KATA PENGATAR
Membicarakan problem
pendidikan AIK di Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Setidaknya terdapat sebuah
pertanyaan : adakah AIK dikaji sebagai objek keilmuan sebagaimana disiplin yang
lain, ataukah AIK dijadikan rujukan pandangan hidup ataupun akidah untuk
mempelajari dan menjalani kehidupan? Seharusnya kedua aspek ini diintegrasikan
menjadi satu pendekatan yang utuh sekalipun pada prakteknya banyak kendala yang
harus diselesaikan. Maka dari itu dosen AIK dituntut untuk berijtihad menemukan
metode yang tepat, bagaimana cara untuk membantu mahasiswa tumbuh menjadi
sarjana yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Mempertemukan kedua
tuntutan ini sangat penting mengingat setiap diskusi dan pengajian selalu ada
pertanyaan kenapa terjadi kesenjangan yang begitu lebar antara idealitas ajaran
Islam yang diyakini dengan benar, hebat dan tinggi dan disisi lain realitas
perilaku para pemeluknya yang seringkali bertentangan dengan
ajaran agamanya.Ada tida indicator orientasi pendidikan Islam yang
kurang tepat, yaitu :
1.
Pendidikan Agama Islam saat ini lebih berorientasi pada belajar
agama, bukan belajar beragama. Sehingga tidak aneh jika banyak orang yang
memiliki pengetahuan tentang agama namun perilakunya tidak mencerminkan ajaran
tersebut.
2.
Tidak adanya pemilihan materi pendidikan agama yang tepat dan
sistematis. Sehingga banyak pengetahuan awal yang telewatkan.
3.
Kurangnya penjelasan yang luas dan mendalam serta kurangnya
penguasaan semantik dan generik atas istilah kunci dan pokok ajaran agama.
Pembinaan
intelektualitas dan spiritualitas Islam bagi para mahasiswa yang terjadi diluar
kampus tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak mahasiswa memiliki kematangan
berfikir, wawasan keislaman dan ketrampilan berorganisasi justru dari kegiatan
ekstra diluar kampus. Sebenarnya kondisi seperti ini bagi lembaga PTM merupakan
asset yang harus dipertahankan dan dibina melalui perkuliahan dengan metode
yang menarik minat mahasiswa, serta materi yang terstruktur dalam kurikulum.S
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammadiyah sebagai organisasi besar di
negeri ini tentu banyak faktor yang mempengaruhi tentang keberadaannya.
Selanjutnya muhammadiyah sebagai organisasi pembaharu pasti ada maksud
dan tujuan yang melandasinya. Dengan maksud dan tujuan tersebut muhammadiyah
bergerak dengan besar kecilnya kegiatan sebagai contoh amal usaha muhammadiyah.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang maksud,tujuan, sejarah perumusan
serta pengertian yang terkandung didalamnya. Rumusan maksud dan tujuan
muhammadiyah sejak berdiri sampai sekarang ini mengalami beberapa kali
perubahan redaksional, perubahan susunan bahasa dan istilah. Sekalipun begitu
tidak dengan sendirinya berubah isi dan jiwanya, karena hakekatnya antara yang
lama dan baru adalah sama-sama untuk perubahan yang lebih baik.
Maksud dan tujuan yang dimaksud adalah yang
termaktub dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga muhammadiyah. Pada
dasarnya maksud dan tujuan muhammadiyah adalah sebagai organisasi yang bergerak
dalam berbagai bidang amal usaha untuk perbaikan kualitaas hidup masyarakat
bangsa dan negara.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian
Muhammadiyah?
b. Siapa tokoh
pendirinya?
c. Bagimana berdirinya
muhammadiyah?
d. Apakah maksud dan
tujuan muhammadiyah?
C. Tujuan
Untuk mengenal muhammadiyah secara lebih dalam
dari berbagai sudut pandang. Sehingga sebagai bagian dari keluarga
muhammadiyah kita dapat melakukan hal yang diinginkan dari muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah
Berdirinya
muhammadiyah pada awal abad kedua puluh ini, tidak terlapas dari latar belakang
tertentu. Latar belakang tersebut kalau diklasifikasikan terbagi menjadi dua
bagian, yaitu latar belakang yang merupakan faktor subyektif dan latar belakang
yang merupakan faktor obyektif. Yang terakhir ini masih di bagi menjadi faktor
intern ( indonesia ) dan faktor ekstern
( luar negeri )
a.Faktor subyektif
Yang termasuk faktor subyektif ini adalah
faktor pribadi pendiri muhammadiyah yaitu KH.A.Dahlan. Kelahiran muhammadiyah
tidak dapat dilepaskan dari pribadi KH.A.Dahlan pemahaman KH.A.Dahlan terhadap
agama islam yang mendalam dan yang luas, merupakan pendorong pendiriaan
muhammadiyah, apa lagi kenyataanya beliau melihat, bahwa praktek pelajaran agama
islam di indonesia masih banyak yang belum seseuai dengan apa yang telah di
pahaminya. Menurut KH.A.Dahlan usaha – usaha untuk membawa umat ialsm agar
menjalankan syariat islam sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh nabi
Muhammad SAW harus dilakukan secar bersama – sama oleh sekelompok orang sesuai
yang dianjurkan surat Ali Immron 104
Pemikiran KH A.Dahlan yang cemerlang
tersebut tidak terlepas dari kehidupan pribadinya yang diuraikan secara singkat
sebagai berikut :
K.H.A
Dahlan dilahirkan pada tahun1868 dikampung Kauman Yogyakarta.Kampung ini
dikenal sebagai tempat bermukimnya orang-orang alim yang taat menjalankan agama
Islam . Pada masa kecil K.H.A.Dahlan diisinya dengan belajar agama pada orang
tuanya atau guru-guru lain,hingga pada umurnya yang ke 15,ayahnya H.Abu Bakar
mengirimnya ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan melanjutkan
pengajiannya. Setelah sekitar 4 tahun di Mekkah ia kembali ke Tanah Air, dan
melihat kenyataan bahwa praktek pelaksaan Islam banyak yang tidak sesuai dengan
apa yang telah dipelajarinya.Hakekat kenyataan seperti itu ,walaupun selain
baru pulang dari luar negeri,tidak serta mencelanya, malah tetap mengaji dan
berdiskusinai mengenai hal itu kepada
guru-guru yang lebih tua.
Akhirnya beliau bertemu dengan Syeh
Syurkati seorang tokoh Jamiatul Khoir dan menyarankan kepada K.H.A.Dahlan
kembali ke Mekkah untuk mendalami lagi agama Islam yang telah dipelajarinya
itu.Pada waktu beliau kembali lagi ke Mekkah ,disana telah banyak terjadi
perubahan dan sedang berkembang aliran pembaharuan yang dipelopori oleh
Muhammad Ibnu Abdul Wahab. K.H.A. Dahlan lalu mempelajari buku-buku tokoh-tokoh
pembaharu tersebut dan berkesimpulan , bahwa penyebaran ajaran Islam harus
dilaksanakan dengan perjuangan. Kembali ke Tanah Air K.H.A. Dahlan mengajak
teman-temannya untuk melaksanakan ide-idenya yang lalu,yaitu memperjuangkan
agar ajaran Islam dilaksanakan oleh umat Islam secara murni lalu lahirlah
Muhammadyah.
Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H,
atau 18 November 1990 Miladiyah, oleh K.H.A. Dahlan didirikan suatu
persyarikatan sebagai ‘’ Gerakan Islam” dengan nama Muhammadiyah yang disusun
dengan majelis-majelis (bagian-bagian)nya, mengikuti peredaran zaman serta
berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam permusyarawatan
atau muktamar. Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan
perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya,Nabi Muhammad SAW ,untuk
mendapat karunia dan ridho-Nya di dunia dan akherat, dan untuk mencapai
masyarakat yang sentosa dan bahagia, diserai nikmat dan rahmat Allah yang
melimpah-limpah ,sehingga merupakan “suatu Negara yang indah,bersih,suci dan
makmur dibawah perlindungan Tuhan yang Maha Pengampun”.
Maka dengan melalui Muhammadyah
,mudah-mudahan umat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang Sorga “Jannatun
Naim” dengan keridhoan Allah yang maha
Rahman dan maha Rahim.
b. factor obyektif
latar belakang ini merupakan keadaan dan
kenyataan social budaya maupun social kebudayaan sosial keagamaan pada masa itu baik yang ada di Indonesia maupun di
luar negeri.
1.Factor
obyektif intern.
Pada awal abad ke dua puluh keadaan umat islam di Indonesia
adalah sangat lemah. Kemiskinan maupun kebodohan ada pada umat islam. Dalam
bidang keaggamaan praktek–praktek bid’ah, khurafat,syirik dan takhayul
merajalela.keadaan ini memamg di ciptakan oleh kolonialis belanda yang ingin
berkuasa terus di Indonesia.Taktik yang digunakan adalah memperkecil kesempatan
pendidikan bagi bangsa Indonesia dan bagi yang berkesempatan mendapatkan
pendidikan ala barat yang menjauhkan mereka dari pengertian dan pemahaman dari
agama Islam. Di samping itu pemerintah kolonial Belanda yang berlatar belakang
agama Nasrani selalu berusaha dan menghalangi agar umat Islam tidak memahami
agama Islam secara murni dan benar ,karena pemahaman Islam yang benar akan
menimbulkan kesadaran akan kemerdekaan.Di pihak lain missi agama Nasrani makin
berkembang dengan mendirikan sekolah,rumah sakit dan tempat-tempat pelayanan
sosial lainnya. Apabila hal ini tidak diimbangi maka makin lama umat Islam
makin tertinggal. Kondisi Obyektif
masyarakat Indonesia diatas mendorong K.H.A. Dahlan untuk mendirikan
Muhammadyah.
2.Factor
obyektif ekstern
Keadaan dunia islam
yang jatuh/runtuh sejak abad ke 15 mulai bangkit lagi pada abad ke 19 dan awal
abad 20 dengan munculnya pembaharuan-pembaharuan pemikiran islam seperti
Muhammad ibn Abdul Wahab, Jamaludin Al Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridlo dan
lain-lain.Pemikiran-pemikiran meraka menyadarkan kembali umat islam untuk mendalami dan
memahami agama islam dari sumbernya yang asli.Pemahaman yang demikian akhirnya
menimbulkan kesadaran bahwa umat Islam harus bangkit dan ajaran Islam harus
diperjuangkan keberadaannya. Pemahaman dari tokoh-tokoh pembaharu itu meresap
pada diri KH.A.Dahlan terutama ketika ia pergi ke Mekkah untuk yang ke dua
kalinya. Sekembalinya ke Indonesia hubungan dengan pemikiran– pemikiran
tersebut masih diteruskan dan akhirnya melaksanakan organisasi Muhammadyah.
B. Pengertian Muhammadiyah
Arti muhammadiyah dapat ditinjau dari segi bahasa dan segi istilah
1. Segi Bahasa
Muhammdiyah berarti “ umat muhammad “ atau
“pegikut Muhammad “, yaitu semua orang yang beragama Islam dan meyakini bahwa
nabi Muhammad SAW adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir. Dengan kata
lain, siapa saja yang mengaku Islam yang dibawa nabi Muhammad SAW sesungguhnya
mereka adalah orang muhammadiyah.
2. Segi istilah
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang
didirikan oleh K.H.Ahmad Dahlan pada tanggal 8 dzulhijah 1330 atau 18 November
1912 di Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama oleh pendirinya karena dengan nama
itu berharap bisa meniru segala jejak perjuangan dan pengabdian nabi Muhammad
saw.
3.Menurut Anggaran Dasar Muhammadyah ps. 1
Muhammadyah
adalah gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar beraqidah Islam dan
bersumber pada Al-Quran dan sunnah, yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H bertepatan 18 November 1912 Miladiyah oleh K.H.A. Dahlan .
4.Menurut kepribadian Muhammadyah
a.Apakah Muhammadyah
itu
Muhammadyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan
“GerakanIslam” maksud geraknya ialah “Da’wah Islam amar ma’ruf nahi munkar “
yang ditujukan kepada dua bidang perseorangan dan masyarakat”.
Da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bilang pertama terbagi kepada
dua golongan :
1)
Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan
(tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang murni.
2)
Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan
ajakan untuk memeluk agama Islam.
Adapun da’wah Islam Islam dan amar ma’ruf nahi
munkar bilang kedua, ialah kepada masyarakat,bersifat kebaikan ,bimbingan dan
peringatan.
Kesemuanya itu dilaksanakan
bersama-sama dengan musyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhoan Allah
semata-mata. Dengan melaksanakan da’wah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar
dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadyah menggerakkan masyarakat
menuju tujuannya, ”Terwujudnya masyarakat utama,adil, dan makmur yang diridhoi
Allah SWT”.
b.Dasar dan amal usaha Muhammadyah
Muhammadyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas
prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqodimah Anggaran Dasar, yaitu:
1)
Hidup
manusia harus berdasar tauhid ,ibadah dan taat kepada Allah.
2)
Hidup manusia bermasyarakat
3)
Mematuhi ajaran – ajaran agama Islam dengan
keyakinan bahwa ajaran Islam itu
satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan
dunia dan akherat.
4)
Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5)
Ittiba’
kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW
6)
Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan
ketertiban organisasi.
c. Pedoman amal usaha dan perjuangan
Muhammadyah
Menili’ dasar prinsip tersebut diatas maka apapun yang
diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadyah untuk mencapai tujuan
tunggal nya, harus berpedoman “Berpegang teguh atas ajaran Allah dan Rasul-Nya
bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta
menempuh jalan yang diridhoi Allah”.
C. SEBAB - SEBAB
MUHAMMADIYAH DIDIRIKAN
Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara
lain:
1.
Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan
Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah,
dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang
terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar
kemurniannya lagi;
2.
Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara
umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu
organisasi yang kuat;
3.
Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga
pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi
tuntutan zaman;
4.
Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam
fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada
dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
5.
dan Karena keinsyafan akan bahaya yang
mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan
misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di
kalangan rakyat (Junus Salam, 1968: 33).
D. MAKSUD DAN TUJUAN MUHAMMADIYAH
Segala hal yang dikerjakan oleh muhammadiyah didahului dengan adanya maksud dan
tujuan tertentu. Dan dengan maksud dan tujuan itu pula akan mengarahkan gerak
perjuangan , menentukan besar kecillnya
kegiatan serta macam macam amal usaha muhammadiyah. Pada waktu pertama
berdirinya Muhamadiyah memiliki maksud dan tujuan sebagi berikut:
1.
Menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW
kepada penduduk bumi-putra, di dalam residensi Yogyakarta.
2.
Memajukan hal agama Islam kepada
anggota-anggotanya
Sejak pertama kali
didirikan oleh Ahmad Dahlan sampai Muktamar Muhammadiyah ke-44 di Jakarta tahun
2000. Rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah telah mengalami tujuh kali
perubahan redaksional, susunan bahasan dan istilah yang dipergunakan. Saat ini
Muhammadiyah menggunakan rumusan yang dihasilkan saat Muktamar ke-34 di
Yogyakarta, yaitu : “Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”
`BAB
III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam
pembaharu di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang dibangun oleh K.H. Ahmad
Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan
pembaharuan Islam. maksud dan tujuan Muhamadiyah, yaitu Menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Syamsul, Studi Kemuhammadiyahan: Surakarta: LPID, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar