan harapan dan nilai budaya
seseorang.
Perawat yang mengetahui perbedaan budaya akan mempunyai pemahaman yang lebih
besar tentang nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam mengkaji nyeri dan
respon-respon perilaku terhadap nyeri juga efektif dalam menghilangkan nyeri
pasien (Smeltzer& Bare, 2003).
1.
Face Pain Rating Scale
Menurut
Wong dan Baker (1998) pengukuran skala nyeri untuk anak usia pra sekolah dan
sekolah, pengukuran skala nyeri menggunakan Face Pain Rating Scale yaitu
terdiri dari 6 wajah kartun mulai dari wajah yang tersenyum untuk “tidak ada
nyeri” hingga wajah yang menangis untuk “nyeri berat”.
2.
Word Grapic Rating
Scale
Menggunakan deskripsi kata untuk menggambarkan
intensitas nyeri, biasanya dipakai untuk anak 4-17 tahun (Testler & Other,
1993; Van Cleve & Savendra, 1993 dikutip dari Wong & Whaleys, 1996).
0 1 2 3 4 5
Tidak nyeri ringan sedang cukup sangat nyeri nyeri hebat
2.Radang
A.Pengertian Radang
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme
terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi
yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena
terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalanterhadap infeksi dan iritasi.
B.Terminologi Terkait Radang
a.Edema
Edema adalah cairan
yang berlebihan dalam jaringan interstisial atau rongga tubuh; dapat berupa
eksudat ataupun transudat.
b.Eksudat
adalah cairan
radang ekstravaskular dengan kadar protein yang tinggi dan debris seluler; berat jenisnya di atas 1,020.
c.Eksudasi
adalah
ekstravasasi cairan, protein, dan sel-sel darah dari pembuluh darah ke dalam
jaringan interstisial atau rongga tubuh.
d.Pus
adalah nanah;
eksudat radang yang purulen & banyak mengandung sel-sel neutrofil serta
debris.
e.Transudat
adalah cairan
ekstravaskular dengan kadar protein yang rendah dan berat jenis di bawah 1,012;
pada hakekatnya, transudat merupakan ultrafiltrat plasma darah yang terbentuk
karena kenaikan tekanan cairan atau penurunan tekanan osmotik di dalam plasma.
C. Fungsi
a.Melokalisasi dan mengisolasi jaringan yang mengalami jejas melindungi
jaringan sekitar yang sehat
b.Menetralisasi dan inaktifasi zat-zat toksis yang dihasilkan oleh
faktor humoral dan enzim
c.Merusak dan membatasi pertumbuhan mikroorganisme yang menginfeksi
d.Mempersiapkan daerah yang sakit untuk penyembuhan dan perbaikan
D. Peran
Radang
mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi
1.
memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk
meningkatkan performa makrofaga
2.
menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi
3.
mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.
E. Macam-macam radang
Macam-macam radang yang sering terjadi, yaitu:
1. Radang Tenggorokan
Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri di tenggorokan sehingga si
penderita susah sekali saat menelan makanan. Radang tenggorokan atau faringitis
akut sering diikuti dengan gejala flu seperti demam, sakit kepala, pilek, dan
batuk. Disebarkan oleh virus EBV atau kuman Strep.
Pyogenes,
radang tenggorokan mudah dikenali dengan memeriksakannya ke dokter THT. Jika
daerah faring ditemukan peradangan dengan tanda berupa kemerahan serta terjadi
pembesaran pada kelenjar limfe regional di sekitarnya, bisa dikatakan orang
tersebut menderita radang tenggorokan. Pada kasus yang sudah berat, di
tenggorokan akan dijumpai nanah atau eksudat.
Dalam beberapa
kejadian, penyakit radang tenggorokan tidak bersifat serius. Sebagian besar
penderita akan sembuh setelah tiga sampai dengan sepuluh hari tanpa terapi yang
biasanya menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Memang masalah
utama seorang penderita radang tenggorokan adalah rasa tidak nyaman dan tidak
bisa bernapas secara wajar.
Untuk radang
tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri streptococcal, antibiotik bisa
diberikan kepada si pasien agar komplikasi seperti demam rematik bisa
dihindari. Jika hal ini tidak segera ditangani, ancaman diptheria mengintai
kesehatan si penderita.
Gejala-gejala
seorang penderita radang tenggorokan:
a. Bengkak,
berwarna merah pada tenggorokan
b. Susah
berbicara, menelan, dan bernapas
c. Biasanya
terjadi benjolan di sekitar leher
d. Demam tinggi
e. Sakit kepala
yang luar biasa
f. Telinga
pekak
Perawatan yang harus dilakukan adalah memberi si penderita dengan aspirin.
Selain itu berikan air panas yang telah ditambahi satu sendok makan garam. Ini
akan mengurangi rasa sakit akibat radang tenggorokan.Patutdiingat,
pemberian antibiotik hanya boleh dilakukan pada penderita radang tenggorokan
akibat bakteri. Obat-obatan tersebut efektif membunuh bakteri tapi tidak
menghilangkan virus.Hal lain yang dapat mengurangi risiko terkena
radang tenggorokan adalah tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman
beralkohol.
2. Radang Usus Buntu
Radang usus buntu merupakan peradangan pada usus buntu, yaitu sebuah usus
kecil yang berbentuk jari yang melekat pada usus besar di sebelah kanan bawah
rongga perut. Usus buntu yang mengalami peradangan kadang-kadang pecah terbuka,
yang menyebabkan peradangan selaput perut(peritonitis).
Peradangan
selaput perut adalah peradangan yang gawat dan mendadak pada selaput yang
melapisi dinding dalam rongga perut atau pada kantong yang membungkus usus.
Peradangan ini terjadi kalau usus lainnya pecah atau robek.
Penyebab umum
adalah adanya benda kecil atau keras (faecaliths) yang berada di appendix dan
tidak bisa keluar.
Tanda-tanda
appendicitis:
a. Tanda yang utama ialah keluha nyeri yang menetap
pada perut dan semakin lama semakin memburuk.
b. Rasa nyeri mulai terjadi di sekitar pusar,
tetapi segera nyeri tersebut berpindah kesisi kanan bawah.
c.Mungkin selera makan menghilang, muntah, sembelit
atau terdapat panas yang ringan.
3.Radang Kulit
Radang kulit, dermatitis, merupakan suatu gejala pada kulit saat jaringan
terinfeksi oleh bakteri atau virus.
Ada beberapa
tipe radang kulit, yaitu:
a.sebhorrheic dermatitits
b.atopic dermatitis (eczema)
Kedua tipe tersebut sangat bervariasi tergantung dari penyebab dan gejala
yang terjadi.
Sesungguhnya
penyakit ini tidak merupakan penyakit seumur hidup. Ia hanya akan menimbulkan
rasa yang tidak nyaman dan mengurangi penampilan diri. Kombinasi antara
perawatan kesehatan mandiri dan pengobatan medis akan menghilangkan radang
kulit.
4.Radang Sendi
sendi, osteoarthritis, adalah salah satu arthritis yang disebabkan oleh
berkurangnya cartilage terutama di daerah persendian. Cartilage sendiri
merupakan substansi protein yang menjadi semacam “oli” bagi tulang dan
persendian. Ketika cartilage mengalami penurunan dalam jumlah, selanjutnya
struktur tulang akan tergerus.
Penyakit ini
sering menyerang mereka yang sudah berusia lanjut pada bagian sendi dan jemari.
Persentase tertinggi bangsa yang paling banyak menderita radang sendi adalah:
1. Jepang
2. Afrika
Selatan
3. China bagian
Selatan
Penyebab radang
sendi adalah bertambahnya kandungan air pada cartilage sehingga membuat jumlah
proteinnya berkurang drastis.
Komplikasi yang
mengikuti radang sendi adalah:
a. obesitas
b. Trauma yang
berulang-ulang
c. Rasa nyeri
pada tulang
d. Diabetes
mellitus
d. Kelainan
hormonal
Berikut
merupakan macam-macam radang kronik:
1.Radang Kronis
Serosa
Eksudat serosa menetap dalam tubuh, jumlah limfosit bervariasi, akibat
jejas ringan.
misal :
gelembung kulit akibat luka balar derajat ringan. juga sebagai radang permulaan
dari permukaan serosa seperti pleura, peritoneum
2.Radang Kronis
Fibrotik
Penyembuhan
fibrosis, limfosit bervariasi, jejas lebih berat, kenaikan
permeabilitas, molekul besar ikut keluar ( fibrin )missal : karditis rehumatika
akuta dengan perikanditis fibrinosa eksudat fibrin dihilangkan dengan
fibrinolisis à pengangkutan debris oleh makrofagà resolution. tetapi bila fibrin
tidak dihilangkan akan menstimuli pertumbuhan proliferasi fibroblast dan
pembuluh darah jaringan parut dan terjadi perlekatan dan gangguan fungsi alat
tubuh, missal : pericardium dan epikardium, pleura parietalis-visceralis,
peritoneum parietal-viscerale
3.Radang Kronis
Supuratif
Resolusi dan
drainase gagal, pus tertimbun, enkapsulasi fibrotik
pus : cairan
kental, terdiri atau banyak sel-sel leukosit baik yang hidup/ yang mati dan
jaringan nekrotik terutama yang dicairkan oleh jaringan-jaringan enzyme-enzym
dari leukosit yang mati, seperti protease, peptidase, lipase dan fibrinolisin.
disamping itu terdapat pula : cholesterol, letichin, lemak, sabun dll
ada organisme
tertentu yang menyebabkan suppurasi ( bacteri
pyogenik ) : taphilococcus, basil gram, meningococcus, gonococcus, pneumococcus
pus : juga
terbentuk akibat perlukaan bahan khemis tertentu, missal terpentin atau
ag-nitrat
4.Radang
Granulomatosa
Lesi
proliferatif kelompok sel epiteloid dikelilingi limfosit kadang
dengan sel raksasa
Suatu bentuk khusus radang kronik dimana didapatkan predominasi makrofag
yang aktif dengan modifikasi gambar sel epiteloid
Granuloma merupakan daerah fokal radang granulomatosa, yang terdiri atas
agregasi makrofag yang bertransformasi menjadi sel seperti epitel, dikelilingi
sebukan sel mononukleus terutama limfosit
C.
Tanda-Tanda Radang
1.
Rubor : Warna merah
Rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah
yangmengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran
arteriolayang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga lebih banyak darah
mengalirke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh
dengandarah.
Keadaan ini
disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merahlokal karena peradangan
akut
2.
Kalor : Panas
Kalor terjadi
bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut.
Kalordisebabkan
pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memilikisuhu 37oC
disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih banyakdaripada ke
daerah normal
3.
Tumor : Pembengkakan
Pembengkakan
sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan olehpengiriman
cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan
interstitial.Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan
disebut eksudat meradang .
4.
Dolor : Rasa nyeri
Perubahan pH
lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsangujung-ujung
saraf. Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya
dapatmerangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi
akibatpembengkakan jaringan yang meradang
5.
Functiolaesa : Gangguan fungsi
Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang (Dorland,
2002).Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi
belumdiketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan
yangmeradan
D.
Gejala
Radang kadang-kadang dapat menimbulkan gejala systemic misalnya :
a.
fever/demam
b.
Yang merupakan akibat dari pelepasan zat pirogen endogen yang berasal dari
neutrofil dan makrofag. Selanjutnya zat tersebut akan memacu pusat pengendali
suhu tubuh yang ada dihypothalamus.
2)
disebabkan :
–
bacteriamia
–
efek prostaglandin E 2
–
karena lepasnya endotoksin bakteri yang disebut interleukin-1 ( IL-1)
3)
Perubahan hematologis.
4)
Rangsangan yang berasal dari pusat peradangan mempengaruhi proses maturasi
dan pengeluaran leukosit dari sumsum tulang yang mengakibatkan kenaikan suatu
jenis leukosit, kenaikan ini disebut leukositosis. Perubahan protein darah
tertentu juga terjadi bersamaan dengan perubahan apa yang dinamakan laju endap
darah.
a.
Gejala konstitusional.
5)
Pada cedera yang hebat, terjadi perubahan metabolisme dan endokrin yang
menyolok. Akhirnya reaksi peradangan local sering diiringi oleh berbagai gejala
konstitusional yang berupa malaise, anoreksia atau tidak ada nafsu makan dan
ketidakmampuan melakukan sesuatu yang beratnya berbeda-beda bahkan sampai tidak
berdaya melakukan apapun.
a.
leukositosis
6) jumlah leukosit
dalam darah bertambah, kadang-kadang sangat banyak bisa 50.000 per mm3 . tidak semua radang member leukositosis,
misalnya :
–
lymkphositosis : infections mononucleosis, batuk rejan, mumps
–
eosinofilia : terutama penyakit alergi seperti : asthma, bronchiale,
hay-fever, infeksi parasit
–
leucopenia : jumlah lekosit , dari pada normal. missal : infeksi karena
virus atau salmonella
b.
lain-lain seperti : pusing, malise, tidak nafsu makan, berat badan
berkurang.
E.
SEBAB
Berbagai macam
agen dapat mengakibatkan peradangan, yaitu :
Fisik ( Trauma,
Panas atau dingin, Radiasi )
Infeksi (
Bakteri, Virus dan Parasit )
Imun (Reaksi
antigen-antibodi, Reaksi yang diperantarai sel)
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nyeri adalah pengalaman
perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual
maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Menurut
Engel (1970) menyatakan nyeri sebagai suatu dasar sensasi ketidak nyamanan yang
berhubungan dengan tubuh dimanifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan
oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman atau fantasi luka.
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme
terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi
yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena
terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalanterhadap infeksi dan iritasi.
DAFTAR PUSTAKA
Birchfild.PC:Elder’s Health dalam Stanhope,M:Comunity
Health Nursing.Mosby,St.Louise Missouri.1996.
Black
J.M and Jacobs,EM.:Medical Surgical
Nursing 4th Ed Vol.I,II.:Saunders Pa.1993.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar